,

Melalui KKN Diharapkan Mahasiswa UII Dapat Menebar Manfaat

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sarana bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat secara langsung, guna mengimplementasikan apa yang telah dipelajari selama menempuh pendidikan dalam kelas perkuliahan. Lebih dari itu, dalam menjalankan KKN para mahasiswa juga diharapkan dapat mendatangkan manfaat dan bukan malah menjadi beban di masyarakat.

Disampaikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., pada Pembekalan Mahasiswa KKN Angkatan 57 UII, mahasiswa hendaknya juga dapat belajar mengenai hal-hal yang belum diketahuinya, seperti tersirat dalam empat pilar pendidikan menurut UNESCO.

“Pertama learning to know atau belajar untuk mengetahui, mahasiswa harus aktif untuk mencari informasi dari siapa saja. Bisa dosen juga masyarakat untuk mengetahui hal-hal yang baru,” ujar Fathul Wahid pada acara pembekalan yang digelar di Auditorium Abdulkahar Muzakkir UII, Sabtu (21/7).

Fathul Wahid menuturkan, berikutnya yang kedua adalah learning to do atau belajar untuk menjalankan, mahasiswa harus belajar untuk mejalankan semua tugas yang diberikan melalui tugas maupun pengabdian. Ketiga, Learning to be atau belajar untuk menjadi sesuatu, para mahasiswa akan belajar sesuatu yang lebih mendalam lagi. “Bagaimana mahasiswa yang menguasai kompetensi tertentu bisa mengaplikasikannya sebagai pencapaian aktualisasi diri,” ujarnya.

Selanjutnya disampaikan Fathul Wahid, yang keempat mahasiswa penting untuk learning to live together. Mahasiswa diharapkan dapat duduk bersama, hidup berdampingan serta hidup bersosial. “Hal ini adalah yang paling sulit untuk dilakukan. Maka dari itu manfaat dari KKN sendiri agar dapat mengharmonisasikan keempat pilar tersebut dalam kehidupan bersosial dengan masyarakat,” jelasnya.

Di hadapan mahasiswa peserta pembekalan, Fathul wahid juga menekankan bahwa kedepannya para mahasiswa UII tidak bisa lagi bertopang dan mengandalkan dosen, para pembimbing dan juga rekan-rekannya. Oleh karenanya sudah saatnya para mahasiswa terjun langsung ke kehidupan bermasyarakat dan mampu mengembangan ilmu yang selama ini dicapai.

“Tentu saja dengan mengimplementasikan ilmu yang dibarengi dengan akhlak yang mulia. Karena apabila seorang mahasiswa mempunyai ilmu yang banyak namun tidak memiliki akhlak yang baik maka ilmu itu akan sia-sia,” tuturnya.

Sementara dikatakan Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyrakat UII, Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., waktu KKN atau program pengabdian masyarakat selama satu bulan sebenarnya tidaklah cukup. Diperlukan waktu yang lebih panjang, namun hal ini diharapkan tidak menghalangi langkah untuk tetap mengabdikan diri pada masyarakat.

“Selama melakukan program KKN, para mahasiswa dengan universitas bersama-sama untuk menemukan sebuah orientas pemikiran, sikap dan karakter dalam membangun desa, menggali potensi keterampilan serta membangun hubungan baik. Selain juga dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna untuk menambah pendapatan desa sehingga bisa mensejahterakan masyarakatnya,” jelasnya.

Yulianto Purwono menekankan bahwa disinilah peran mahasiswa dan universitas dibutuhkan dalam penggalian potensi yang ada di desa. “Bisa dengan cara menggali dalam sektor agrikultur, kesenian, kuliner juga pariwisata,” imbuhnya. (RRA/RS)