Disabilitas Bukan Halangan Untuk Berprestasi
Mahasiswa penyandang disabilitas di Universitas Islam Indonesia (UII) menorehkan prestasi di bidang akademik yakni lulus dengan predikat cumlaude pada pelaksanaan Wisuda UII Periode IV Tahun Akademik 2017/2018, di Gedung Auditorium Prof. Dr. Abdul Kahar Mudzakkir UII, Sabtu (24/3). Alfiana Asti Premasari, mahasiswi asal Yogyakarta yang sebelumnya menempuh pendidikan S-1 pada Program studi Pendidikan Bahasa Inggris UII ini berhasil menyelesaikan studinya dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,73.
Tugas akhir yang ditulis Alfi sebagai syarat kelulusan berjudul “Hubungan Antara Prestasi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Dengan Dukungan Orang Tua”. Putri pasangan Aspandi dan Murtiwati ini mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan predikat cumlaude, karena awalnya sedikit mendapat kesulitan dalam pengerjaan skripsi seperti saat proses bimbingan dan kurangnya konsultasi dengan dosen pembimbing.
Keterbatasan secara fisik tidak menjadi hambatan bagi Alfi untuk menuntut ilmu dan terus maju. Dalam perjalanannya untuk dapat melanjutkan pendidikan hingga bangku kuliah tidak mudah dan melalui banyak rintangan. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan perguruan tinggi reguler hanya menerima mahasiswa/i dilihat dari segi fisiknya dan tidak menerima mahasiwa/i baru dengan berkebutuhan khusus.
“Awalnya orang tua sempat putus asa untuk melanjutkan pendidikan saya hingga ke jenjang universitas karena universitas kebanyakan tidak menerima mahasiswa dengan kebutuhan khusus,” ujarnya penuh haru.
Alfi mencoba peruntungannya untuk bisa melanjutkan pendidikannya di kampus UII, hingga akhirnya pada tahun 2013 Alfi diberikan kesempatan mengenyam pendidikan di UII dengan syarat mampu lolos dalam tes seleksi. Dengan usahanya sendiri, Alfi berhasil lolos dalam tahap seleksi dan mendapat jaminan pemenuhan seluruh aksesibilitas bangunan di kampus UII hingga lulus.
“Kesulitannya terkait aksesibilitas selama menjalani masa perkuliahan saat mendapat kelas di lantai atas gedung bertingkat, maka saya akan berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA). Setelah itu akan diusahakan agar kelasnya bisa dipindah ke lantai dasar,” ungkap wisudawati UII yang lahir di Kulonprogo, 15 Juli 1992.
Dara yang sebelumnya menamatkan pendidikan di SMAN 2 Ngaglik ini menyadari kekurangannya dari segi fisik sehingga tidak memungkinkan baginya untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang mengandalkan tenaga fisik.
Alfi lebih mengutamakan untuk mengasah kemampuan intelektualnya melalui usahanya selama ini untuk belajar dengan giat sebagai stimulus untuk memaksimalkan kecerdasan yang Ia miliki. Selain motivasi dari dalam diri sendiri untuk terus maju, Ia juga mendapatkan dukungan serta motivasi dari lingkungan sekitarnya seperti orang tua.
“Selain karena kesukaan saya dengan bahasa Inggris sejak SMP, orang tua saya juga mendukung dan menyarankan untuk memilih Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris,” tuturnya.
Alfi bercita-cita kelak dapat bekerja menjadi penerjemah atau menjadi kontributor majalah yang tidak harus berada di kantor dan bisa dikerjakan dirumah. Terkait hubungan pertemanan selama menjalani pendidikan di kampus UII, Alfi mengaku tidak ada kendala yang berarti, hanya saja saat awal perkuliahan Ia merasa sedikit canggung karena berbeda dari teman-teman yang lain.
“Seiring berjalannya waktu, hubungan pertemanan membaik dan tidak lagi canggung antara satu sama lain,” tuturnya.
Alfi memiliki tekad yang kuat untuk terus melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah menyelesaikan proses administrasi pasca kelulusan nanti, Ia berencana menempuh pendidikan pada jenjang S-2 Magister Pendidikan Bahasa Inggris atau Studi Disabilitas dan Pendidikan Inklusif.
Selain bertekad tinggi dalam bidang pendidikan, Alfi juga merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan sosial. Terbukti Ia aktif sebagai pengurus di salah satu komunitas difabel di Yogyakarta. Dengan keterlibatannya di dalam komunitas tersebut menjadi salah satu sumber motivasinya untuk terus belajar dan maju.
“Teman seperjuangan saya di dalam komunitas disabilitas banyak yang seumuran bahkan lebih tua daripada saya, dan mereka memiliki kemampuan intelektual yang memadai akan tetapi mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak,” tambahnya.
Tidak lupa Alfi juga memberikan pesan untuk para mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan di UII. Pertama, untuk tidak mudah menyerah dan terus berusaha yang terbaik dalam menuntut ilmu. Iai juga berpesan kepada para mahasiswa yang masih menempuh pendidikan di kampus UII untuk bersyukur dan memanfaatkan segala kelebihan yang dimiliki.
“Kalian harus berjuang semaksimal mungkin dengan segala kelebihan yang kalian miliki baik dari segi fisik maupun intelektual. Sementara banyak orang diluar sana yang kurang beruntung karena memiliki keterbatasan ditambah tidak adanya dukungan dari orang tua sehingga mereka tidak dapat merasakan bangku kuliah dan impiannya terhambat,” pungkas Alfi yang atas capainnya ini mendapatkan penghargaan dari UII atas dedikasi dan prestasi. (RR/RS)