Talkshow Inspiratif Bersama Musa ‘Sang Hafidz Cilik’
Takmir Masjid Ulil Albab dan Hafidz-Hafidzah Al-Quran Mahasiswa-Mahasiswi (HAWASI) Universitas Islam Indonesia (UII) selenggarakan talkshow inspiratif bersama Musa sang hafidz cilik Indonesia yang hadir bersama ayahnya, La Ode Abu Musa. Talkshow ini merupakan salah satu rangkaian dari Grand Opening Safari Iman Ramadhan (SAFIR) 1438H Masjid Ulil Albab UII, dengan mengambil tema “Mendekap Berkah Ramadhan diatas Bingkai al-Qur’an”.
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Ulil Albab UII, pada Sabtu (20/5), dihadiri oleh Rektor UII, Nandang Sutrisno, S.H., M.Hum., LLM., Ph.D., Direktur Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) UII, Dr. Drs. Muntoha. SH., M.Ag., dan civitas akademika UII serta masyarakat disekitar lingkungan kampus UII.
Disampaikan Nandang Sutrisno dalam sambutannya, merupakan sebuah kebanggaan bisa menghadiri dan melihat secara langsung seorang anak kecil yang di memory-nya sudah mampu menghafal 30 Juz al-Qur’an. Menurut Nandang Sutrisno, hal ini istimewa karena di zaman yang penuh dengan godaan iman, degradasi moral dan maraknya penistaan, seorang anak kecil dengan keluguannya justru mampu memelihara al-Qur’an dalam dirinya dan ingatannya.
“Saya ucapkan selamat datang kepada hafidz cilik kita La Ode Musa yang saat ini berusia 8 tahun, peserta termuda dan postur terkecil yang berhasil menjadi terbaik ketiga diajang lomba hafizh anak tingkat Dunia,” tuturnya.
Lebih lanjut Nandnag Sutrisno mengutip hadits riwayat Baihaqi, disampaikan menjadi seorang hafidz al-Qur’an tentu bukanlah hal yang mudah, namun kendati demikian Allah SWT juga sudah menjanjikan ganjaran setimpal bagi para penghafal al-Qur’an yaitu Syurga. Ia menambahkan, UII sendiri telah memiliki sebuah Lembaga Dakwah Kampus yang fokus bergerak dalam bidang Al-Qur’an, dan secara struktural berada di bawah naungan DPPAI UII. Lembaga tersebut bernama HAWASI yang dibentuk dan diresmikan sejak tahun 2010.
Sementara La Ode Abu Musa dalam kesempatannya menjawab salah satu pertanyaan yang diajukan ke dirinya, yakni di daerah seperti apa ia tinggal dan bagaimana kondisinya sehingga putranya dapat menghafal 30 Juz al-Qur’an. Ia menjelaskan bahwasanya kami tinggal di lingkungan yang kebanyakan orang tionghoa dan jauh dari lingkungan pesantren, tapi itu kembali lagi kepada takdir Allah Swt. Kami minta dimudahkan dalam takdir kami untuk berusaha membuat lingkungan islami terkecil yaitu keluarga.
Hal menarik lainnya dalam talkshow ini yaitu diadakannya sesi dimana para hadirin dapat menguji hafalan dari Musa. Hadirin membaca satu ayat tertentu dan kemudian dilanjutkan oleh Musa sang hafidz cilik. Dari kesemua hadirin yang manguji, mampu dituntaskan dengan baik oleh Musa. Begitu pula sebaliknya, juga ada sesi dimana Musa menguji hafalan para hadirin, yang mana juga mampu dituntaskan oleh salah seorang dosen dan mahasiswa UII.
Pada sesi menguji hafalan ini para hadirin terlihat sangat gembira, terutama ketika Musa menguji hafalan para hadirin. Saat hadirin meneruskan dari ayat yang dibaca oleh Musa dan dirasa sudah cukup, Musa mengatakan “stop, sudah cukup” para hadirin langsung tertawa melihat tingkahnya tersebut. Diakhir talkshow, para hadirin baik yang menguji hafalan Musa maupun yang mampu meneruskan ayat yang dibacakan oleh Musa memdapatkan doorprize. (MDP/RS)