Ruqyah Syar’iyyah: Terapi Al-Quran untuk Penyembuhan
Bekerjasama dengan Rehab Hati Foundation, Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA) menggelar kegiatan bertajuk “Tabligh Akbar & Ruqyah Syar’iyyah Massal” pada Jumat (30/3) malam, bertempat di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII). Ratusan jamaah memadati masjid dan antusias mengikuti berlangsungnya kegiatan. Dengan mengusung tema “Meraih Kesembuhan bersama Al-Quran”, acara ini mengangkat pentingnya ruqyah syar’iyyah sebagai salah satu metode penyembuhan dalam Islam.
Ruqyah syar’iyyah merupakan sebuah teknik terapi penyembuhan dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Quran dan do’a-do’a yang mu’tabaroh kepada pasien/orang yang diruqyah, dengan sesuai kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana dicontohkan pada masa Rasulullah Saw. Ruqyah juga menjadi salah satu media untuk membentengi diri dari gangguan sihir. Praktik ruqyah syar’iyyah ini sejalan dengan ayat Al-Quran surat Al-Isro ayat 82 yang menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan sebagai obat bagi manusia.
Demikian pemaparan Ustadz Sholeh Kurniawan selaku Wakil Founder Rehab Hati Foundation, yang membuka rangkaian kegiatan dengan materi pengantar, sebelum praktik ruqyah massal dilaksanakan. Turut hadir mendampingi beliau, Ustadz Abu Abdirrahman yang juga merupakan pemateri Kajian Rutin di Masjid Ullil Albab. Dalam pemaparannya, Ustadz Sholeh menjelaskan bahwa terdapat dua jenis ruqyah yaitu ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah. Ruqyah syar’iyyah, ungkapnya, merujuk kepada ruqyah yang sesuai dengan tuntunan syari’at, yaitu dengan metode terapi Al-Quran, sementara ruqyah syirkiyyah merujuk pada praktik ruqyah yang di dalamnya tidak sesuai syariat, yaitu mengindikasikan perilaku-perilaku syirik atau menyekutukan Allah Swt.
Ustadz Sholeh juga menekankan arti penting ruqyah sebagai sarana untuk membentengi diri dari praktik sihir. Sihir, dalam paparannya, membahayakan aqidah sekaligus nyawa seseorang, oleh karenanya Islam merespon hal itu dan memberikan tuntunan ruqyah syar’iyyah dengan menggunakan Al-Quran untuk menghalau gangguan-gangguan jin, termasuk sihir. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa ruqyah syar’iyyah juga harus disertai dengan kegiatan Tazkiyyah an-Nafs atau penyucian jiwa. “Semua bentuk pengobatan, harus disertai Tazkiyyah. Ruqyah tanpa Tazkiyyah maka hasilnya nol,” pungkasnya.
Selanjutnya selepas Isya, acara dilanjutkan dengan materi dari Ust. Nuruddin Al-Indunissy selaku Founder Rehab Hati Foundation. Materi ini menjadi materi terakhir sebelum praktik ruqyah syar’iyyah massal dilaksanakan. Disampaikan olehnya, bahwa ruqyah juga berkhasiat untuk menangkal beberapa jenis sihir, salah satunya sihir maaridh. Sihir maaridh adalah salah satu jenis sihir yang berbentuk penyakit. Penyakit tersebut bisa berupa penyakit ruhani maupun penyakit jasmani. Sedangkan untuk penyembuhannya, Ia mengatakan bahwa sakit ruhani perlu diobati dengan ruqyah syar’iyyah dan tazkiyyah an-nafs, atau yang disebut dengan terapi ibadah. Sementara untuk penyakit jasmani, maka selain terapi ibadah juga perlu disertai dengan berbagai ikhtiar medis, terutama konsumsi obat-obatan herbal yang disunnahkan.
Pada kesempatan yang sama, Ustadz Nuruddin juga memberikan metode bagaimana Al-Quran dapat menjadi media penyembuhan dalam ruqyah syar’iyyah. Pertama, Al-Quran harus dibacakan secara lantang dengan bacaan yang fasih dan benar. Kedua, perlu adanya keyakinan dan niat yang kuat untuk memperoleh kesembuhan dengan izin Allah. Ketiga, praktik ruqyah syar’iyyah harus sesuai dengan contoh Nabi Muhammad Saw. Keempat, peruqyah perlu membentengi diri dari tipu daya setan, atau talbisul iblis. Dan terakhir, perlunya menghilangkan penghalang antara pasien dengan kesembuhan, yaitu maksiat dan dosa.
Sebagai penutup, acara dilanjutkan dengan ruqyah massal yang dipimpin langsung Ustadz Nuruddin dan diikuti oleh para jamaah. Pada kegiatan ini, Arif, selaku pengurus Masjid Ulil Albab yang juga penanggung jawab kegiatan berharap bahwa dengan terselenggaranya kegiatan ini, jamaah dapat memperoleh pengetahuan mengenai kaitan ruqyah dengan pendidikan tauhid, hakikat penyakit dan kesembuhan dalam Islam, memahami hakikat gangguan-gangguan sihir, serta memahami hakikat ruqyah sebagai metode penyembuhan, yang dengan ilmu tersebut jamaah dapat melaksanakan ruqyah secara mandiri di kemudian hari.
“Lewat kegiatan ini juga tujuannya untuk melatih agar para jamaah dapat melaksanakan ruqyah secara mandiri. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan tersebut memberikan kesan yang berdampak bagi para jamaah, khususnya dalam perilaku sehari-hari,” ujarnya. (MIH/RS)