,

UII Perkuat Kapasitas Kantor Urusan Internasional

Kapasitas kepemimpinan yang baik tentu tidak diperoleh secara instan, melainkan dengan berproses untuk terus meningkatkan kualitas diri. Proses itu juga bisa dilakukan dengan belajar dari pengalaman orang lain. Untuk itu,  Universitas Islam Indonesia (UII) yang didukung penuh oleh Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (KEMENRISTEK DIKTI) menggelar kegiatan Leadership training For the Office of Internasional Affairs Management in Indonesian Higher Institutions.

Training yang diadakan pada (11/10) di Hotel Eastparc ini dihadiri 65 peserta yang mewakili kantor urusan internasional dari berbagai universitas di Indonesia. Pemateri yang hadir di antaranya Jeroen Schedler dari Rangsit Univeristy Thailand, Audrey Chong selaku direktur First Media Design School Singapore, Rachmat Sriwijaya dari Universitas Gadjahmada (UGM), dan Adhrial Refaddin dari KEMENRISTEK DIKTI.

Direktur Internasional Program UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan pentingnya memperkuat kapasitas kepemimpinan para pemimpin di kantor hubungan luar negeri Universitas di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengundang speaker berpengalaman yang progresif dalam mengelola internasionalisasi.

Wiryono Raharjo berharap kegiatan ini dapat membangun diskusi aktif terkait isu praktikal dalam mengelola kantor kerjasama hubungan luar negeri serta dapat berkontribusi dalam memperkuat network khususnya UII, dan internasionalisasi universitas yang ada di Indonesia.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D. menyampaikan, “Hampir semua universitas yang ada di Indonesia telah memasuki internasionalisasi untuk menuju World Class University, termasuk UII. Implementasi Internasionalisasi UII pun telah di lakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mendatangkan pengajar asing, staff dan mahasiswa asing ke UII serta mengirim staff dan mahasiswa ke luar negeri baik itu sifatnya akademik ataupun budaya”.

Lebih lanjut Nandang Sutrisno menambahkan, proses tersebut juga didukung dengan keterlibatan UII dalam rangking internasional seperti Unirank, Webometric, dan lain-lain serta capaian akreditasi Internasional pada program studi UII seperti Arsitektur, Teknik sipil, Akuntansi, dan Teknik Lingkungan. Adapun beberapa program studi lain saat ini sedang dalam proses meraih akreditasi internasional.

Sementara itu, Jeroen Schedler selaku pemateri dari Rangsit University Thailand menyampaikan pentingnya Internasionalisasi sebagai proses untuk memahami satu satu sama lain. Lebih Lanjut Jeroen memaparkan bahwa, pemerintah dan instutusi pendidikan harus bersinergi dalam membuat aturan dan regulasi yang lebih efisien. “Fleksibilitas adalah yang dibutuhkan terutama di dunia yang dinamis saat ini.” tandasnya.

Jeroen juga menyoroti Internasionalisasi dalam negeri sebagai solusi dalam menjawab tantangan yang ada. Seperti pada Rangsit University yang mengalokasikan 80% dananya untuk proses internasionalisasi dengan mendatangkan mahasiswa serta pengajar asing kedalam negeri. Menurutnya cara seperti itu membuat dampaknya lebih dapat dirasakan oleh semua orang. Berikutnya Jeroen menjelaksan, kantor kerja sama internasional yang tidak terbatas oleh satu arah akan tetapi juga melibatkan anggota dari tiap fakultas maupun aspirasi mahasiswa. (FEP)