Dalam rangka menyambut bulan ramadhan, Jamaah Fathan Mubina (JAFANA) yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) di bawah naungan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Grand Opening Ramadhan dengan tema “Mencerahkan Jiwa, Menghangatkan Suasana” di Lapangan Bulutangkis FPSB UII pada Senin (3/3) diikuti oleh kurang lebih 100 mahasiswa UII.

Acara Grand Opening ini merupakan awal dan pembuka dari rangkaian acara yang diselenggarakan LDF JAFANA di bulan Ramadhan yang JAFANA Mengkaji, Kelas JAFANA, Muslimah Level Up dan Ruang Berbagi dengan menghadirkan pendakwah dari berbagai kalangan generasi.

Jalannya acara berlangsung dengan pembukaan secara resmi Ramadhan di FPSB yaitu menerbangkan balon warna-warni, fun games, penampilan puisi oleh 6 penampil berbakat yang terpilih dan diakhiri dengan buka bersama gratis. Penampilan puisi oleh 6 penampil yang membawakan tema Ramadhan sukses mengundang riuh tepuk tangan para peserta yang hadir.

Dalam sambutannya, Muhammad Haqinnajili selaku Ketua Umum JAFANA menjelaskan bahwa acara Ramadhan di FPSB ini bukanlah untuk persaingan dengan lembaga lain. “tapi JAFANA berusaha menciptakan suasana FPSB menjadi rumah bagi mahasiswa dan mahasiswi saling bertukar cerita, berbagi dan berkumpul,” ungkapnya (NKA/AHR/RS)

Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) menciptakan inovasi alat optimasi untuk mesin pembakar sampah atau insinerator. Inovasi ini dikembangkan oleh Abrar Radhitya Widyatmoko, Alvin Dhavi Juliano, Amin Sulaiman, dan Muhammad Syahdan Sigit Maulana. Keempatnya merupakan mahasiswa dari program studi Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Industri, dan Teknik Kimia UII. Mereka tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) UII Periode 70 Tematik Layanan Lansia Terintegrasi di Kelurahan Purbayan, Kotagede.

Read more

Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) dan Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Islam (PKBHI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kegiatan Rukyatul Hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1446 H. Kegiatan ini berlangsung di Pusat Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, dengan melibatkan mahasiswa yang telah mempelajari ilmu falak di perkuliahan pada Jumat (28/02).

Saiful Aziz, S.H., M.H., salah satu dosen yang turut serta dalam kegiatan ini, menjelaskan bahwa proses penentuan awal Ramadhan melalui rukyatul hilal memerlukan serangkaian perhitungan astronomi. “Sebelum melakukan rukyat, kita melakukan proses hisab terlebih dahulu. Dimulai dari Hisab Urfi, lalu Hisab Taqribi yang memperkirakan lintang, bujur, serta deklinasi matahari dan bulan. Setelah itu, kita menggunakan hisab kontemporer hingga interpolasi data untuk menentukan posisi hilal secara lebih rinci,” jelasnya.

Menurutnya, setelah perhitungan selesai, tim kemudian menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan. “Seperti yang kita lakukan hari ini di POB Syekh Bela Belu, kita menyesuaikan alat pengamatan sesuai dengan posisi hilal yang telah dihitung. Dengan bantuan teleskop yang sudah canggih, kita dapat mengarahkan alat ke titik derajat yang telah ditentukan sebelumnya.” Ujar Saiful Aziz

Namun, dalam pelaksanaan rukyatul hilal kali ini, tim pengamat mengalami kendala akibat kondisi cuaca. “Meskipun secara perhitungan hilal seharusnya dapat terlihat, faktor alam seperti awan tebal menjadi kendala utama. Matahari yang tertutup awan menghambat proses validasi posisi hilal menggunakan teleskop kami yang sudah dilengkapi dengan teknologi penentuan azimut matahari dan bulan. Sayangnya, tanpa cahaya matahari langsung, kinerja teleskop ini belum bisa maksimal,” tambah Saiful Aziz.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menentukan awal Ramadhan tetapi juga memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dalam memahami ilmu falak secara langsung di lapangan. “Kami ingin mahasiswa bisa mengimplementasikan teori yang sudah mereka pelajari selama dua semester. Selain rukyatul hilal, mereka juga belajar mengenai perhitungan akurasi arah kiblat dan awal waktu salat,” ujarnya.

Salah satu mahasiswa peserta, Zul Fadli, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Ini pengalaman pertama saya mengikuti rukyatul hilal secara langsung. Sebelumnya saya hanya memahami konsepnya dari perkuliahan, tapi dengan praktik di lapangan, saya jadi lebih paham bagaimana cara kerja ilmu falak dalam penentuan awal bulan hijriyah,” katanya.

Selain memberikan manfaat akademik, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan dosen. Dengan adanya diskusi langsung di lapangan, mahasiswa dapat menanyakan berbagai hal terkait ilmu falak yang mungkin sulit dipahami di dalam kelas. “Diskusi di lokasi observasi seperti ini sangat membantu kami untuk memahami materi dengan lebih baik,” tambah Zul Fadli.

Sebanyak 30 mahasiswa turut serta dalam kegiatan ini, meskipun jumlah pendaftar sebenarnya lebih banyak. “Karena keterbatasan kuota di lokasi observasi, kami hanya bisa membawa 30 mahasiswa. Antusiasme mereka sangat tinggi, ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka untuk melihat langsung bagaimana proses penentuan awal bulan hijriyah dilakukan,” jelas Saiful Aziz.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, PKBHI dan Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) UII berharap mahasiswa dapat memahami secara lebih mendalam konsep ilmu falak dan pentingnya metode rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan hijriyah, khususnya dalam konteks hukum Islam. Kendati kali ini hilal tidak terlihat secara langsung, kegiatan ini tetap memberikan wawasan yang berharga bagi para peserta.

Ke depan, Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) dan PKBHI UII berencana untuk terus menyelenggarakan kegiatan serupa guna memperdalam pemahaman mahasiswa tentang ilmu falak. “Kami berharap ke depannya lebih banyak mahasiswa yang dapat mengikuti kegiatan ini, serta teknologi observasi yang lebih canggih dapat membantu meningkatkan akurasi pengamatan hilal di masa mendatang,” pungkas Saiful Aziz. (MFPS/AHR/RS)

Tax Center Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil DJP DIY) mengadakan Layanan Konsultasi dan Pendampingan Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Orang Pribadi pada (27/02) di Gedung Muhammad Adnan, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan ini bersifat terbuka untuk sivitas akademika UII dan masyarakat umum. Rangkaian kegiatan diawali dengan seremonial pembukaan yang dihadiri oleh Ketua Jurusan Akuntansi UII, Dekar Urumsah, SE., S.Si., M. Com (IS)., Ph.D., CFrA. dan Setyo Bali Atmaja selaku perwakilan dari DJP DIY.

Dalam sesi seremonial pembukaan, Dekar Urumsah menjelaskan bahwa kegiatan layanan konsultasi dan pendampingan pengisian SPT bertujuan untuk membantu sivitas akademika dan masyarakat umum agar dapat melaporkan penghasilannya kepada DJP.

“Kegiatan ini diharapkan juga dapat mengedukasi peserta dalam mengidentifikasi laporan penghasilan, harta, hutang, dan dokumen yang dikenai wajib pajak sehingga peserta dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam mengelola aset,” ungkap Dekar

Selain itu, sesi konsultasi dan pendampingan ini juga bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa yang tergabung dalam program komunitas Relawan Pajak untuk Negeri (Renjani) untuk melaksanakan kegiatan pengabdian seperti asistensi dan pendampingan.

Di saat yang sama, Setyo Bali Atmaja sangat mengapresiasi kegiatan ini yang tidak hanya membantu secara teknis, namun juga dapat membangun kesadaran dan kepedulian dari masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajak. Ia juga menegaskan pihaknya akan terus mendukung dan mengapresiasi kegiatan-kegiatan Tax Center UII kedepannya.

Muhammad Najib Asyrof, S.Pd.I, Lc., M.Ag. selaku Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII yang menjadi peserta konsultasi dan pendampingan juga mengapresiasi dan memberikan testimoni. “Dari aspek pelayanan saya apresiasi, baik dan informatif,” ujarnya.

Ia juga menegaskan kegiatan ini bisa menjadi pemantik bagi pusat-pusat studi di UII agar lebih akrab dengan masyarakat dalam hal ini mengedukasi wajib pajak kepada masyarakat. (AAO/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat yang salah satunya diwujudkan dengan menjadi pionir pertama sekolah lanjut usia (Sekolah Lansia) berbasis perguruan tinggi di Indonesia. Menyusul diluncurkannya Sekolah Lansia Maharani hasil kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta.

Kegiatan yang bersamaan dengan pameran hasil kuliah kerja nyata (KKN) tematik pendampingan layanan lansia terintegrasi (LLT) Angkatan 70 ini sekaligus menjadi rangkaian kegiatan pengabdian Milad ke-82 UII secara resmi diluncurkan oleh Rektor UII, Fathul Wahid dan Kepala BKKBN DIY, M. Iqbal Apriansyah, SH., M.PH. pada Rabu (26/02) di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Bumen, Kelurahan Purbayan, Kotagede.

Fathul Wahid dalam sambutannya sangat mengapresiasi langkah BKKBN yang menggandeng UII dalam pelaksanaan Sekolah Lansia ini. Kemudian, dalam pelaksanaan KKN Tematik, UII telah mendampingi lebih dari 100 desa yang tersebar pada 7 kabupaten yang tersebar di Jawa Tengah dan DIY.

“Kami selalu melihat desa Ibu/Bapak sebagai desa mitra bukan desa binaan karena kami (UII -red) sejajar, kami ingin semua berkembang dengan semua potensi yang ada di desa tersebut termasuk masalah di desa tersebut. Sehingga kami ingin KKN yang dilakukan UII sesuai dengan kebutuhan yang ada,” ungkap Fathul Wahid.

Fathul Wahid mengatakan dengan peluncuran kegiatan ini sebagai bukti bahwa UII mampu memahami potensi dan masalah yang ada pada setiap desa. “Bisa jadi belum sempurna, tetapi Insyaallah sepanjang waktu bisa diperbaiki dan dilengkapi lebih baik lagi. Mudah-mudahan yang kami dilakukan bisa diterima. Sehingga bisa dieskalasi dan ditingkatkan,” harap Rektor UII ini.

Lebih lanjut, saat ini jumlah lansia di Kelurahan Purbayan mencapai angka 1000 bahkan 58 lansia diantaranya butuh pendampingan rutin dan perawatan jangka panjang karena pada dasarnya lansia perlu sahabat dan teman yang mendampingi.

“Sehingga, ada ekosistem lingkungan lansia yang mendukung, semua orang akan menua secara nyaman karena memang lansia ini merupakan fakta sosial yang sifatnya alami, semuanya akan mengalami,” jelas Fathul Wahid.

Senada, Iqbal Apriansyah juga mengapresiasi UII yang selalu mendukung program BKKBN dan terus berkolaborasi dalam penyelenggaraan program kerja yang berjalan.

“Saya sangat bangga kepada UII yang terus memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk berkolabroasi dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan, pengajaran, pengabdian masyarakat . Kami berharap kerjasama ini terus berlanjut sehingga bisa betul-betul memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat,” harap Kepala BKKBN DIY ini.

Melansir Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Provinsi DIY merupakan provinsi dengan angka prevalensi lansia paling tinggi di Indonesia sekitar 16,6% atau sejumlah 652 ribu orang.

“Sehingga, dari angka ini, BKKBN harus bisa memberikan program yang langsung menyentuh masyarakat dan harus berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan yang salah satunya diimplementasikan dengan sekolah lansia berbasis perguruan tinggi dan layanan lansia terintegrasi ini,” terang Iqbal.

Iqbal menerangkan sekolah lansia saat ini memiliki 16 sekolah yang berbasis APBN, APBD, dan komunitas. Namun, sekolah lansia berbasis perguruan tinggi baru pertama kali ada di Kelurahan Purbayan yang dipandu oleh UII.

“Saya izin kepada pak rektor untuk bisa mengkampanyekan sekolah ini ke tingkat nasional untuk bisa diterapkan juga oleh provinsi lain. Hal ini juga merupakan sebuah legacy yang sangat baik yang diberikan oleh UII, Kelurahan Purbayan, dan Kotagede, dan DIY,” terang Kerala BKKBN DIY ini.

Lebih lanjut, sekolah lansia ini menerapkan kurikulum sebanyak 12 materi yang terbagi dalam 12 pertemuan sesuai dengan kesepakatan mentor dan peserta yang terdiri dari materi aktivitas fisik khusus lansia dan keterampilan maupun terkait dengan refleksi kehidupan lansia.

“Dalam sekolah lansia ini, para siswa bisa menemukan teman untuk ngobrol sehingga bisa bercerita. Kondisi siswa lansia setelah mengikuti sekolah lansia ada perubahan yang positif secara signifikan menjadi lebih ceria, jadi bisa ngobrol, jadi terbuka bahkan secara fisik jadi bisa lebih aktif beraktivitas,” ungkap Iqbal

Rangkaian kegiatan peluncuran Sekolah Lansia dan Pameran KKN Tematik ini ditutup dengan pemaparan empat bidang proker unggulan, penyerahan luaran hasil program kerja unggulan, dan penampilan Tari Srandul dari Sanggara RTHP Bumen. Selain itu, kegiatan ini memberikan bantuan sosial lansia PJP Mustahik dan tur pameran program kerja serta pemeriksaan kesehatan gratis. (AHR/RS)

Program Studi Psikologi Program Magister (MAPSI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Spiritual Psychology in Building Harmonious Family and Community” pada (26/02) di Auditorium Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII yang diikuti tidak hanya oleh mahasiswa Program Magister Psikologi UII, namun juga terbuka untuk umum.

Acara yang dimoderatori oleh Wanadya Ayu Krishna Dewi, S.Psi., M.A. selaku Dosen Jurusan Psikologi FPSB UII ini dibagi menjadi dua sesi materi yaitu sesi pertama diisi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Psikologi Program Profesi, Dr. Sus Budiharto dan sesi kedua diisi oleh Prof. Uichol Kim dari Inha University, Korea.

Dr. Sus menjelaskan pada sesi pertama bahwa psikologi spiritual dalam Islam sangat lekat dengan psikologi kenabian yang menjadi contoh bagi sesama manusia dari para nabi dan rasul khususnya Nabi Muhammad saw.

“Dalam pendekatan psikologis, hendaknya ketika seseorang menemui suatu problematika kehidupan orang itu melakukan dialog kognitif yang memikirkan solusi yang akan dilakukan Nabi Muhammad SAW jika menemui permasalahan tersebut. Pendekatan ini diperkuat dengan dalil ayat Al-Quran Surah Al-Ahzab ayat 21 yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai teladan bagi manusia,” ungkap Dr. Sus dalam pemaparan materi.

Lebih lanjut, saat belajar, mahasiswa hendaknya juga menghadirkan kesadaran ilahiah dan menyeimbangkan dengan kesadaran ilmiah karena pada dasarnya segala ilmu pengetahuan berasal dari Allah Swt yang selanjutnya dipergunakan untuk kemaslahatan umat manusia.

Dr. Sus juga menyarankan kepada mahasiswa khususnya saat melakukan riset penelitian tugas akhir untuk tidak mengabaikan pengalaman yang dialami oleh diri sendiri ataupun orang terdekat agar kegiatan menuntut ilmu menjadi haqqul yaqin.

“Kemudian dalam menuntut ilmu seseorang harus senantiasa berpikir positif. Psikologi jiwa harus selalu di-tazkiyah agar nur semakin baik dan memberikan getaran yang positif,” jelasnya.

Sesi kedua, pembahasan mengenai psikologi spiritual dilanjutkan oleh Prof. Uichol Kim. Menurutnya, jika ilmu pengetahuan dan agama dipisahkan, maka akan terjadi error dalam pemahaman sains karena agama adalah kunci utama penafsiran ilmu untuk kemaslahatan manusia. Beberapa poin penting juga ditambahkan oleh Prof. Uichol Kim mengenai pengaruh psikologi spiritual dalam keharmonisan keluarga dan komunitas masyarakat.

“Bahwa hari raya umat Islam, yaitu Idul Fitri dirayakan sebagai hari kemenangan dan dirayakan bersama dengan anjuran silaturahim dan saling memaafkan. Momen Idul Fitri merupakan ajaran religi yang sangat sesuai dengan penelitian ilmiah yang diadakan Harvard Longitudinal Study of Adult Development yang menghasilkan hasil penelitian bahwa seseorang yang memiliki hubungan baik dengan orang lain berusia lebih panjang dari orang yang individualistis dan pemarah. Manusia adalah makhluk sosial dan kesendirian bukanlah kodrat dari manusia,” jelas Prof. Uichol Kim. (AAO/AHR/RS)

Culture and Learning Centre (CLC) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kegiatan Exploring The Harmony of The Past dengan mengajak 19 mahasiswa internasional dan 10 mahasiswa lokal untuk menjelajahi keunikan dan nilai sejarah dari Candi Kimpulan dan Plaosan pada Senin (24/02).

Kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan pemahaman tentang warisan budaya Indonesia ini merepresentasikan harmoni antaragama dan antarbudaya. Melalui sesi edukatif, diskusi interaktif, dan field trip, peserta diajak untuk mempelajari arsitektur, sejarah, dan makna filosofis di balik kedua candi tersebut.

Dosen CLC UII, Rina Desitarahmi, S.Pd., M.Hum dalam sambutannya kegiatan ini harapannya peserta tidak hanya tidak hanya belajar tentang sejarah dan arsitektur candi, tetapi juga merasakan betapa pentingnya toleransi dan harmoni dalam keberagaman. Interaksi dengan para ahli sejarah dan arkeologi, serta diskusi antarpeserta dengan latar belakang yang berbeda. menciptakan suasana yang kaya akan pengetahuan dan perspektif baru.

Field trip juga memberikan pengalaman langsung yang menyenangkan dan kreatif, membuat peserta semakin menghargai warisan budaya Indonesia dan dapat menunjukkan sisi kreatif melalui kompetisi instagram reels sebagai bentuk output dari kegiatan ini,” ungkap Rina.

Sodik, mahasiswa program studi Statistika yang mengikuti kegiatan ini menyampaikan kegiatan ini mampu menciptakan wadah yang tepat untuk membangun jembatan penghubung antara mahasiswa lokal dan internasional. Sehingga bisa saling mengenal, menjalin hubungan, dan mengasah keterampilan berbahasa asing.

Sementara itu, Khoirunnida yang juga merupakan peserta dari kegiatan ini dari mahasiswa mengatakan walaupun tur dilakukan di tengah guyuran hujan tapi tidak mengurangi rasa penasarannya dalam mengenal sejarah dan budaya dari dua candi tersebut

“Berjalan diantara candi-candi saat hujan sebenarnya membuat pengalaman yang lebih memorable. Mengamati sejarah dari Candi Kimpulan dan Plaosan terasa sangat luar biasa, tapi bagian yang terbaik adalah bisa berbagi momen dengan orang-orang yang luar biasa,” ujar mahasiswa program studi manajemen program internasional UII ini.

Lebih lanjut, Azra Zerlina, mahasiswa program studi Hubungan Internasional menyampaikan pesannya dari kegiatan ini untuk selalu terus menghargai dan menjaga peninggalan bersejarah serta memastikan generasi penerus bisa merasakan keindahan dan makna dari dua candi tersebut. “Terima kasih banyak untuk CLC UII dan semua yang terlibat dalam membuat pengalaman tur ini sangat bermakna,” ungkap Zena (AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) selalu berkomitmen untuk menjalin kemitraan baik dalam maupun luar negeri yang salah satunya diwujudkan dengan ikut  berpartisipasi dalam kegiatan ASEAN Universities Exhibition and Forum 2025  yang diselenggarakan pada Senin-Selasa (24-25/02) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia ini bermitra dan berkolaborasi dengan sekretariat ASEAN sebagai fasilitator kerjasama dan integrasi region ASEAN, SEAMEO Rihed sebagai wadah dalam mempromosikan kerjasama dan pengembangan pendidikan, serta ASEAN University Network (AUN) sebagai wadah untuk meningkatkan kolaborasi antar universitas di ASEAN.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D  mengatakan kegiatan ini menjadi kesempatan baik untuk mempromosikan UII dalam program students exchange, short program, double degree, dan beasiswa bergelar penuh yang fokus pada mobilitas mahasiswa di wilayah ASEAN khususnya dan penguatan kerja sama dengan mitra perguruan tinggi di ASEAN.

“Harapannya forum seperti bisa diteruskan dengan scope yang lebih luas tidak hanya untuk anak SMA tapi dikuatkan lagi dengan pembukaan sesi-sesi untuk menguatkan jaringan,” harap Ir. Wiryono.

Kegiatan yang melibatkan 244 universitas yang ada di ASEAN ini tidak hanya dikemas dengan pameran dan seminar pendidikan tetapi juga ada peluncuran Asean Global Exchange for Mobility and Scholarship (GEMS) yang memberikan kesempatan mahasiswa di ASEAN untuk melanjutkan pendidikan dan pengalaman di universitas yang ada di ASEAN, peluncuran ASEAN Student Mobility Programme 2025, hingga penandatanganan nota kesepahaman untuk kerjasama antar universitas di ASEAN. (AHR/RS)

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Sosialisasi Beasiswa Van Deventeer-Maas Indonesia pada Kamis (20/2) secara  daring melalui kanal zoom meeting bersama  Kepala Divisi Pembinaan Kepribadian & Kesejahteraan DPK UII, Latifatul Laili., S.Psi., M.Psi., Psikolog yang diikuti oleh puluhan mahasiswa.

Kegiatan sosialisasi ini turut mengundang Imbung Nurwanto serta Angger Panji Pradipta Budi selaku perwakilan dari Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia. Kegiatan ini bertujuan memberikan akses informasi, menjangkau mahasiswa berpotensi, dan mendukung kemandirian melalui bantuan finansial dan pengembangan diri.

Beasiswa Van Deventer-Maas Indonesia (VDMI) adalah program bantuan pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, dilengkapi dengan program pengembangan diri. Program ini diselenggarakan oleh Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia (YVDMI) yang didirikan pada tahun 2017 sebagai perpanjangan Van Deventer-Maas Stichting (1947) di Belanda.

Perwakilan Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia, Imbung Nurwanto memperkenalkan yayasan yang didirikan oleh pasangan Elizabeth Maas dan Van Deventer ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia. Melalui Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia, mereka memberikan bantuan finansial dan pengembangan kapasitas bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Saat ini, sekitar 35 perguruan tinggi di Indonesia telah menjadi mitra beasiswa tersebut.

Van Deventer-Maas Foundation didirikan oleh Elizabeth Maas dan Van Deventer untuk mendukung pendidikan di Indonesia. Lewat yayasan ini, mereka memberikan beasiswa dan pelatihan bagi mahasiswa kurang mampu. Saat ini, sekitar 35 perguruan tinggi telah bermitra dalam program ini,” ujar Imbung Nurwanto.

Untuk memastikan beasiswa tepat sasaran, Angger Panji Pradipta Budi dari Scholarship Administration YVDMI menyampaikan bahwa penerima harus mahasiswa D3, D4, atau S1 dari perguruan tinggi mitra, ber-IPK minimal 3,00, aktif berorganisasi, bukan di semester terakhir, berusia maksimal 27 tahun, berasal dari keluarga kurang mampu, tidak menerima beasiswa lain, bukan dari jurusan agama/teologi, serta memiliki minimal satu aktivitas yang dijalankan. Pendaftaran dilakukan melalui situs resmi dengan melengkapi dokumen sesuai ketentuan.

Kriteria seleksi yang ketat ini memastikan bahwa penerima beasiswa tidak hanya memenuhi syarat akademik dan finansial, tetapi juga memiliki potensi untuk berkembang melalui berbagai aktivitas dan organisasi. Setelah dinyatakan lolos, penerima beasiswa tidak hanya mendapatkan dukungan finansial, tetapi juga berbagai manfaat tambahan yang mendukung kelancaran studi dan pengembangan diri.

Sebagai bagian dari upaya pengembangan kapasitas, VDMI menyediakan berbagai program seperti Regional Meeting, Citizenship Workshop, Excellent Writing Club, Excellent Writing Workshop, dan Online Workshop. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan, literasi, serta kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan akademik maupun profesional di masa depan.

Sebagai penutup agenda sosialisasi, Kepala Divisi Pembinaan Kepribadian & Kesejahteraan, Latifatul Laili, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Van Deventer-Maas atas kemitraannya dengan UII dalam mendukung penyediaan beasiswa. Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut agar lebih banyak mahasiswa merasakan manfaatnya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Van Deventer-Maas yang telah menjadi mitra UII dalam mendukung penyediaan beasiswa ini. Semoga kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut di masa depan, sehingga semakin banyak mahasiswa yang mendapat manfaat dari program ini,” ujarnya. (IMK/AHR/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan acara penyambutan bagi mahasiswa internasional melalui “UII Welcome Days 2025” pada Kamis (20/2). Acara ini berlangsung di Gedung GBPH Prabuningrat Rektorat UII yang dihadiri oleh 26 mahasiswa internasional serta tamu undangan lainnya.

Acara resmi dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., yang menegaskan komitmen UII dalam memberikan pengalaman akademik dan sosial terbaik bagi mahasiswa internasional.

Selanjutnya, peserta mendapatkan pengenalan budaya akademik UII yang disampaikan oleh Ima Dyah Savitri. Materi ini memberikan gambaran mengenai pola belajar, interaksi dengan dosen, serta proses pembelajaran di UII. Sesi ini bertujuan agar mahasiswa internasional dapat memahami dinamika akademik yang ada di kampus, serta bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara efektif. Sesi ini juga mencakup informasi tentang sistem pembelajaran berbasis teknologi dan berbagai layanan akademik yang tersedia bagi mahasiswa.

Setelah sesi tersebut, acara dilanjutkan dengan pemaparan bertajuk “Study in Yogyakarta” oleh Ade Meirizal. Sesi ini memberikan wawasan tentang kehidupan sebagai mahasiswa di Kota Pelajar, termasuk bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, budaya, serta gaya hidup di Yogyakarta. Pembicara menjelaskan berbagai fasilitas yang tersedia bagi mahasiswa internasional, termasuk tempat tinggal, transportasi, serta aspek keamanan dan kesehatan selama tinggal di Yogyakarta.

Untuk meningkatkan interaksi dan kebersamaan antar peserta, panitia menyelenggarakan sesi permainan yang melibatkan seluruh mahasiswa internasional. Permainan ini dirancang untuk mencairkan suasana dan membangun rasa kebersamaan di antara para mahasiswa baru. Permainan yang melibatkan kerja sama tim juga diadakan untuk mempererat hubungan antar mahasiswa.

Setelah sesi permainan, mahasiswa mendapatkan informasi penting mengenai layanan mahasiswa yang disampaikan oleh Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A., selaku Direktur Kemitraan dan Kantor Urusan Internasional (DK/KUI).  Dalam sesi ini, mahasiswa diperkenalkan pada berbagai layanan yang tersedia, termasuk layanan akademik, kesehatan, dan konsultasi mahasiswa. Layanan ini bertujuan untuk mendukung mahasiswa selama studi mereka di UII dan memastikan mereka mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan dalam berbagai aspek kehidupan kampus.

Sesi kuis interaktif turut memeriahkan acara, dengan tiga pemenang mendapatkan hadiah eksklusif dari panitia. Kuis ini menguji pemahaman mahasiswa tentang informasi yang telah disampaikan sepanjang acara, termasuk sejarah UII, budaya akademik, serta kehidupan di Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk memastikan mahasiswa benar-benar memahami materi yang telah diberikan dan membantu mereka mengingat informasi penting dengan cara yang menyenangkan.

Setelah istirahat makan siang dan salat, mahasiswa bertemu dengan perwakilan program studi masing-masing untuk berdiskusi terkait persiapan akademik mereka di UII. Pertemuan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang kurikulum, sistem perkuliahan, serta ekspektasi akademik di masing-masing program studi. Setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan perwakilan program studi mereka.

Sebagai bagian dari pengenalan kampus, mahasiswa diajak mengikuti tur keliling UII yang dipandu oleh tim Peer-Guide. Rute tur mencakup berbagai fasilitas utama kampus, seperti Perpustakaan, Direktorat Pelayanan Akademik, Kantor Urusan Internasional, serta lokasi perkuliahan masing-masing prodi. Tur ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mengenal lebih dekat lingkungan kampus mereka dan memahami bagaimana mereka dapat mengakses berbagai fasilitas yang tersedia.

UII Welcome Days 2025 diharapkan dapat membantu mahasiswa internasional beradaptasi dengan lingkungan akademik dan sosial di UII serta merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan di Yogyakarta. Acara ini juga menjadi wujud nyata dari komitmen UII dalam membangun komunitas akademik yang inklusif dan global. Dengan adanya acara ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap untuk menjalani perjalanan akademik mereka dengan lancar dan memperoleh pengalaman yang berharga selama studi di UII. (ELKN/AHR)