,

Duo Bintang Catur UII Yang Ingin Terus Mendulang Prestasi

Namanya Bintang Lazuardi Benteng Buana, sekilas mahasiswa kelahiran kota Jogja ini nampak seperti mahasiswa pada umumnya. Berkuliah di Program Studi Manajemen UII, Bintang banyak menghabiskan waktunya untuk mengikuti jadwal dan tugas perkuliahan yang padat. Namun, di luar rutinitas perkuliahannya, mahasiswa ini ternyata memiliki hobi yang menghantarkannya pada banyak prestasi. Prestasi terbaru yang berhasil diraihnya adalah meraih medali emas lomba catur cepat putra antar mahasiswa pada POR BAPOMI DIY pada akhir Mei lalu.

Bermain catur memang salah satu hobi yang sangat digemari mahasiswa kelahiran 12 Desember 1995 itu. Adalah sang ayah yang pertama kali mengenalkannya pada catur ketika ia masih duduk di kelas 2 SD. “Ayah saya adalah penggemar catur dan termasuk pemain catur master di Jogja. Waktu SD beliau mengajak saya mengenal permainan catur. Awalnya hanya sekedar bermain-main saja. Namun sejak saat itu, saya jatuh cinta pada permainan ini hingga sekarang”, ungkapnya kepada Humas UII.

Ketekunannya berlatih dan kecintaannya pada catur, menghantarkan Bintang meraih piala pertamanya di kejuaraan catur pada waktu kelas 5 SD. Semenjak itu, ia pun semakin termotivasi untuk terus mengasah kemampuannya.

Jadi Pengunjung Tetap Di Berbagai UKM Catur

Salah satu kesulitan dalam berlatih adalah mencari partner. “Pada awalnya ayah selalu menjadi partner latihan saya. Namun karena kesibukan beliau tentunya saya tidak bisa berlatih tiap hari. Sehingga saya pun secara otodidak berlatih dengan program komputer 1 jam setiap harinya hingga lulus SMA”, kenangnya.

Memasuki bangku kuliah semakin membuka cakrawala Bintang tentang dunia catur. Hampir setiap kampus besar di Jogja memiliki unit kegiatan mahasiswa (UKM) catur. Ia pun tidak kesulitan lagi mencari partner bermain catur. Kesempatan itu pun tidak disia-siakannya sehingga Bintang kerap menjelajah dari satu UKM ke UKM lain untuk mencari partner bertanding.

“Saya senang mencari pengalaman baru, pokoknya asal di sana ada UKM catur, saya akan datangi dan ajak anggotanya untuk bermain bersama saya. Alhamdulillah hampir semuanya terbuka meski kita beda kampus karena punya hobi yang sama. Di sini saya bisa berkembang”, imbuhnya.

Pengalaman bermain catur dengan banyak orang banyak membantu Bintang mengasah kemampuannya bermain. Tak mengherankan jika semenjak duduk di bangku kuliah satu per satu prestasi terus ia kumpulkan. Mulai dari kejuaraan tingkat daerah, nasional, hingga internasional pernah diikutinya.

Ditanya apa pengalaman paling berkesan ketika bermain catur, ia mengatakan bahwa mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) di Aceh pada tahun 2015 adalah salah satunya. Selain itu di tingkat internasional, pengalaman mengikuti kejuaraan catur di Turki pada 2010 silam juga sangat berkesan baginya. “Alhamdulillah waktu itu dapat peringkat ke-13 dari peserta datang dari berbagai negara”, ujarnya.

Dara Cantik Yang Gemar Bermain Catur

Di samping Bintang, kegemaran bermain catur juga dirasakan oleh Astiti Fathikah, mahasiswi Teknik Lingkungan UII. Dara cantik asal Pacitan ini menuturkan bahwa hobinya bermain catur berawal dari keisengan. Namun setelah sekali mencoba akhirnya ia tertarik untuk menekuninya lebih dalam hingga mampu menjadi juara dalam perlomban catur tingkat kabupaten ketika SD. Bulan Mei lalu, gadis ini juga berhasil membawa pulang medali emas untuk kategori catur cepat putri dalam POR BAPOMI DIY.

Sempat mengikuti sekolah catur di Pacitan selama satu tahun, Astiti terus mengasah kemampuannya. Namun setelah masuk ke bangku SMA, kesibukan bersekolah membuatnya hampir meninggalkan hobinya. Hobi itu baru kembali ditekuni ketika ia diterima kuliah di UII. “Di kampus, saya direkrut oleh kak Bintang untuk bermain dan berkompetisi bersama. Kami giat berlatih sampai akhirnya bisa meraih medali emas di POR BAPOMI DIY akhir Mei 2017”, tambahnya.

Membahagiakan Orangtua Dengan Prestasi Catur

Astiti Fathikah mengungkapkan bahwa baginya catur adalah salah satu jalan untuk bisa membahagiakan kedua orangtuanya. Dengan giat berlatih dan memenangkan berbagai perlombaan catur, ia senang bisa mengumpulkan uang untuk meringankan beban orang tua dalam membayar biaya kuliah.

“Hal yang membuat saya semangat untuk terus berlomba catur adalah orang tua. Saya bisa melihat betapa orang tua saya bangga ketika saya mampu meraih juara. Selain itu lewat catur juga saya bisa menabung untuk membayar biaya kuliah di kampus”, ujarnya bangga.

Kesulitan ketika bermain catur justru menjadi kesenangan tersendiri yang dinikmati oleh gadis berkulit sawo matang ini. Baginya, memecahkan strategi lawan dan memenangkan perlombaan adalah sebuah kepuasan.

Kedua atlet catur ini juga menuturkan bahwa selama mengikuti lomba catur, UII selalu memberikan dukungan terhadap mereka. “Direktorat Kemahasiswaan sangat membantu mahasiswa UII termasuk kami dalam mengikuti lomba”, tuturnya. Keduanya berharap agar UII bisa terus mendukung dan mengembangkan bakat para atlet catur UII agar bisa semakin berprestasi baik di kancah nasional maupun internasional. (EF)

Save