Berdzikir Dapat Ringankan Beban Stress
Laboratorium Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (Labma UII) menggelar talkshow inspiratif Sharing of Knowledge Once a Month (SHOOT) yang mengangkat tema “Meninjau Peran Dzikrullah melalui Perspektif Psycomedicine”. Kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Ulil Albab pada Sabtu (25/11) itu menghadirkan Prof. Dr. dr. Soewadi, MPH, Sp. Kj dan Ust. Abu Abdurrahman sebagai pembicara.
Alvian Yudhana selaku ketua panitia mengatakan SHOOT merupakan salah satu program kerja dari divisi Research and Development (RnD) Labma UII. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan suasana keilmiahan di lingkungan UII dengan membahas secara detail suatu tema bersama pemateri yang berkompeten di bidangnya. Kegiatan SHOOT ini diharapkan dapat membantu mahasiswa UII dan anggota Labma UII khususnya untuk mengikuti lomba/event yang sesuai dengan tema.
Prof. Dr. dr. Soewadi yang merupakan ahli psikiatri Fakultas Kedokteran UII dalam pemaparannya menjelaskan bahwa bahwa manusia itu sebagaimana yang tergambar dalam surah at-Tiin:4 adalah makhluk yang multikompleks. Manusia mempunyai empat domain yakni somato-psiko-sosial-spiritual.
“Umumnya kalau orang sakit, jarang berpikir bahwa sakitnya itu mungkin karena keempat domain ini, mereka berpikir yang sakit adalah fisiknya, padahal tidak hanya itu”, ujarnya.
Ia menambahkan bagaimana peran dzikrullah dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap stress. Di antaranya yang pertama memusatkan perhatian pada yang ada, pada yang telah dimiliki (pekerjaan apa saja), kedua mampu menghindari situasi yang memperburuk keadaan dengan tidak memikirkan hal-hal masa lalu dan tidak mengkhawatirkan masa depan, yang terakhir pandai membuat daftar masalah yang dihadapi dan memecahkan setiap masalah itu satu persatu menurut skala prioritas.
Sementara itu Ust. Abdurrahman, yang merupakan trainer dan terapis rehabhati.com turut menyampaikan bahwa ada macam-macam dzikrullah. Seperti berzikir dengan menyebut nama Allah dan sifat-sifatNya, serta memujinya dengan menyebut asma dan sifatNya, kemudian berzikir dengan hukum-hukum Allah, perintah-perintahNya serta larangan-laranganNya, lalu berzikir dengan Al-Qur’an dan lainnya. “Hakikat dzikrullah sendiri adalah adanya kesadaran dan keinsyafan qalbu terhadap sesuatu yang menjadi objek kesadaran (Allah Ta’ala)”, tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa penyakit batin atau jiwa berasal dari hati yang sakit. “Segala bentuk emosi negatif berawal dari hati yang sakit, emosi negatif tersebut dapat merusak organ-organ tubuh”, tandasnya. (MDP)