,

Pendidikan Kimia Dituntut Aktual Menjawab Tantangan Bangsa

Untuk menjawab tantangan Indonesia ke depan yang semakin kompleks, diperlukan ilmu pengetahuan yang maju. Salah satunya yakni ilmu kimia yang sangat diperlukan demi kemandirian bangsa. Akselerasi kemajuan ilmu kimia dapat dicapai dengan mendorong pendidikan kimia yang transformatif dan aktual.

Tema inilah yang mengemuka dalam penyelenggaraan ke-dua International Seminar on Chemistry Education (ISCE). Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Program Pendidikan Kimia UII, Himpunan Kimia Indonesia, Kemenristekdikti dan beberapa Universitas di seluruh Indonesia.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D menyampaikan rasa terimakasihnya atas partisipasi dari 600 peserta yang hadir dari seluruh Indonesia, seperti di antaranya dari NTT, Makassar, dan Jakarta.

“Tujuan seminar ini adalah untuk mempertemukan para peneliti, dosen juga para guru terutama guru SMA, SMK dan MA guna berdiskusi tentang pembelajaran kimia. Selama ini kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga melalui acara ini akan menjadi solusi  pembelajaran kimia di tingkat sekolah menengah”, ujarnya.

Beberapa ahli kimia dari Taiwan, Thailand, dan Malaysia juga turut hadir dalam acara ini.
Sementara Prof. Riyanto, M.Si., PhD., selaku Kaprodi Pendidikan Kimia UII sekaligus Ketua Penyelenggara 2nd ISCE pada kesempatannya mengatakan untuk menjadi negara yang maju, dibutuhkan kemajuan yang pesat di bidang kimia.

“Misal pada pengolahan garam dan tambang. Hal ini perlu kimia untuk mengolahnya agar Indonesia menjadi maju dan mandiri. Kondisi pendidikan kimia tingkat SMA di Indonesia banyak dijumpai para siswa merasa takut dengan kimia karena dianggap pelajaran yang susah dipelajari”, imbuhnya.

Oleh karenanya, ia menyarankan guru, dosen, dan peneliti perlu bertemu untuk merumuskan pendidikan kimia seperti yang tepat dipakai di Indonesia.
Ia juga berharap agar hasil konferensi dapat menjadi masukan ke pihak terkait sehingga menyangkut kurikulum dan media pembelajaran kimia di SMA itu menjadi tidak menakutkan tetapi disukai.

“Kimia di SMA perlu lebih banyak aplikasi, tidak melulu teori dan hitung-hitungan yang rumit. Misalnya diajak berpikir bagaimana cara pengolahan garam yang betul sehingga garam yang dihasilkan oleh petani bisa diolah menjadi garam murni dan bisa untuk memenuhi kebutuhan Indonesia sendiri”, jelasnya.

Hal tersebut mengindikasikan perlunya ilmu kimia yang dapat menjawab kebutuhan serta tantangan bangsa ke depan. Menurutnya, pendidikan kimia di Indonesia harus bertransformasi agar selalu aktual dalam menjawab tantangan itu.