ICITDA 2017 Diskusikan Isu Penerapan Kota Pintar
Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia kembali menyelenggarakan International Conference on Information Technology and Digital Applications (ICITDA) 2017. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Rektor UII, Nandang Sutrisno, S.H., M.Hum., LLM., Ph.D., juga Wakil Rektor III, Ir. Agus Taufik, M.Sc. Tema yang diangkat pada ICITDA 2017 ini adalah Smart System: Transformation of Our Cities and Our Lives From Privacy and Security Perspective. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Harper Mangkubumi, Yogyakarta pada 8-9 November 2017.
ICITDA 2017 merupakan sebuah forum internasional untuk pertukaran gagasan, pengetahuan, dan pengalaman mengenai perkembangan terakhir di bidang teknologi informasi dan aplikasi digital. Konferensi ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan kolaborasi antara para peserta untuk memajukan teori dan praktik di bidang teknologi informasi.
Nandang Sutrisno dalam sambutannya menjelaskan bahwa teknologi yang kita alami saat ini telah semakin modern dan canggih. Perkembangan teknologi juga membawa dampak pada perilaku sosial di masyarakat. Teknologi modern telah mengubah cara hidup dan aktivitas manusia menjadi berubah drastis dan semuanya berjalan dengan cepat melalui internet dan aplikasi mobile.
Ia menambahkan kemajuan pesat komputer juga membawa beberapa tantangan bagi masyarakat dan penegakan hukum, seperti pelanggaran privasi dan keamanan, pemutusan hubungan sosial, penyebaran malware atau virus. Tantangan ini harus ditangani dengan baik.
“Kita juga perlu secara kritis menyelidiki konstruksi sosial peran teknologi informasi terutama dalam konteks perdamaian dan konflik, kerjasama, dan pengembangan sumber daya manusia untuk menciptakan dunia yang berkelanjutan”, ujarnya.
Ari Sujarwo, S.Kom., MIT., selaku penanggung jawab kegiatan mengungkapkan, ICITDA 2017 bekerjasama dengan Rajamangala University of Technology Thanyaburi, Thailand dan Youngsan University, Korea Selatan. “Pada tahun ini terdapat 43 paper yang direview oleh akademisi dan praktisi dari Indonesia, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Namun hanya 29 paper dari Indonesia, Thailand, Amerika Serikat, Filipina, dan Korea Selatan yang berhak dipresentasikan di ICITDA 2017, termasuk mahasiswa dari UII”, tuturnya.
Selain sesi presentasi oleh para peserta paper juga terdapat sesi keynote speech oleh Dr. Ahmed Imran dari University of New South Wales, Australia tentang ‘Smart Systems and ICT4D: prospects, fads, and traps’. Selain itu, Dr. Wei-Chung Teng dari National Taiwan University of Science and Technology, Taiwan juga memaparkan tentang ‘Hack into The Speeds of Remote Clocks – A Promising Physical Unclonable Function for Device Identification’. (MDP)