Jalan sehat Milad ke-80 Universitas Islam Indonesia (UII) berlangsung semarak. Tidak kurang dari 4.500 peserta mengikuti kegiatan yang digelar pada Minggu (13/8) di kampus UII terpadu Jl. Kaliurang Km. 14,5 ini. Peserta jalan sehat adalah para dosen, tenaga kependidikan, pegawai purna tuga, satuan pengamanan, cleaning services, dan tenaga outsourcing yang kesemuanya berkesempatan hadir bersama keluarga.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya menuturkan, jalan sehat UII kali ini merupakan kali pertama diikuti oleh para keluarga setelah pandemi Covid-19. Karenanya Prof. Fathul Wahid mengajak segenap keluarga besar UII bersyukur atas kesehatan dan kesempatan yang diberikan Allah Swt.

“Hari ini adalah hari keluarga UII, mari kita nikmati setiap momennya, bahagia bersama dengan keluarga besar, ini adalah kali pertama sejak pandemi, kita semuanya kumpul bersama keluarga. Sehingga kesehatan yang ada, kesempatan yang ada, kita syukuri bersama-sama,” pesan Prof. Fathul Wahid.

Prof. Fathul Wahid menyampaikan, ibarat pesawat jumbo jet, pesawat berbadan lebar yang besar yang terlalu beresiko jika melakukan manufer dengan tidak hati-hati. Karena korbannya bisa akan sangat banyak.

“Di sayap kanan ini ada para dosen, di sayap kiri ini adalah para tendik (tenaga kependidikan), kemudian ada pilot, co pilot, dan semua kru nya, para pimpinan yang saat ini mendapatkan amanah. Kemudian penumpangnya ini ada 30 ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia dan dari 23 negara, juga ada keluarga-keluarga kita. Ketika oleng, korbannya luar biasa banyak, 30 ribu mahasiswa, dosen, tendik dan keluarganya sekitar 6000, sekitar 36000,” paparnya.

“Sehingga kita harus berhati-hati dan saling mendukung, saling menguatkan, tidak ada orang yang ingin membahayakan seluruh penumpang pesawat, entah itu dengan buka jendela, dengan tidak memasang sabuk pengaman, entah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang itu dampaknya bisa ke seluruh bersama,” tandas Prof. Fathul Wahid.

Di hadapan keluarga besar UII, Prof. Fathul Wahid mengungkapkan pentingnya keluarga besar UII menjaga komitmen kolektif bersama. Sehingga apa yang dicanangkan sebagaimana dalam tema milad kali ini bisa dijalankan bersama-sama.

Pertama, kita ingin bahwa Universitas Islam Indonesia ini tumbuh secara substantif. Bukan tumbuh secara superfisial atau kosmetik tapi tumbuh, betul-betul tumbuh. “Sehingga kita tidak mentoleransi kecurangan, tidak mentoleransi polesan, tidak mentoleransi pepesan kosong, dan lain-lain. Kita ingin bahwa pertumbuhan yang ada adalah pertumbuhan yang sifatnya substantif dan itu tidak mungkin tanpa kerja kolektif,” tandas Prof. Fathul Wahid.

Kemudian yang kedua, lanjut Prof. Fathul Wahid, bahwa ketika UII maju bertumbuh berkembang maka yang ada adalah pertumbuhan yang inklusif, mulyo bareng, ngopi bareng. Bukan pimpinannya, tetapi keseluruhan warga UII, kita sudah membuktikan itu semua ketika pandemi.

“Kita melalui pandemi yang luar biasa tantangannya. Dua setengah tahun, awal-awal kita tidak tahu kapan pandemi selesai, yang alhamdulillah dengan semangat kolektifitas, semuanya bisa kita lalui dengan sangat baik, dan bahkan kita bisa membantu adek-adek mahasiswa, jangan sampai ada yang DO (Drop Out) karena pandemi,” kenangnya.

“Selama pandemi, UII memberikan potongan SPP sebesar 125 miliar kepada mahasiswa, dan itu tak mungkin tanpa kerja sama dari semua pihak menerapkan pertumbuhan inklusif,” imbuh Prof. Fathul Wahid.

Terakhir, yang ketiga, kita ingin bahwa UII ke depan ini semakin kontributif. Kehadirannya menjadi bagian dari solusi bangsa ini, dan dengan warga UII di banyak konteks, dibanyak kalangan, dibanyak tempat, dibanyak waktu, semuanya menghadirkan sesuatu yang itu bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

“Kita berharap bahwa dukungan yang selama ini diberikan, do’a yang selama ini dipanjatkan, tidak henti untuk mengalir kepada kebaikan Universitas Islam Indonesia, untuk hari ini dan masa yang akan datang di waktu yang sangat panjang. Semoga tetap langgeng, semoga UII tetap berjaya. UII betul-betul bisa memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa Indonesia dan kemanusiaan,” harap Prof. Fathul Wahid.

Beragam Doorprize Hingga Pesan Peduli Pengelolaan Sampah

Pelaksanaan Jalan Sehat Milad ke-80 menempuh jarak kurang lebih 2 Km. Dimulai dari Kampus UII Terpadu menuju Desa Lodadi, kemudian melintasi Desa Candirejo dan Desa Krawitan, berakhir di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir UII. Kegiatan jalan sehat sendiri diawali dengan senam bersama, dan ditandai dengan pelepasan 8 ekor burung merpati serta 80 burung pipit yang melambangkan usia UII saat ini.

Peserta Jalan Sehat Milad ke-80 yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, pegawai purna tugas, satuan pengamanan, cleaning services, dan tenaga outsourcing berpeluang mendapatkan beragam doorprize. Terdapat 253 buah dooprize disediakan dalam pelaksanaan jalan sehat kali ini. Penerima hadiah utama berupa tiga motor, setelah dilakukan pengundian, didapat Gaib Suwasana, S.IP., M.IP., Aris Purwanto dan Rizal. Ketiga hadiah ini disediakan oleh mitra UII yakni Bank Mandiri, PT Global Prima Utama (UIINET), dan Bank BPD DIY Syariah.

Pada pelaksanaan jalan sehat kali ini, peserta juga diimbau untuk peduli dan berperan aktif akan pengelolaan sampah, dengan membuang sampah yang ditimbulkan selama acara berlangsung sesuai dengan kategorinya. Panitia kegiatan menyiapkan tempat sampah di setiap sudut lokasi kegiatan, dimana di masing-masing tempat terdiri dari tiga tempat sampah dengan kategori sampah organik, anorganik, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). (AD/RS)

Pernyataan Universitas Islam Indonesia tentang pelaksanaan Pesona Ta’aruf (PESTA) 2023 Read more

Yayasan Badan Wakaf (YBW) Universitas Islam Indonesia (UII) melaksanakan seremoni Pelantikan dan Pengangkatan Sumpah Pengurus dan Pengawas YBW UII masa jabatan 2023-2028. Acara yang berlangsung pada Kamis (10/8) dan bertepatan dengan 23 Muharam 1445 H ini digelar di Gedung Auditorium YBW UII, Kampus Cik Di Tiro.

Ketua Pembina YBW UII, Dr. Ir. Luthfi Hasan, M.S. secara resmi melantik dan mengambil sumpah Ketua Umum Pengurus YBW UII, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. dan Ketua Pengawas YBW UII Prof. Ir. Widodo, MSCE., Ph.D. beserta jajaran yang sebelumnya ditetapkan dalam Rapat Pembina YBW UII pada Sabtu dan Minggu, 14-15 Juli 2023 M/25-26 Zulhijah 1444 H.

Read more

Mentari yang cerah di pagi ini, seakan ikut membersamai kebahagiaan yang meliputi hati Saudara di sini. Bisa jadi, mimpi Saudara semalam pun lebih berwarna dan penuh pelangi warna-warni. Ketika bangun pagi tadi, saya berharap senyum Saudara pun semakin lebar. Semuanya adalah sebagai ungkapan syukur yang semakin tinggi.

Betapa tidak? Mulai hari ini, Saudara menjadi manusia baru, melalui tahapan metamorfosis dari siswa menjadi mahasiswa: siswa dengan segala kemuliaan dan tanggung jawabnya.

Saudara, mahasiswa merupakan anak bangsa istimewa. Sampai hari ini, baru sekitar sepertiga anak bangsa sepantaran Saudara yang mempunyai kesempatan mengenyam bangku kuliah. Ini adalah sebuah nikmat yang harus disyukuri dengan ketekunan dalam belajar dan keteguhan dalam mengembangan diri.

Karenanya, izinkan saya, semua dosen dan tenaga kependidikan, menyambut Saudara: selamat bergabung menjadi bagian keluarga besar Universitas Islam Indonesia (UII).

 

Mahasiswa baru yang berbahagia,

Di UII, Saudara tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk menekuni disiplin ilmu pilihan, tetapi juga mendalami ajaran agama.

Selain itu, Saudara mempunyai peluang besar untuk mengembangkan diri dengan beragam pilihan aktivitas dan organisasi, serta mengasah sensitivitas terhadap masalah-masalah publik. Jangan sia-siakan kesempatan ini.

Di UII, Saudara juga dibiasakan menghargai perbedaan. Yang berbeda jangan dianggap selalu bertolak belakang dan tidak bisa bersatu.

Bisa jadi di kelas Saudara nanti ada kawan yang berasal dari suku lain, negara manca, atau ahkan beragama berbeda. Semua itu tidak untuk membuat saling menjauh. Keragaman ini justru harus dirayakan dengan cara saling menghormati secara tulus.

Mahasiswa baru yang berbahagia,

Semangat itulah yang juga mendasari Sekolah Tinggi Islam (STI), nama awal UII, ketika didirikan di Jakarta, 40 hari sebelum kemerdekaan Indonesia, pada 27 Rajab 1364 H yang bertepatan dengan 8 Juli 1945 M. UII saat ini udah berusia 80 tahun menurut perhitungan kalender hijriah.

Pendiri UII adalah juga pendiri bangsa ini yang berasal dari beragam kalangan, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Perikatan Umat Islam, Persatuan Umat Islam Indonesia, dan para tokoh bangsa lainnya. Kita bisa sebut di antaranya K.H. Wahid Hasyim, K.H. Mas Mansur, Ki Bagoes Hadikusumo, Moh. Hatta, Muh. Natsir, Mr. Muh. Yamin, K.H. Abdul Halim, K.H. Ahmad Sanusi, K.H. Imam Zarkasyi, dan Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir.

Mereka memberikan contoh kepada kita untuk selalu mengesampingkan perbedaan dan mengedepankan persamaan. Semuanya ditujukan untuk Indonesia yang lebih maju. Salah satunya melalui pendirian tinggi yang berkualitas.

Saudara, UII merupakan rumah besar untuk keragaman. Di UII, semangat keislaman dan kebangsaan menyatu dalam satu tarikan nafas. Nama Universitas Islam Indonesia menyimbolkannya.

 

Mahasiswa baru yang berbahagia,

Tentu, kita, tidak lantas hidup di bawah bayang-bayang masa lampau. Semangat dan nilai-nilai baiknyalah yang terus kita jaga dan gaungkan dan sesuaikan dengan konteks kekinian.

Kita harus menyadari bahwa setiap zaman membawa tantangannya masing-masing dam membutuhkan aktor dengan kecakapan yang berbeda.

Saudara, perubahan adalah keniscayaan, sunatullah. Saudara tidak mungkin mengelak darinya. Sikap paling masuk akal adalah dengan menyiapkan diri menghadapi masa depan. Tidak ada pilihan lain. Melempar handuk atau mengibarkan bendera putih tanda menyerah tidak ada dalam kamus pemimpin masa depan.

Saudara harus menyiapkan diri untuk itu.

 

Mahasiswa UII yang berbahagia

Masa depan membutuhkan manusia dengan karakteristik berbeda dengan masa kini, apalagi masa lampau.

Saudara, masa depan tidak memberi tempat untuk mereka yang tidak adaptif. Karenanya, Saudara harus menyiapkan diri menjadi pembelajar cepat. Kembangkan kemampuan menghubungkan antartitik, antarkonsep, untuk membangun jalinan cerita yang bermakna.

Masa depan tidak menoleransi respons yang lambat. Karenanya, Saudara dituntut belajar menjadi pengambil keputusan yang cekatan dan tangguh. Untuk itu, Saudara perlu mengasah diri mengenali pola solusi dari beragam kelas masalah.

Saudara, masa depan tidak menyisakan ruang untuk mereka yang gagap teknologi. Karenanya, Saudara harus meningkatkan literasi dan keterampilan teknologi. Seharusnya hal ini tidak menjadi masalah bagi Saudara. Saudara adalah pribumi digital, yang sejak lahir beragam teknologi informasi sudah berada dalam jangkauan. Namun, jika semua kawan Saudara adalah pribumi digital, pastikan Saudara terlihat bagai intan yang bersinar di antara bebatuan.

Masa depan bukan milik mereka yang hanya sanggup mengikuti narasi publik seperti buih. Jangan mudah terbawa apa yang menjadi tren dan viral. Selalu lakukan tabayun atau verifikasi. Karenanya, Saudara harus melatih diri menjadi pemikir mandiri.

Saudara, masa depan akan sangat diwarnai dengan mahadata yang menunggu dicerna. Jika dulu tantangannya adalah mencari data, saat ini, tantangannya berubah, yaitu menyaring data. Karenanya, Saudara juga wajib meningkatkan literasi data, dengan membiasakan diri menelisik makna dari data.

Masa depan membutuhkan jejaring yang kuat. Selain belajar dan mengembangkan diri dengan tekun, jangan lupa, Saudara juga gunakan kesempatan ketika studi untuk membangun jejaring. Tidak hanya di dalam kampus, tetapi lintaskampus, dan bahkan lebih luas lagi. Insyaallah jejaring ini akan sangat bermanfaat untuk menebalkan manfaat yang akan Saudara sebar di masa mendatang.

Saudara, Masa depan tidak akan bersahabat dengan masa kini. Apa yang cukup untuk masa kini, sangat mungkin menjadi kedaluwarsa untuk masa depan. Karenanya, Saudara harus mengasah kreativitas untuk menghasilkan inovasi yang sanggup menjawab tantangan zaman.

Saudara, masa depan tidak untuk mereka yang berpikir sempit dan berorientasi lokal. Karenanya, Saudara perlu menyiapkan diri menjadi warga global. Ikutilah kesempatan mobilitas global jika mungkin.

Pekan depan, jika Saudara belum mempunyai paspor, buatlah satu. Bisa jadi, itu menjadi doa dan bagian dari ikhtiar Saudara untuk membuka pintu menjadi warga global.

Meski demikian Saudara, ada satu karakteristik yang mengikat masa lampau, masa kini, dan masa depan; yaitu kemuliaan akhlak, keluhuran budi, atau ketinggian watak.

Sepintar apapun Saudara, sehebat apapun Saudara, tetapi tanpa bingkai watak yang tinggi, kehadiran Saudara tidak akan menjadi bagian dari solusi, tetapi sebaliknya, justru menjadi bagian dari masalah. Tentu, ini bukan yang Saudara inginkan.

 

Mahasiswa UII yang berbahagia,

Mulai hari ini, jadilah manusia baru yang lebih baik. Tinggalkan jejak, termasuk jejak digital, yang baik.

Jika dulu, Saudara menikmati merundung orang lain, mulai hari ini jadikan itu masa lalu. Rundungan Saudara bisa jadi masih menyisakan trauma bagi korban.

Jika di masa lampau, Saudara menjadi penyebar berita bohong dan penyuka ungkapan kebencian, mulai hari ini, akhiri. Jika Saudara merasa perlu, hapus jejak suram tersebut ketika masih terlacak.

Mengapa ini penting? Jejak digital adalah cermin watak Saudara. Bisa jadi kawan atau bos masa depan Saudara akan menelusur jejak digital masa lampau Saudara. Sadarilah sebelum terlambat. Penyesalan selalu datang kemudian.

Mulai hari ini, tanamkan tekad untuk siap meninggalkan masa suram itu, jika ada.

 

Mahasiswa UII yang berbahagia,

Syukuri nikmat menjadi mahasiswa ini dengan ikhtiar terbaik sepenuh hati. Nikmati setiap momen yang Saudara alami di kampus ini. Maknai setiap kesempatan yang tercipta untuk berinteraksi.

Menjadi mahasiswa adalah peluang emas untuk menempa diri. Status mahasiswa adalah kesempatan terbaik untuk memperluas perspektif dan memperjauh horison.

Inilah saatnya menemukan harta karun dalam diri Saudara. Kenali dan lesatkan potensi Saudara. Gambarlah diri Saudara yang baru. Desain masa depan Saudara mulai hari ini. Gapai mimpi Saudara. Hiasi dengan ukiran beragam prestasi.

Kami, di UII, insyaallah siap mendampingi.

 

Mahasiswa UII yang berbahagia,

Semoga Allah memudahkan Saudara dalam menuntut ilmu di UII sebagai bagian ibadah kepada yang Maha Mulia. Karenanya, luruskan niat. Percayalah dengan janji Allah yang disampaikan lewat Rasulullah.

”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”.

”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”.

Jika perlu, cetak kedua pesan suci ini dengan huruf besar dan tempel di langit-langit kamar tidur Saudara, supaya selalu mengingatkan ketika lelah mendera.

Sekali lagi, selamat bergabung, para pemimpin masa depan!

Sambutan pada Kuliah Perdana untuk mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia pada 9 Agustus 2023.

 

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kegiatan Global Sustainable Program (GSP) 2023 dengan tajuk “TALENT: Tales of Indonesian Coffee and Tea” pada 8-11 Agustus 2023. Acara tersebut turut mengundang mahasiswa internasional dari konsorsium kerja sama perguruan tinggi Passage to ASEAN (P2A).

GSP merupakan program yang ditujukan untuk mitra-mitra UII di luar negeri guna memperkenalkan budaya Indonesia melalui kegiatan tematik. Sebelum ini, GSP digelar dengan tema Indonesia Heritage Story. “Untuk yang kedua ini, GSP kita lebih fokus ke Tales of Indonesian Coffee and Tea,” tutur Nihlah, Kepala Divisi Mobilitas Internasional DK/KUI sekaligus Ketua Panitia.

Read more

Kuliah perdana menjadi tanda memulai studi di perguruan tinggi atau universitas. Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia terus berupaya untuk melahirkan lulusan yang berkompeten sebagai calon pemimpin masa depan bangsa. Bertempat di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir UII, Rabu (9/8), sejumlah 4.544 mahasiswa baru para calon pemimpin masa depan bangsa mengikuti agenda kuliah perdana.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Talkshow Bedah Buku berjudul Talkshow Mencintai Munir. Acara yang dibuka pada hari Selasa (8/8) itu berlangsung di Gedung Sardjito Kampus Terpadu UII, Yogyakarta. Acara diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan terhadap mendiang Munir Said Thalib, seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, yang terkenal akan perjuangannya dalam menegakkan keadilan dengan gigih dan berani. Namun perjuangan itu harus terhenti dengan cara yang tragis pada tahun 2004 silam.

Read more

Coffee Morning Lecture kembali digelar oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) pada Senin (7/8). Bertempat di Ruang Collaborative Space IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII diskusi kali ini mengangkat tema Tantangan Facility Management untuk Mega Proyek di Indonesia.

Read more

Sektor pendidikan tinggi swasta (PTS) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perlu mendapatkan perhatian layaknya sektor pariwisata. Para mahasiswa sejatinya adalah wisatawan dengan kunjungan yang lama: dapat sampai empat tahun. Kontribusi PTS melalui beragam aktivitas dan mahasiswanya dalam menggerakkan ekonomi lokal sangat signifikan.

Tulisan ini ditujukan untuk menggalang kesadaran kolektif. Tidak hanya di kalangan PTS, tetapi untuk warga DIY secara luas.

 

Kontribusi PTS

Menurut Susenas 2021, setiap mahasiswa di DIY membelanjakan Rp1,70 juta per bulan. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil survei Bank Indonesia pada 2020, yang menemukan bahwa rata-rata pengeluaran mahasiswa pendatang Rp3,03 juta per bulan. Pengeluaran tersebut beragam kebutuhan, termasuk akomodasi, transportasi, komunikasi, kesehatan, dan hiburan.

Pada 2022, mahasiswa PTS di DIY berjumlah 290.621. Angka ini belum termasuk mahasiswa PTN. Jika sebanyak 70% dari mahasiswa PTS adalah pendatang, maka jumlah pengeluaran mereka, menggunakan basis Susenas, adalah Rp345,84 miliar per bulan alias Rp11,53 miliar per hari!

Setiap dari kita dapat dengan mudah membayangkan dampaknya dalam menggerakkan roda ekonomi di DIY.

Jika masih sulit, layangkan imajinasi kita kepada DIY pada paruh kedua 2020 ketika pandemi Covid-19 menyerang dan semua proses pembelajaran di PT diselenggarakan secara daring karena sebagian besar mahasiswa pendatang pulang kampung. Saat itu, roda perekonomian seakan berjalan sangat lamban dan bahkan berhenti.

 

Potret PTS

Dampaknya terhadap PTS sangat jelas. Survei pada Desember 2020 ketika pandemi Covid-19 menyerang menemukan bahwa hanya 27% PTS di DIY yang tidak mempunyai masalah keuangan. Sisanya berjuang dengan berbagai cara, termasuk meminta bantuan kepada badan penyelenggara (yayasan) dan menggunakan tabungan.

Potret tidak berubah signifikan meski setelah berjalan dua tahun, ketika pandemi mulai mereda. Survei pada Oktober 2022 menunjukkan hanya 29% PTS yang tidak mempunyai masalah keuangan.

Di awal 2023, beragam informasi terserak yang masuk kepada Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia (Aptisi) juga tidak begitu menggembirakan. Ada PTS yang akan merumahkan sebagian pegawainya. Ada PTS yang berpikir untuk melakukan alih kelola. Banyak PTS yang masih berjuang untuk menyehatkan diri.

Salah satu keluhan yang sering masuk ke radar Aptisi adalah soal cacah mahasiswa baru yang menurun. Namun, data tidak memberi dukungan. Jumlah Mahasiswa baru ke PTS di DIY memang sempat turun pada 2021 menjadi 59.325, dari tahun sebelumnya yang berjumlah 62.355. Namun pada 2022, menaik lagi menjadi 60.332. Namun demikian jumlah agregrat mahasiswa PTS tidak pernah turun dari 2018.

 

Mencari penjelas

Pernyataannya, mengapa ada keluhan dari banyak PTS? Terdapat beberapa kandidat penjelas, baik yang berdukungan data maupun dugaan yang memerlukan verifikasi lanjutan.

Pertama, analisis lebih lanjut menemukan bahwa ada ketimpangan distribusi mahasiswa. Data 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 81,21% (mendekati 47.000) mahasiswa baru berada di PTS berbentuk universitas yang berjumlah 25. Itupun sangat variatif, mulai dari PTS yang menerima lebih dari 7.000 sampai dengan yang kurang 400 mahasiswa baru. Sebanyak 18,79% tersebar di 75 PTS lainnya: insititut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, dan akademi komunitas.

Ketimpangan tersebut dapat dijuga dengan melihat ukuran PTS berdasar jumlah mahasiswa aktifnya. Dari 100 PTS, sebanyak 36 yang mempunyai mahasiswa di atas 1.000. Sebanyak 20 PTS yang memiliki mahasiwa 2.000 atau lebih. Dari sejumlah itu, sebanyak 10 PTS yang memberikan pendidikan ke 5.000 atau lebih mahasiswa. Jika dinaikkan angkanya, hanya enam PTS yang mempunyai mahasiswa di atas 10.000.

Kedua, penurunan animo pendaftar ke PTS di DIY. Data komprehensif untuk semua PTS di DIY tidak tersedia, meskipun setiap PTS bisa menganalisis datanya masing-masing. Jika betul terjadi penurunan, sulit untuk memastikan apakah ini karena prioritas pengeluaran keluarga yang berubah, daya beli publik untuk layanan pendidikan yang menurun, animo ke PTS lokal di luar DIY atau PTN yang menaik, atau kumulasi dari semuanya. Tidak tersedia data yang bisa diakses untuk verifikasi.

Ketiga, ekspektasi yang kurang rasional. Pada 2022, sebanyak 100 PTS berekspektasi mendapatkan sebanyak 183.034 mahasiswa baru semua jenjang. Kenyataannya cacah mahasiswa baru hanya 60.332 . Dengan demikian, keterisian kuotanya hanya sekitar 33%. Penurunan keterisian ini sudah menurun bahkan sejak sebelum pandemi Covid-19.

Meskipun cacah program studi terus meningkat di kalangan PTS, tetapi cacah mahasiswa baru berkisar di angka 60.000an. Ini bisa jadi juga merupakan indikasi adanya “kanibalisasi” antarprogram studi, baik di dalam satu PTS maupun antarPTS, bahkan oleh PTN.

Atau, apakah ini juga indikasi bahwa PTS  di DIY sudah jenuh? Jika ini kasusnya, maka pekerjaan rumahnya menjadi lebih rumit dan memerlukan banyak kejutan. Selain semua PTS terus meningkatkan kualitasnya, pemerintah juga perlu memberikan fasilitasi, dan warga harus memberikan sambutan hangat kepada mahasiswa. Tanpanya, magnet DIY sebagai penyedia pendidikan tinggi berkualitas dengan suasana yang nyaman, akan luntur perlahan.

Tentu, bukan ini yang kita harapkan.

Tulisan ini sudah dimuat di Kolom Analisis SKH Kedaulatan Rakyat pada 26 Juli 2023.

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (PSTL FTSP UII) menggelar acara “Enviro Festival, Recycle Fair: Connect, Learn and Act”. Acara dihelat di Hall & Innercourt FTSP UII Gedung Mohammad Natsir FTSP UII pada Sabtu (5/8).

Acara yang merupakan salah satu rangkaian penyambutan mahasiswa baru tersebut, dihadiri oleh kurang lebih 140 peserta dengan 60 di antaranya merupakan mahasiswa baru PSTL UII.

Read more