,

Mahasiswa UII Selesaikan Double Degree di University of Hawai’i at Manoa

Mahasiswa Konsentrasi Rekayasa Kegempaan dan Manajemen Bencana (RGMB), Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (PMTS UII), Jafar, ST., berhasil menyelesaikan studi di University of Hawai’i at Manoa (UHM), Amerika Serikat melalui program double degree. Setelah menempuh studi S2 selama 1 (satu) tahun di Indonesia, Jafar juga mengikuti proses perkuliahan secara langsung di Amerika Serikat selama 1 (satu) tahun.

Program double degree yang diikuti Jafar tersebut merupakan implementasi kerjasama antara Konsentrasi Rekayasa Kegempaan dan Manajemen Bencana UII dengan Department of Urban and Regional Planning (DURP) UHM. Kerjasama yang dilakukan antara kedua institusi ini memungkinkan mahasiswanya mendapat dua gelar master sekaligus.

Disampaikan Ketua Program MTS UII, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U. pada Rabu (4/4), di Ruang PMTS UII, kerjasama antara UII dan UHM ini telah diinisiasi sejak tahun 2010 yang lalu, namun baru terealisasi tahun 2017. Program kerjasama yang dilakukan merupakan salah satu langkah dalam menanggapi kompetisi global yang semakin masif.

Program double degree ini juga telah memperoleh akreditasi dari Western Association of Schools and Colleges (WASC). Hal ini menunjukkan kurikulum yang diterapkan Program Magister Teknik Sipil UII telah diakui secara internasional. “Selain itu, program double degree yang dijalankan ini merupakan salah satu syarat Program Beasiswa Unggulan dari Kemenristekdikti,” ujar Prof. Sarwidi.

Prof. Sarwidi menjelaskan, kerjasama yang terjalin antara kedua institusi dilatar belakangi oleh komitmen keduanya untuk misi kemanusiaan dalam penanggulangan bencana. Baik UII maupun UHM sama-sama mempunyai fokus terhadap penanggulangan bencana. Kendati demikian, pendekatan studi yang digunakan oleh kedua universitas cukup berbeda.

“Program Studi Rekayasa Kegempaan dan Manajemen Bencana UII memfokuskan penanggulangan bencana dengan menggunakan pendekatan ilmu rekayasa (engineering). Sementara Departmen of Urban and Regional Planning UHM menggunakan pendekatan sosial dan kebijakan public,” paparnya.

Program double degree di bidang manajemen bencana ini menurut Prof. Sarwidi juga merupakan yang pertama kali terjalin antara universitas yang ada di Indonesia dan UHM. Keunggulan dari program ini mahasiswa dibekali pendekatan dari sisi teknik dan ilmu sosial, sehingga mahasiswa diyakini memiliki atribut yang lebih lengkap dalam penanggulangan bencana.

Tentunya akan lebih maksimal dibanding jika hanya mengandalkan satu pendekatan saja karena pada dasarnya kajian pada penanggulangan bencana merupakan sebuah upaya dari berbagai bidang yang kompleks. “Kolaborasi disiplin ilmu teknik dan sosial mampu menawarkan alternatif yang mencakup berbagai dimensi yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia saat ini,” Prof. Sarwidi menuturkan.

Sementara disampaikan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc., FTSP sudah berkomitmen untuk diakui secara internasional. Hal ini tampak dari ketiga Program Studi S1 di FTSP yakni Teknik Sipil, Teknik Lingkungan dan Arsitektur saat ini telah terakreditasi secara internasional.

Widodo Brontowiyono menuturkan, kerjasama yang terjalin dengan UHM merupakan pengembangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di FTSP UII. Dengan adanya kerjasama ini, secara langsung kurikulum dan sistem pendidikan khususnya yang ada di Magister Teknik Sipil sudah diakui dan setara dengan yang ada di UHM.

Menurut Widodo Brontowiyono, sebelum program double degree, juga telah dilakukan kerjasama lain berupa Seminar dan beberapa kunjungan. Bahkan Rektor UHM dan Adik Mantan Presiden Amerika Serikat Maya Soetoro-Ng, PhD. juga pernah datang berkunjung langsung ke UII.

Impian Yang Menjadi Kenyataan

Dengan berbagai tujuan dan alasan yang melatarbelakanginya, menempuh studi di Luar Negeri merupakan sebuah impian bagi sebagian besar pelajar Indonesia, termasuk bagi Jafar. Keinginan untuk merasakan pengalaman dan tantangan baru di negeri orang mendorongnya untuk mencari kesempatan untuk melanjutkan studi di luar negeri.

Jafar mengaku, pilihannya melanjutkan studi di Program Studi RGMB UII merupakan pilihan yang tepat. Sewaktu pendaftaran, Ia diberitahu bahwa prodi RGMB menjalin kerjasama dengan Department of Urban and Regional Planning (DURP), University of Hawai’i at Manoa (UHM). Kerjasama yang ditawarkan berupa program Dual Degree. Mahasiswa yang terpilih akan mendapatkan kesempatan, bukan hanya menempuh studi di UII, tapi juga di UHM.

“Mahasiswa yang berhasil menyelesaikan program ini akan mendapatkan dua gelar master. Ketika saya dihadapkan pada peluang ini, saat itu pula saya membulatkan tekad untuk “fight” semampu saya untuk mewujudkannya,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan Jafar, impiannya untuk menempuh studi di luar negeri menjadi kenyataan di tahun 2017. dengan terpilih sebagai mahasiswa Dual Degree dan mendapatkan kesempatan menempuh studi di UHM selama satu tahun, terhitung dari bulan Januari hingga Desember 2017. “Di UHM, saya menyelesaikan dua semester reguler (Spring and Fall 2017) dan satu Summer semester 2017,” ungkapnya.

Jafar menuturkan, di luar konteks akademik, program dual degree menawarkan pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa yang terpilih untuk merasakan perjuangan di lingkungan yang baru dengan sejuta tantangannya. “Banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan, seperti kemandirian, tanggung jawab, manajemen waktu, manajemen pekerjaan, cara berkomunikasi, dan lain sebagainya,” tuturrnya.

Selain itu menurut Jafar, ada satu pengalaman atau kenangan yang tak terlupakan dari studinya di Hawai’i, yaitu jamuan makan siang bersama First Lady of Hawai’i Mrs. Ige. Pada tanggal 25 April 2017, Ia diundang oleh Dekan College of Social Sciences, Denise Eby Konan untuk makan siang bersama First Lady of Hawai’i. Pada intinya, acara makan siang tersebut merupakan acara yang disiapkan oleh Dekan Konan untuk menceritakan pencapaian departemen-departemen di bawah College of Social Sciences, termasuk program doublel degree ini.

“Di acara tersebut, saya memperkenalkan diri secara langsung kepada Ms. Ige dan menjelaskan tentang program double degree yang sedang saya tempuh. Mrs. Ige menyambut dengan sangat baik program ini dan berharap program ini dapat terus berlanjut. Ia beliau menilai kerjasama ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak, Indonesia dan Hawai’i,” ujarnya. (MHH/RS)