Meningkatkan Pola Hidup Sehat Dengan Puasa Ramadan
Bulan Ramadan menjadi momen yang istimewa bagi umat muslim untuk meraih keberkahan. Mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, umat muslim diberikan kesempatan untuk menunaikan berbagai macam amalan terbaik, sekaligus mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Namun terkadang pola hidup yang kurang sehat atau bahkan tidak sehat sering dilakukan, yang justru dapat mengurangi fadilat puasa di bulan Ramadan.
Dalam Kajian Spesial Senja, Safari Iman Ramadan Masjid Ulil Albab Universtas Islam Indonesia (SAFIR UII), Senin (13/5), hadir Ustadz Nanung Danar Dono. Dalam tausiyahnya membahas bagaimana menjaga pola hidup sehat di bulan Ramadan agar meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.
Ustadz Nanung menyampaikan salah satu fadilat puasa adalah menjaga pola hidup sehat. Pola hidup sehat ini bukan hanya mengenai kebutuhan pangan yang harus dipenuhi, namun juga pola pikir dan perilaku dalam berpuasa juga perlu dijaga. “Pola hidup sehat itu tidak hanya soal makan minum saja, namun juga tentang pola pikir serta tingkah laku dalam berkegiatan atau bermasyarakat juga perlu di jaga,” tuturnya.
Bukan hanya mengenai gizi dan nutrisi yang diperlukan, tetapi juga perlu diperhatikan bagaimana cara memperoleh makanan tersebut. Ustadz Nanung mengatakan sumber makanan yang dimakan ketika berpuasa saat ini perlu diamati agar tidak mengurangi keberkahan berpuasa. “Misalnya ketika akan membeli buah-buahan jangan sembarangan dalam mencicipi buah. Hendaknya kita meminta izin terlebih dahulu supaya buah yang telah kita makan itu tetap berkah,” ungkapnya.
Ustadz Nanung menjelaskan Rasulullah pernah bersabda yang artinya “Barangsiapa yang puasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Dalam hadist tersebut Ustadz Nanung menjelaskan dengan berpuasa di bulan Ramadan dapat menggugurkan dosa-dosa seseorang yang telah lampau, namun dengan syarat berpuasa dengan kesungguhan iman.
“Rasulullah itu tidak pernah berdusta, maka ketika Rasullullah mengatakan akan diampuni dosa yang lampau, itu benar adanya. Namun dengan syarat tadi dengan kesungguhan iman,” katanya.
Kesungguhan iman ini salah satunya adalah dengan menjaga pola pikir dan perilaku dalam menjalankan puasa. Ustadz Nanung menegaskan pola pikir dan perilaku ini bisa berbagai macam hal, seperti dengan tidak bergosip dan menyebarkan berita bohong. Sebagai seorang muslim harus mampu menjaga lisannya dari perkataan yang merugikan orang lain seperti halnya menyebarkan berita bohong. Hal ini dapat mengurangi pahala berpuasa yang telah dilakukan.
“Penting menjaga lisan apalagi melalui lisan saja kita dapat mencelakakan orang dan Allah tidak menyukai akan hal itu. Memang puasa yang dijalankan sah namun sesungguhnya pahala dari puasa tersebut akan terkikis sedikit demi sedikit akibat tidak menjaga lisan,” ungkapnya. (ENI/RS)