,

Lulusan UII Siap Menebar Manfaat

Universitas Islam Indonesia (UII) mewisuda 1.134 lulusan pada upacara wisuda Program Magister, Sarjana dan Diploma Periode II Tahun Akademik 2018/2019, di Auditorium Abdulkahar Muzakkir UII, Sabtu (24/11). Lulusan yang diwisuda terdiri dari 75 magister, 1.031 sarjana, dan 28 ahli madya. Hingga kelulusan kali ini, UII telah meluluskan lebih dari 94.790 alumni yang telah berkarya di beragam sektor.

Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menyampaikan, meluluskan para mahasiswa merupakan salah satu buah yang UII bisa tawarkan ke bangsa dan umat, sebagai perwujudan dari visi UII menjadi rahmat bagi semesta alam, rahmatan lil alamin.

Menurut Fathul Wahid, mereka yang pernah menikmati bangku perguruan tinggi merupakan penduduk Indonesia yang istimewa. Dimana saat ini, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia hanya 31%.

“Dari 100 penduduk Indonesia seusia para wisudawan dan wisudawati sebagai lulusan saat ini, hanya 31 orang yang mengenyam pendidikan tinggi. Para wisudawan dan wisudawati ini adalah golongan elite dalam masyarakat. Namun, ini tidak menjadi alasan bagi saudara untuk sombong,” tegasnya.

Fathul Wahid menambahkan, wisudawan dan wisudawati UII akan ikut mewarnai bangsa ini pada masa depan. Sehingga, menjadi keharusan untuk selalu berpikir dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Di hadapan wisudawan dan wisudawati UII Fathul Wahid berpesan akan tiga hal yang harus dipegang teguh. Pertama, para lulusan jangan pernah merasa cukup dalam belajar; kedua, agar para lulusan tetap tawaduk, dan rendah hati; ketiga, agar para lulusan selalu jaga muruah, martabat, diri sendiri, dan orang lain.

Menjaga martabat orang lain tidak kalah pentingnya dengan menjaga martabat diri sendiri. Tentang hal ini, Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D mengajak untuk menyimak dua fragmen, yakni fragmen yang menunjukkan kemuliaan akhlak Rasulullah yang selalu menjaga muruah, martabat, dan orang lain.

Mulai dengan mengembangkan pola pikir bahwa yang berbeda tidak selalu berdiri berseberangan. Keduanya bisa jadi saling melengkapi. Jika pun berbeda, keduanya sangat mungkin mempunyai argumennya masing-masing.

“Sebagai insan akademik yang dewasa, membuka diri dalam beradu argumen sehat sudah seharusnya dilakukan. Memang tidak selalu mudah, tetapi hal itu tidak mustahil untuk dilakukan,” tutur Fathul Wahid.

Sementara Wakil Alumni UII Mohamad Soleh, S.Psi, MM, CNLP, CRGP. menyampaikan UII merupakan kampus yang hebat, tidak hanya menyediakan lingkungan yang baik dan mendukung kemajuan mahasiswa, akan tetapi juga menyediakan kesempatan beasiswa bagi mahasiswanya.

”Ketika itu, UII menyediakan beasiswa selama satu tahun dengan syarat harus menjadi mahasiswa terbaik di UII,” tuturnya mengenang masa kuliah yang pernah dijalani di UII.

Mohamad Soleh yang juga merupakan pemilik AIDA Consultant menceritakan pengalamannya saat menempuh studi di UII. Ia berambisi untuk mengejar bagaimana caranya menjadi mahasiswa terbaik dengan ikut berbagai organisasi. Untuk mendapatkan beasiswa, Ia juga mengejar prestasi di lingkup lokal dan nasional dengan membuat berbagai tulisan ilmiah, baik dalam bentuk draft buku, editor buku ataupun tulisan lainnya.

“Dari sana saya sadar bahwa pertolongan Allah begitu dekat. Ketika kita menginginkan sesuatu dan berusaha keras serta berdoa untuk mencapainya, maka segalanya akan dimudahkan jalannya,” tuturnya.