Jumlah Guru Besar UII Kembali Bertambah
Bertepatan dengan bulan Ramadan yang penuh berkah, keberkahan turut menghampiri Universitas Islam Indonesia (UII) dengan bertambahnya jumlah Guru Besar di lingkungannya. Yakni, Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., berhasil menyandang predikat Guru Besar di bidang Ilmu Kimia dan menjadikannya sebagai Guru Besar yang ke-19 di lingkungan UII.
Pengangkatan Is Fatimah sebagai Guru Besar ditandai dengaan penyerahan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Nomor 13955/M/KP/2019 oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E, M.Com, Akt., kepada Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., dan diserahkan kepada Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., pada Rabu (29/5) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus UII Terpadu.
Dalam sambutannya Prof. Didi Achjari mengatakan dengan bertambahnya Guru Besar di wilayah Yogyakarta ini menjadi sebuah kerja keras yang terbayar. Terlebih saat ini jumlah guru besar di PTS wilayah V sendiri berlum terlalu banyak.
“Selamat kepada UII kini jumlah Guru Besar-nya kembali bertambah. Dan mungkin akan bertambah lagi, melihat antrian dari UII yang cukup banyak. Luar biasa UII semoga terus menelurkan Guru Besar lainnya,” tuturnya.
Prof. Didi Achjari menambahkan tanggung jawab yang ada di pundak seorang Guru Besar semakin tinggi. Sudah sepantasnya seorang Guru Besar memiliki perilaku yang baik dan mampu membagikan keahliannya sesuai dengan bidang keilmuannya.
“Guru Besar harus memiliki integritas yang tinggi. Seperti melakukan check and recheck pada jurnal yang dipublikasikan agar informasi yang disampaikan tersampaikan dengan jelas dan mampu dipahami masyarakat umum yang membacanya,” tambahnya.
Sementara itu Fathul Wahid mengungkapkan rasa syukur dengan bertambahnya Guru Besar di lingkungan UII yang harapannya kualitas pendidikan di UII akan terus meningkat. Ia mengatakan memiliki keinginan yang kuat akan potensi yang dimiliki UII dengan menargetkan 36 Guru Besar pada masa periodenya menjabat.
“Memang seperti sedikit berlebihan dengan target tersebut, namun sampai saat ini kami sudah melakukan pendataan dosen yang memenuhi kriteria Guru Besar dan dalam proses pengajuan. Semoga saja selalu dimudahkan Allah SWT untuk mencapai target itu,” ungkapnya.
Menjadi Guru Besar yang dipandang memiliki penguasaan suatu bidang yang sangat baik saat ini perannya cukup besar di lingkungan civitas akademika maupun masyarakat umum. Fathul Wahid menuturkan peran seorang Guru Besar saat ini yakni sebagai Engage Scholarship.
“Yakni yang mampu mengemas riset yang rumit menjadi publikasi yang mudah diolah dan dipahami, kemudian mampu membangun hubungan yang baik di komunitas sehingga mampu membagikan keahliannya di bidang tertentu dengan masyarakat umum ataupun komunitas yang ada di masyarakat,” tandasnya. (ENI/RS)