Wirausahawan Muda Jangan Ragu dengan Bisnis Digital
Hadirnya revolusi industri 4.0 mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia. Dalam bidang ekonomi, perkembangan bisnis berbasis teknologi, contohnya saja seperti kehadiran ruang belajar online, aplikasi online shopping, hingga pemesanan penginapan dan tiket transportasi yang cepat dan mudah melalui gawai. Bercermin dari perkembangan ini, banyak peluang yang bisa digarap para wirausahawan muda.
Hal inilah yang mendorong Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) menyediakan pelatihan melalui Kelas Inspirasi bertajuk “Menjadi Enterpreneur” Best Practices Membuat Business Plan di Era Digital, di Auditorium Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, pada Kamis (20/06). Acara ini pembicara, CEO Cakratalk, Novi Wahyuningsih serta Aryo Wiryawan selaku Founder Jala.
Dalam materinya, Novi Wahyuningsih menyampaikan lika-likunya dalam membangun karir bisnis mulai dari menjaga warnet hingga membuat aplikasi yang mencapai urutan tiga dunia. “Dulu saya pernah menjaga warnet, dari sana saya belajar IT. Bahkan ada yang sempat menawari bisnis MLM sampai saya harus menggadaikan motor ayah,” kenangnya.
Masa lalu Novi yang penuh dinamika ini turut membentuknya dalam menemukan jalan bisnisnya. Ia menekankan bahwa bisnis yang terintegrasi dengan teknologi juga memiliki risiko yang tinggi. “Saya pernah meminta investor untuk menarik saham mereka karena takut akan terjadi sesuatu, tepat setelah ditarik, ternyata terjadi penipuan di Hongkong. Saya juga pernah memiliki kantor di Jogja dan mengembangkan beberapa aplikasi, namun labanya digunakan bukan untuk pengembangan lebih lanjut, tapi digunakan untuk judi oleh bos saya,” jelas Novi.
Hal berbeda disampaikan oleh pemateri kedua, Aryo Wiryawan. Ia menjelaskan apa saja yang menjadi starter pack untuk wirausahawan muda. Sebagai pemiliki Jala App yang berorientasi pada ternak udang, ia bercerita perihal memiliki bisnis plan yang baik, juga perihal memiliki tim yang kuat.
“Kita tahu apa yang kita jual, apa yang ingin kita tawarkan, tapi apakah kita bisa meracik orang yang berbeda-beda dalam tim?” tanya Aryo retoris kepada audiens. Ia menyebutkan bahwa semakin banyak variasi profesi dalam satu tim, maka akan lebih luas pola pikir dan kesempatan wirausahawan baik dalam mengembangkan gagasan ataupun pemecahan masalah yang kompleks. (IG/ESP)