Laboran Berperan Tingkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi

Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi juga menyediakan layanan pengujian laboratorium yang terdapat di berbagai unitnya. Layanan tersebut memberi kemudahan bagi masyarakat, UMKM, maupun industri lokal yang ingin menguji produknya. Hal ini secara tidak langsung turut mendorong daya saing perguruan tinggi (PT) sebagai institusi yang dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu, di samping alat-alat yang canggih, laboratorium perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang mumpuni, yakni para laboran. Laboran didorong untuk terus mengembangkan keahlian dan kompetensinya seiring dengan ketatnya persaingan.

Sebagaimana tergambar dalam Pelatihan Tata Cara Pengajuan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit Laboran yang digelar di Auditorium FTSP UII pada Selasa (28/11). Acara yang diadakan oleh Direktorat Organisasi dan Sumberdaya Manusia (DOSDM) UII itu diikuti oleh para laboran dari berbagai unit yang ada di lingkungan UII.

Wakil Rektor II UII, Dr. Drs. Nur Feriyanto, M.Si dalam sambutannya menilai pelatihan merupakan salah satu cara merespon semakin ketatnya persaingan yang dihadapi UII. Menurutnya, persaingan tersebut bahkan saat ini tidak hanya dalam skala nasional tetapi sudah sampai pada persaingan internasional, setidaknya pada kawasan Asia Tenggara.

“Terlebih UII telah memiliki beberapa laboratorium yang telah memenuhi sertifikasi ISO 17025:2008 berdasarkan penilaian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Untuk menjaga kualitas pengujian di laboratorium diperlukan kesiapan para laboran yang menjadi instrumen penjaganya”, imbuhnya.

Sementara itu, dr. Zainuri Sapta Nugraha, M.Sc selaku pemateri pelatihan mengatakan laboran merupakan jabatan pranata fungsional yang memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai dengan kompetensinya. Untuk mencapai tingkatan jabatan yang lebih tinggi, laboran harus memenuhi persyaratan angka kredit yang telah ditetapkan oleh universitas.

Menurut dr. Zainuri Sapta Nugraha, laboran dituntut rajin menghasilkan karya ilmiah dan laporan, mengikuti seminar ataupun pelatihan, serta membantu penelitian sivitas akademika lain agar angka kreditnya segera terpenuhi. Hal ini nantinya akan berdampak pada peningkatan karir dan kesejahteraan laboran itu sendiri. Ia berharap universitas dapat mengeluarkan peraturan yang mendorong para laboran bersemangat meningkatkan kompetensinya.