UII Berangkatkan Mahasiswanya PPL ke Australia
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali berangkatkan enam mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) untuk mengikuti program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang akan dilaksanakan di Australia. Acara pelepasan dilakukan di Ruang Sidang Utama, Gedung GBPH Prabuningrat UII, Jumat (13/10).
Pelaksanaan Program PPL akan berlangsung selama dua minggu, dimana mahasiswa UII akan menjadi duta Indonesia dengan memberi pengajaran tentang Bahasa Indonesia kepada murid-murid di tiga secondary college yang ada di Kota Melbourne, Australia. Selain itu para mahasiswa peserta PPL akan mempresentasikan kebudayaan Indonesia dan juga tentang Islam.
Ketua Program Studi PBI UII, Irma Windy Astuti, SS., M.Hum menjelaskan bahwa program PPL ini merupakan program tahunan, dan saat ini merupakan pelaksanaan yang ke-sebelas kalinya sejak diinisiasi Program Studi PBI UII di tahun 2007, yang waktu itu masih Program D3.
“Annual program PPL memang dilaksanakan setiap bulan ini (Oktober-red), dan peserta merupakan lintas angkatan dan harus mengikuti seleksi yang ketat, seperti lolos ujian Toefl dan sebagainya. Mereka akan menjadi duta Indonesia dan duta Islam”, ungkap Irma Windy Astuti.
Ia menambahkan, para mahasiswa sangat welcome dengan apa yang diberikan UII terutama mengenai Islam, sehingga juga belajar mengenai Islam yang harmoni. Peserta PPL selama di Australia akan dibimbing oleh keluarga dari UII hingga waktu penjemputan.
Sementara Wakil Rektor III UII, Ir. Agus Taufiq, M.Sc dalam sambutan pelepasan berpesan agar mahasiswa dapat belajar budaya yang ada di Australia dan juga mengemban misi mengenalkan budaya Indonesia, sekaligus mengenalkan UII dan Islam.
“secara langsung kalian akan berkomunikasi selama dua minggu, kalian bisa belajar bagaimana budaya dan pergaulan disana, saya bersyukur mereka (Australia) welcome, kita harus tetap menjaga nama baik dan citra baik UII, citra Islam dan citra Indonesia’’, Jelasnya.
Agus Taufiq berharap kegiatan PPL ini bisa menjadi bekal kedepan untuk menjadi pengalaman, karena pengalaman adalah guru yang sangat baik. “Tanpanya mugkin orang akan sering tidak bisa menyelesaikan suatu masalah. Maka dari itu, jangan remehkan pengalaman’’, imbuhnya. (MNA/RS).