Produk Inovatif Mahasiswa UII Tampil di Ajang Inovasi Taiwan
Mahasiswa UII tak henti-hentinya menorehkan prestasi dalam berbagai bidang di ajang internasional. Diwakili oleh 3 tim dari para mahasiswa, Tim UII meraih 3 Medali Emas, Best Asian Invention, Best Award from Saudi Arabia, Best Award from Malaysia, dan Best Award from Canada. Penghargaan ini diraih dalam ajang Kaohsiung International Invention Design Expo (KIIDE) yang diinisiasi oleh World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) dan Taiwan Invention Products Promotion Association (TIPPA). Acara ini diadakan di International Convention Center Kaohsiung (ICCK), Kaohsiung, Taiwan dari tanggal 8 – 10 Desember 2017.
Ajang bergengsi ini diikuti oleh 20 negara dari Asia, Afrika dan Eropa dengan persaingan lebih dari 500 inovasi penemuan terbarukan. Selain itu seleksi ketat juga harus dilewati oleh tim dari UII dengan seleksi administrasi.
Tim pertama yang terdiri dari Yanasta Yudo Pratama, Nadhifah Khairunnisa Alfath, Ikhwan Alfath Nurul Fathony dan Nastiti Widya Ikhsani membawa inovasi “Jogja Siaga, Application for Relief in Emergency”. Inovasi ini merupakan sebuah aplikasi berbasis android dengan tujuan untuk mempercepat kerja tim penolong pertama pada kasus emergency atau kegawatdaruratan. Sehingga nantinya, ketika ada kasus emergency, orang di sekitar tidak hanya sebagai “penonton” korban kecelakaan, tetapi dapat menjadi penolong pertama dengan memanfaatkan aplikasi di smartphone androidnya masing-masing.
Tim kedua beranggotakan Yanasta Yudo Pratama, Reinike Larasati Fajrin, Nurmala Widya Absari, Taufiq Singgih Baskoro, Putri Wahyu Ningsih, Hasyim Abdulloh, Riadho Clara Shinta dengan dosen pembimbing dr. Sufi Desrini, M.Sc membawa inovasi “UNISI Doll as a Tool Overcoming Adherence in Tuberculosis Treatment”.
Inovasi ini merupakan sebuah boneka yang terintegrasi oleh aplikasi android sebagai pengingat meminum obat.
Ketika setiap pasien patuh meminum obat khususnya obat tuberkulosis yang notabene diminum cukup lama sekitar 6 bulan, angka kesembuhan atau angka keberhasilan pengobatan akan meningkat. Sehingga, pengobatan TB dapat berjalan dengan efektif dan efisien tanpa harus mengulangi pengobatan TB hanya karena faktor ketidakpatuhan.
“Harapannya Universitas Islam Indonesia dapat memberikan dukungan / support untuk pembuatan hak paten terhadap karya yang sudah kami buat. Selain itu, semoga di tahun depan, mahasiswa UII dapat mengharumkan nama UII dan Bangsa Indonesia.” Ujar Yudo selaku salah anggota tim. (BKP)