Prodi Ilmu Komunikasi UII Gelar Konferensi Kajian Komunikasi, Budaya dan Media
Setelah sukses selenggarakan Konferensi Kajian Komunikasi, Budaya dan Media (Conference on Communication, Culture and Media Studies) pada tahun lalu, kini Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar acara tahunan tersebut bertempat di ruang Hall Fakultas Psikologi dan Imu Sosial Budaya (FPSB) pada Selasa (10/10). Berbeda dengan tahun lalu, tema yang diangkat kali ini adalah “Rethinking Strategic Communication for Empowerment” yang berarti Memikirkan Kembali Komunikasi Strategis Untuk Pemberdayaan.
Prof. Dato’ Sri Dr. Syed Arabi Bin Syed Abdullah Idid, selaku pembicara utama dalam konferensi tersebut mengatakan bahwa globalisasi melihat negara maju memasarkan produk budaya ke segmen populasi global. produk budaya seperti Disney, Mickey Mouse dan sebagainya adalah produk dari negara-negara media perkotaan yang mendorong nilai produknya ke bagian negara lain.
“Hubungan Masyarakat kini sudah mengglobal dua dekade terakhir dan mengubah jalan masyarakat termasuk sistem komunikasi masyarakat dan organisasi, beberapa konsep tidak digunakan seperti budaya’’, jelasnya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa komunikasi yang strategis dalam pemberdayaan dapat dilakukan melalui berbagai cara salah satu contohnya adalah dalam ‘Public Relations’ (Hubungan Masyarakat), dimana pemberdayaan dalam hubungan masyarakat tergantung dari dampak hubungan praktisi terhadap kinerja organisasi, karena hubungan masyarakat ini berpengaruh dalam membantu menemukan solusi terhadap bermacam masalah dan isu.
Professor yang merupakan ahli di bidang kajian komunikasi politik, hubungan masyarakat, media dan jurnalistik di International Islamic University of Malaysia (IIUM) juga menjelaskan media modern dapat menentukan sasarannya, bukan hanya penerima berita namun sekarang juga produser baru dari pesan yang dimediasi. Media modern telah mengubah kekuatan dinamika di masyarakat.
Ia juga berbagi teori yang digunakan dalam pemberdayaan dalam hubungan masyarakat, yaitu teori situasional publik yang bertujuan untuk meramalkan reaksi publik terhadap isu-isu tertentu, teori ini memiliki tiga variabel independen dan dua variabel dependen (perilaku komunikasi aktif dan pasif).
Diakhir sambutannya ia berpesan, bahwa teori dapat digunakan sebagai langkah kedua namun pemberdayaan adalah fokus utama dalam hubungan masyarakat dan juga pemecahan masalah hingga praktik dalam masyarakat itu sendiri.
Secara keseluruhan konferensi internasional ini menggelar enam panel diskusi dengan isu berbeda diantaranya tentang Public Relations, Manajemen Komunikasi dan Perencanaan, Tanggungjawab sosial perusahaan, komunikasi pemasaran terpadu, Perhotelan dan komunitas pariwisata, Organisasi komunikasi, Seni dan budaya pop. Konflik dan resolusi, Manajemen krisis, Gender, komunikasi, dan pemberdayaan, Komunikasi yang dimediasi, Peraturan dan kebijakan media, Komunikasi bisnis dan pemasaran, Media baru dan aktivisme digital dengan para presenternya.
Acara yang digelar untuk keempat kalinya ini akan berlangsung selama dua hari yaitu di hari pertama, (10/10) diadakannya konferensi yang mendatangkan dua pembicara yaitu Prof. Dato’ Sri Dr. Syed Arabi Bin Syed Abdullah Idid dan Prof. Dr. Parichart Sthapitanonda, seorang professor sekaligus dekan di Fakultas Seni Komunikasi, Chulalong Korn University, Thailand.
Koferensi ini sekaligus juga menjadi ajang untuk berbagi informasi akademisi lintas negara mengenai komunikasi sebagai pemberdayaan suatu akademik atau profesi. Kegiatan “Lava Tour” ke Lereng Gunung Merapi yang akan dilaksanakan pada hari kedua (11/10) mengakhiri rangkaian acara konferensi 4th Conference on Communication, Culture and Media Studies 2017 yang diselenggarakan oleh Ilmu Komunikasi FPSB UII.(MNA/RS)