Rencanakan Pernikahan Untuk Meraih Kesuksesan

Sebuah pernikahan yang direncanakan dengan baik dapat menghantarkan seseorang pada kesuksesan. Tema inilah yang mengemuka dalam kajian bertemakan “Nikah atau Sukses yang Mana Dulu Ya?” yang diselenggarakan di Lapangan Boulevard Universitas Islam Indonesia pada Sabtu (7/4). Kajian ini dibawakan oleh Ustadz Berri El Makky yang merupakan seorang founder rill hijrah, penulis buku, dan motivator nasional.

Kajian yang didahului dengan pembukaan, membahas tentang nikmat yang didapatkan oleh umat manusia hingga akhir hayatnya. Nikmat tersebut adalah manusia terlahir sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Salah satu keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh Allah SWT adalah pemberian balasan satu kebaikan menjadi 10 hingga 700 kali lipat kebaikan.

Akan tetapi perbuatan dosa hanya akan dibalas satu kali saja dan bahkan tidak mendapatkan balasan. Berbeda dengan kaum nabi yang terdahulu dimana ketika berbuat dosa akan langsung mendapat balasan dari Allah SWT.
Berri El Makky menambahkan Rasulullah SAW pernah kecewa dengan umatnya. Kekecewaan Rasulullah diabadikan dalam surat Al-Furqan ayat 30. Kekecewaan tersebut dikarenakan akan ada kaum dari umat Nabi Muhammad SAW yang mengabaikan Al-Quran.

Dalam surat Ali-Imran ayat 110 dikatakan umat Nabi Muhammad saw merupakan umat yang terbaik. Berri El Makky melanjutkan pembahasannya bahwa umat manusia menjadi yang terbaik dikarenakan mengemban amanah dakwah, segala sesuatu yang dekat dengan Al-Quran maka hal tersebut menjadi yang terbaik.

“Nikah atau sukses bukanlah pilihan, artiya adalah nikah lalu sukses. Tidak ada yang sukses tanpa menikah dan tidak ada orang yang menikah tidak sukses” Ujarnya. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 32.

Rasulullah saw juga bersabda bahwa awal dari kebaikan adalah meninggalkan dosa dan menikah adalah salah satu cara untuk meninggalkan dosa. Dalam proses perkenalan dapat dilakukan dengan cara berta’aruf dan yang dicari dalam proses itu adalah ketakwaannya. Mencintai seseorang hendaknya didasarkan karena cintanya kepada Allah SWT. (NR/ESP)