Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PSAD) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Srawung Demokrasi #5 pada Kamis (30/1) di Ruang Teatrikal Lantai 1, Gedung Prof. Dr. Sardjito UII. Dengan mengangkat tajuk “Rapor 100 Hari Pemerintahan Prabowo” acara ini sukses menarik perhatian peserta dari berbagai institusi. Srawung Demokrasi kali ini menghadirkan pengamat politik Rocky Gerung dan pemikir kebhinekaan Dr. Sukidi sebagai narasumber, dengan moderator Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Hukum (FH) UII, Dr. Sri Hastuti Puspitasari, S.H., M.H.

Read more

Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Hijrah Purnama, S.T., M.Eng. menyampaikan pidato ilmiah bertajuk Mengerti Bumi: Menuju Zero Waste Society yang Berdaya dan Berkelanjutan dalam Rapat Terbuka Senat Milad ke-82 UII, Kamis (30/01), di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian bumi dalam peringatan Milad ke-82 yang diselenggarakan pada Kamis (30/01) di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII. Mengusung tema “UII Mengerti Bumi,” pesan ini tidak hanya menjadi refleksi perjalanan institusi, tetapi juga momentum mengajak sivitas akademika UII dan masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap pengelolaan lingkungan yang keberlanjutan. Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar wisuda jenjang Doktor, Sarjana, dan Diploma Periode III Tahun Akademik 2024/2025 pada Sabtu-Minggu (25-26/01) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir UII. Pada periode kali ini, UII mewisuda 713 lulusan terdiri dari 4 doktor, 73 magister, 615 sarjana, 20 sarjana terapan, serta 1 ahli madia. Sampai saat ini tercatat lebih dari 130.645 alumni UII telah berkiprah dalam berbagai peran baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Read more

Di kesempatan yang membahagiakan ini, saya akan mengajak Saudara melakukan refleksi terkait dengan kehidupan yang penuh dengan transisi. Buku yang ditulis oleh Bruce Feiler yang berjudul Life is in the Transitions (Feiler, 2021) dapat menjadi pemantik untuk dielaborasi. Transisi inilah yang membentuk identitas serta pengalaman kita.

 

Transisi bersifat universial

Pertama, transisi bersifat universal alias bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Transisi terjadi pada setiap orang, baik dalam bentuk perubahan karier, hubungan, kesehatan, atau bahkan identitas pribadi. Feiler menyebut masa-masa ini sebagai “lifequakes”—guncangan besar yang mengubah arah hidup kita.

Hari ini juga bisa menjadi bagian transisi dari hidup Saudara, dari status menjadi mahasiswa bertransisi menjadi alumni. Tantangan bergeser, tannggung jawab berubah, dan strategi untuk menghadapinya pun berbeda. Pun demikian ketika Saudara nanti berkiprah di dunia berkarya, sebuah transisi lainnya.

Meskipun Saudara semua mengalami transisi, pengalaman dan respons terhadapnya berbeda-beda. Cerita selama dan terkhusus di akhir masa studi sangat mungkin beragam,  warna-warni. Karena itu, Feiler menekankan pentingnya memahami dan menghormati keunikan perjalanan pribadi masing-masing individu.

 

Beragam makna transisi

Kedua, setiap transisi mengandung makna yang berbeda-beda. Karena itu susunlah narasi atas transisi hidup membantu kita memahami pengalaman, dan menempatkannya menjadi bagian dari cerita yang lebih besar.

Kehidupan disusun dari cerita-cerita kecil yang saling terkait, yang perlu dibingkai dengan sebuah perspektif. Masa kini kita merupakan akibat dari pilihan-pilihan, baik besar maupun kecil, yang kita buat di masa lampau. Masa depan pun tak beda: merupakan akibat dari preferensi kita di masa kini, baik itu dalam bentuk urutan yang menguatkan karena sejalan atau yang reaktif karena bertentangan (Mahoney, 2000).

Bisa jadi cerita masa lalu adalah tragedi yang kita tangisi. Tetapi cerita tersebut dapat berubah menjadi komedi yang akhirnya kita syukuri. Yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk mengubah tragedi menjadi komedi (Double, 2017). Karenanya tak jarang, saat ini, kita dapat menceritakan kesulitan yang pernah dihadapi di masa lampau dengan penuh suka cita dan bahkan derai tawa.

 

Ketidakpastian dalam transisi

Ketiga, transisi hidup sering kali mengandung ketidakpastian. Feiler menegaskan bahwa tidak apa-apa jika kita belum memiliki jawaban untuk ketidakpastian. Alih-alih menghindarinya, kita didorong untuk menerima ketidakpastian sebagai bagian dari proses eksplorasi atau menemukan jalan baru.

Kita juga disarankan untuk melihat transisi bukan sebagai ancaman, bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai peluang untuk bertumbuh. Dengan merangkul perubahan, terbuka jalan menuju kemungkinan dan wawasan baru. Masa-masa sulit dapat menjadi momen refleksi dan penemuan kembali diri.

Tantangan selama transisi dapat menjadi pelajaran berharga. Refleksi kita atas tantangan yang sudah kita lewati dapat menumbuhkan ketangguhan dan juga pengembangan diri.

 

Transisi adalah perjalanan

Keempat, transisi adalah sebuah perjalanan. Karena itu, kita disarankan untuk menghargai proses dalam transisi dan tidak hanya berfokus pada hasil akhir. Alih-alih terburu-buru menuju tujuan, ia mendorong kita untuk menemukan makna di setiap langkah perjalanan. Dengan kesadaran penuh (mindfulness), kita dapat lebih memahami emosi, kebutuhan, dan pelajaran yang hadir di tengah ketidakpastian.

Feiler juga mengingatkan kita bahwa keindahan hidup terletak pada momen-momen kecil yang sering kali diabaikan ketika kita terlalu fokus pada hasil. Ketidaksempurnaan dalam perjalanan adalah bagian alami dari proses, yang justru dapat memberikan pelajaran berharga. Peradaban manusia disusun dari berjuta ketidaksempurnaan yang ditoleransi untuk saling berinteraksi.

Dengan menghargai perjalanan itu sendiri, kita tidak hanya mencapai tujuan, tetapi juga menemukan kepuasan dan pemahaman mendalam yang memperkaya pengalaman hidup kita.

 

Referensi

Double, O. (2017). Tragedy plus time: Transforming life experience into stand-up comedy. New Theatre Quarterly33(2), 143-155.

Feiler, B. (2021). Life is in the transitions: Mastering change at any age. Penguin.

Mahoney, J. (2000). Path dependence in historical sociology. Theory and Society29(4), 507-548.

 

Sambutan acara wisuda Universitas Islam Indonesia pada 25-26 Januari 2025

Fathul Wahid

Rektor Universitas Islam Indonesia 2022-2026

Universitas Islam Indonesia (UII) peringati Milad ke-82 dengan mengangkat tema UII Mengerti Bumi. Disampaikan Rektor UII Fathul Wahid dalam Media Gathering UII 2025 pada Selasa (21/01), tema ini sarat akan banyak makna. Menurut Rektor, bumi bukan hanya tempat berpijak tetapi bumi sebagai tempat tinggal semua penghuninya harus dilestarikan dan dirawat.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kuliah tamu yang menghadirkan dua dosen dari An-Najah National University Palestina, yakni Prof. Dr. Allam S.A. Mousa dan Dr. Waleed M.O. Sweileh. Acara ini turut didampingi oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, H.E. Dr. Zuhair S.M. AlShun yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII. Read more

Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) UII sebagai mitra Pemerintah Kota Yogyakarta dalam merancang beberapa pembangunan kawasan layak huni di Kota Yogyakarta menghadiri acara peresmian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Layak Huni RT.02 RW.01 Kalurahan Terban pada Rabu (15/1) di Kawasan Permukiman Layak Huni Kalurahan Terban yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Prof. Ar. Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika dan Ketua PPAr UII, Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T. Kegiatan ini diresmikan oleh Penjabat Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto dengan penandatanganan prasasti penanda serta pemberian kunci rumah kepada perwakilan masyarakat. Read more

Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) resmi membuka Program Studi Informatika Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dalam rangkaian acara Informatics Expo 2024, pada Sabtu (11/1) yang digelar di Pakuwon Mall Jogja. Read more

Universitas Islam Indonesia  (UII) kembali mendapatkan doktor baru bidang studi kependidikan Islam yakni Dr. Syaiful Yusuf, S.Pd.I., M.Pd.I yang sebelumnya menamatkan jenjang sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Islam di UII dan jenjang magister di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hadir sebagai promotor dari Dr. Syaifulloh Yusuf yakni Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd dan Prof. Dr. Aziz Muslim, M.Pd. Sedangkan jajaran penguji terdiri dari Dr. Raden Rachmy Diana, S.Psi., M.A., Psi, Dr. Arif Rohman, M.Si., Prof. Dr. Imam Machali., S.Pd.I., M.Pd., dan Dr. Muqowim, S.Ag., M.Ag. Read more