Kisah Umat Pembangkang dan Kiblat Pertama Umat Islam
Al-Quran menjadi salah satu mukjizat yang ditujukan untuk umat Islam hingga akhir zaman nanti. Selain sebagai pedoman hidup, Al-Quran juga menjadi sumber sejarah bagi umat Islam yang tidak akan hilang termakan waktu. Sejarah Al-Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam menjadi obyek materi yang diangkat dalam kajian tematik “Secercah Kisah Kiblat Pertama Umat Islam” yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA) Universitas Islam Indonesia (UII), di Masjid Ulil Albab Kampus Terpadu UII, pada Selasa (19/12). Kajian ini mendatangkan Ustadz Dr. Okrizal Eka Putra, Lc., MA., sebagai pengisi materi ceramah.
Ustadz Okrizal mengawali ceramahnya dengan menjelaskan cerita yang bersumber dari Al-Quran dengan permulaan munculnya keturunan Bani Israel, dimana nama Israel sendiri merupakan nama lain dari Nabi Ya’qub Alaihi Salam (AS) yang berarti “yang bergumul’’. Keluarga Nabi Ya’qub sendiri terdiri dari 4 Istri dan 12 anak yang kedua diantara mereka adalah Nabi Yusuf AS dan Bunyamin yang sangat ia sayangi. Israel sendiri merupakan figur keduabelas suku bagi Umat Yahudi.
Disampaikan Ustadz Okrizal, kaum Yahudi Israel dijanjikan suatu wilayah yang akan menjadi kekuasaannya yaitu “The Promised Lands” yang membentang dari Sungai Nil di Afrika hingga Sungai Efrat di Asia. Pada zaman Nabi Musa AS. kaum ini terkenal dengan sifat tabiat pembangkang, Setelah Allah selamatkan dari kejaran Raja Firaun dan melewati bentangan Sungai Nil. Mereka menemukan sebuah kampung yang menyembah berhala dan mereka meminta dibuatkan Tuhan yang sama kepada Nabi Musa AS. Hal ini membuat murka Nabi Musa karena mereka telah mengingkari janji mereka dengan Allah yaitu lupa telah menyembah Allah.
“Begitu masuk Palestina, Nabi Musa memerintahkan mereka bersujud dan minta ampunan kepada Allah, namun mereka membelokkannya dengan perintah untuk makan, maka setelah mereka mengingkarinya Allah memberi adzab yaitu kaki mereka tidak dapat bertahan lama untuk berdiri,” jelas Ustadz Okrizal.
Lebih lanjut disampaikan Ustadz Okrizal dalam ceramahnya, Allah kemudian juga membuat mereka menjadi kaum yang terlantung-lantung yang tidak memiliki tanah dan negara, namun karena kepintarannya dalam mencari celah, mereka melahirkan negara Israel yang mengklaim wilayah Palestina dengan memberikan rasa takut dan ancaman untuk lainnya agar meninggalkan tempat tinggalnya. Cerita tersebut termaktub dalam kitab suci Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat ke-26, dimana beberapa kisah di dalamnya tidak ditemui dalam Kitab Taurat.
“Pada masa kepemiminan Khalifah Umar Bin Khattab, Masjidil Aqsa menjadi tempat suci Umat Islam. Meski begitu Umar juga mempersilakan bagi umat Yahudi dan Nasrani untuk melakukan sembahyang ditempat itu,’’ tambahnya.
Ustadz Okrizal juga menjelaskan bahwa di dalam Tanah Haram Masjidil Aqsa merupakan tempat suci bagi tiga agama, Islam, Kristen dan Yahudi. Di dalamnya kaum Yahudi membuat sebuah tembok khusus bernama Tembok Ratapan atau Tembok Barat yang menjadi tempat penting bagi mereka untuk berdoa dengan meletakkan kertas yang berisi doa dan ratapannya kedalam dinding tersebut.
Ustadz Okrizal menilai jika Yerusalem tidak kembali kepada Umat Muslim Palestina maka peperangan akhir zaman bisa terjadi. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini, Kota Yerusalem yang di dalamnya terdapat Masjidil Aqsa ini diklaim oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai ibu kota resmi Israel. Namun, mendapatkan kecaman dari berbagai negara dan organisasi dunia seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI), negara-negara Liga Arab bahkan beberapa negara di Uni Eropa.
Pada akhir ceramahnya, Ustadz Okrizal berharap agar umat Islam di seluruh dunia terutama Umat Islam Indonesia membantu dengan memberikan dukungan dan doa kepada Palestina agar tidak lagi dijajah dan merdeka sebagai sebuah negara yang aman dan sejahtera. (MNA/RS)