CILACS UII Selenggarakan Pelatihan BIPA
Fenomena globalisasi yang terjadi di dunia internasional saat ini memaksa setiap pihak untuk bersaing satu dengan yang lainnya agar bisa bertahan. Termasuk di dalam bidang pendidikan yang harus terus meningkatkan kualitasnya, baik itu materi yang diajarkan dan juga kualitas pendidiknya.
Maka dari itu Center for International Language and Cultural Studies (CILACS) yang merupakan pusat pelatihan bahasa dan budaya dibawah Universitas Islam Indonesia (UII) bersama dengan Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APBIPA) Bali mengadakan Program Sertifikat Guru BIPA level 1: Metodologi Pengajaran BIPA yang diselenggarakan di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito Ruang Sidang Lt.2, Kampus Terpadu UII, selama tiga hari, 8-10 Maret 2018.
Acara ini diikuti sebanyak 33 peserta yang berasal dari berbagai instansi pendidikan. Selama tiga hari program pelatihan, para peserta diberikan materi yang saling terkait satu sama lain mengenai materi pembelajaran hingga bagaimana cara mengajar yang baik dan menarik.
Herman Felani, M.A., selaku Manager of Program Development International Program UII mengatakan bahwa diadakannya acara ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan, metode, dan teknik pengajaran BIPA. Meningkatkan kualitas kompetensi bahasa asing, penguasaan materi dan metode mengajar oleh para tenaga pengajar agar kedepannya para pengajar bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan penguasaan bahasa Indonesia.
Menurut Herman Felani, CILACS UII bersama APBIPA Bali mengadakan Program Sertifikat Guru BIPA level 1 ini dilatar belakangi oleh karena di Indonesia saat ini banyak warga negara asing yang tinggal menetap, bekerja atau hanya sekedar menuntut ilmu, banyak dibutuhkan pengajar bahasa yang memenuhi persyaratan tertentu yaitu metode, teknik, dan strategi pengajaran.
“Agar nantinya para guru BIPA dapat terampil dalam mencari peluang mengajar BIPA di negara-negara lain, misalnya Australia, Jepang dan lainnya. Tak hanya mengajarkan bahasa Indonesia saja, namun bisa mengajarkan kesenian dan kebudayaan dengan cara pembelajaran yang menarik sehingga kedepannya ilmu yang didapatkan oleh siswa BIPA bisa bermanfaat,” jelasnya. (RRA/RS)