UII Kembali Selenggarakan Lokakarya HEInnovate
Sebagai bentuk dari implementasi hibah Growing Indonesia: A Triangular Approach (GITA) tersebut, UII kembali selenggarakan Lokakarya mengenai HEInnovate yang merupakan alat ukur (independent assessment tool) untuk menilai potensi inovasi institusi perguruan tinggi pada Rabu (16/5) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus UII Terpadu, Jl. Kaliurang Km.14,5.
GITA sendiri merupakan program yang memberikan manfaat bagi UII untuk mengembangkan potensi entrepreneurial university. Di samping itu, program tersebut juga meningkatkan kapasitas mahasiswa, lulusan, dosen dan segenap sivitas akademika dalam tiga area prioritas yaitu kerjasama universitas-bisnis (university-enterprise cooperation), kewirausahaan (entrepreneurship), dan kelayakan kerja lulusan (employability of graduates).
Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. menuturkan bahwa UII menerima hibah dari Erasmus berupa program GITA yang bertujuan untuk mensinergikan dan mengaktualisasikan potensi yang ada di UII dalam konteks unversitas yang memiliki mindset kewirausahaan,
Disampaikan Ilya Fadjar Maharika, harus disadari bahwa universitas memiliki aset yang luar biasa berupa ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini harus mampu bersinergi dengan mindset wirausaha untuk meningkatkan kapasitas kita nantinya. “Ini bukan berarti orientasi kita materi, namun disini kita menjadikan mindset wirausaha ini menjadi bagian yang terintegrasi dalam proses pengembangan tata kelola, kurikulum dan lain sebagainya,” jelasnya.
Sementara disampaikan Ir. Wiryono Raharjo M.Arch., Ph.D. selaku salah satu tim UII, acara lokakarya kali ini sejatinya memiliki tujuan yang sama dengan yang pertama dilakukan yakni untuk menggali sejauh mana persepsi warga UII tentang kualitas entrepreneur yang dimiliki. Yang membedakan dengan yang pertama adalah pengantarnya yang menggunakan Bahasa Indonesia dan peserta yang hadir dipilih dari latar belakang yang berbeda.
“Acara hari ini sama dengan yang pertama, hanya kali ini kami menjaring responden yang berbeda. Kalau yang kemarin ketuanya sekarang wakil-wakilnya seperti Sekretaris Program Studi, begitupun dari mahasiswa kami menjaring dari latar belakang yang berbeda,” ungkapnya.
“Satu lagi yang membedakan bahwa acara lokakarya yang sekarang juga sudah menggunakan versi bahasa Indonesia, diharapkan dengan berbahasa Indonesia ini pemahaman para peserta akan kontennya menjadi lebih mudah,” imbuh Wiryono Raharjo yang juga merupakan Direktur Kantor Urusan Intenasional UII.
Lebih lanjut Wiryono Raharjo menjelaskan bahwa lokakarya ini menjadi salah satu proses, dimana semua masukan akan menjadi pertimbangan dalam membuat dan menentukan aksi, “Selama ini kitakan masih sporadis mindset kewirausahaannya, maka melalui lokakarya ini kita akan mendesain action plan untuk memperjelas arah entrepreneur kita,” tandasnya, (EF)