,

Faskes Layanan Primer Bantu Pulihkan Pengguna NAPZA

Salah satu permasalahan yang cukup berbahaya di Indonesia saat ini adalah penyalahgunaan narkoba. Masalah itu cukup berdampak besar terhadap turunnya kualitas generasi muda dan pembangunan bangsa. Penyalahgunaan narkoba atau lebih sering disebut NAPZA ini akan menimbulkan dampak terhadap fisik dan psikis penggunanya.

Pusat Studi Napza (PSN) Universitas Islam Indonesia (UII) menyikapi hal itu dengan menyelenggarakan seminar mengenai tantangan penyalahgunaan NAPZA. Seminar kali ini mengangkat tema “Tantangan Dalam Menghadapi Pasien Penyalahgunaan NAPZA di Pelayanan Primer.” Acara seminar tersebut dilaksanakan di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir pada Sabtu (4/5). Acara seminar tersebut mendatangkan pemateri dengan berbagai latar belakang.

Dalam seminar itu, dr. Pekik Peni Pertiwi selaku Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP DIY menyampaikan bahwa dalam setahun terakhir, jumlah prevalensi pemakai narkoba berada di angka 0.06% atau setara dengan 43.258 orang. “Dari angka tersebut, provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan memiliki angka prevalensi tertinggi. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi narkoba, yaitu dengan melakukan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi pengguna, dan pemberantasan jaringan sindikat narkoba. Selain itu juga dilakukan kampanye pencegahan pemakaian narkoba secara terus menerus.” Jelasnya.

Sementara pemateri lain, dr. Herlina Pohan, M.Sc., Sp.KJ menggarisbawahi pentingnya identifikasi cepat adanya penyalahgunaan NAPZA pada pasien yang datang ke layanan primer. “Deteksi dini terhadap penyalahgunaan Napza sebaiknya dilakukan secara rutin dan singkat. Harus memperhatikan hal-hal seperti kelompok berisiko tinggi, gejala klinis penyalahgunaan Napza, dan tanda-tanda perilaku para pemakai narkoba dalam mencari narkoba seperti saat pasien meminta obat tertentu yang lebih spesifik, atau saat pasien mengaku kalau obat yang sebelumnya hilang.” Papar Herlina.

Pada sesi ke tiga, dr. Al Bachri Husin, Sp.KJ(K) menjelaskan bahwa kecanduan merupakan sebuah penyakit kronis, primer dari imbalan otak, motivasi, ingatan dan sirkuit yang terkait. Terjadinya disfungsi dalam sirkuit ini mengarah pada manifestasi biologis, psikologis sosial dan spiritual yang khas. (RRA/ESP)