Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) serta Rumah Sakit (RS) UII berhasil menyelenggarakan seminar daring yang bertajuk “Webinar Kedokteran: Clinical Approach in Prevention of Catastrophic Disease Complications”. Melalui kanal Zoom Meeting, acara yang digelar pada Sabtu (08/07) ini turut mengundang sejumlah pakar penyakit dalam dari sejumlah instansi.

Para narasumber yang menjadi pembahas pada sesi diskusi termasuk dr. M. Robikhul Ikhsan, M.Kes., Sp.PD-KEMD, FINASIM dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada/Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. Sardjito dan Dr. dr. Eka Ginanjar, Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP, FICA, MARS dari FK Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo. Selain itu, dr. Ana Fauziyati, M.Sc., Sp.PD, FINASIM serta dr. Rina Juwita, Sp.PD dari FK UII/Rumah Sakit (RS) UII juga ikut mengisi menjadi pembicara.

Read more

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (DPK UII) menyelenggarakan kegiatan Launching Program PEKA UII Terpadu atau Peduli Kesehatan Mental Mahasiswa UII Terpadu. Acara berlangsung pada Sabtu (8/7), di Ruang Teatrikal, Gedung Kuliah Umum Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII. Perilisan program PEKA UII Terpadu dicetuskan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan dari pihak universitas terhadap kesehatan mental mahasiswa.

Acara dihadiri pimpinan universitas, perwakilan Pemerintah Kabupaten Sleman, dan mahasiswa. Kegiatan peluncuran juga dibarengi dengan seminar bertajuk “Mental Health Awareness in University” dengan pembicara Dr. Retno Kumolohadi, S.Psi., M.Si.Psikolog., selaku Dosen Program Studi Psikologi UII, dr. Cahya Pumama, M.Kes., selaku Kepala Dinas Kesehatan Sleman DIY, dan dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ (K), yang merupakan psikiater di RS PKU Wonosari & RSUD Wonosari Yogyakarta.

Read more

Salah satu kewajiban perguruan tinggi adalah mempresentasikan hasil penelitian dosen ke dalam publikasi atau jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional. Manfaat dari publikasi ilmiah ini di antaranya sebagai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan ekstensi penelitian, serta sebagai rekam jejak akademisi. Sejalan dengan itu, Universitas Islam Indonesia (UII) terus mendorong dosen untuk membuat luaran penelitian yang dipublikasikan. 

Read more

Menjelang tahun politik di 2024, publik diramaikan dengan berita deklarasi bakal calon presiden (bacapres) dari sejumlah partai politik. Sehubungan dengan ini, Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Seminar Nasional “Dinamika dan Tantangan Pemilu 2024” di Auditorium Lantai 4, Gedung FH UII serta melalui kanal Zoom Meeting, pada Rabu (05/07).

Kegiatan yang dimoderatori oleh Dian Kus Pratiwi, S.H., M.H., Dosen Hukum Tata Negara (HTN) FH UII ini turut mengundang sejumlah figur penting, seperti Prof. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H. selaku Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Dr. Idham Kholik, M.Si. selaku Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI), serta Hamdan Kurniawan, S.I.P., M.A. selaku Ketua KPU Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Read more

Sungguh suatu kehormatan besar bagi saya untuk menyambut Anda semua pembicara, tamu, dan peserta yang terhormat secara virtual ke Universitas Islam Indonesia untuk menghadiri The 4th International Intensive Course on Islamic Psychology (IICIP 2022).

IICIP 2022 menandai tahun keempatnya. Bagi saya, hal ini paling tidak menandakan dua hal.

Pertama, dedikasi yang konsisten dari orang-orang di belakang inisiatif, teman-teman kami dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Untuk itu, silakan bergabung dengan saya untuk menunjukkan rasa terima kasih kami kepada tim. Kami juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh universitas mitra kami dan The International Institute of Islamic Thought (IIIT) yang memungkinkan acara tahunan ini. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Habib Chirzin dari IIIT yang tanpa lelah memberikan semangat dan dukungan kepada kami.

Kedua, meningkatnya jumlah peserta dari berbagai negara mengirimkan pesan kepada kita bahwa komunitas pembelajaran di bidang psikologi Islam, semakin kuat. Ini salah satu dari banyak syarat bahwa suatu bidang dapat menjadi sub-disiplin atau disiplin yang lebih mapan.

 

Psikologi dan kemanusiaan

Saya senang mengetahui tema utama yang dibawakan oleh acara ini: Psikologi Islam untuk Kemanusiaan. Ini memang pilihan yang berani. Dari sudut pandang orang luar, seperti saya, saya dididik di bidang yang tidak terkait erat dengan psikologi: ilmu komputer dan sistem informasi, temanya sangat tepat waktu dan menunjukkan bahwa kita peka terhadap situasi saat ini, apa yang terjadi di sekitar kita.

Meskipun kita dapat mendiskusikan definisi kemanusiaan, tetapi secara umum, itu dapat merujuk pada dua entitas: orang dan karakternya. Untuk yang pertama, umat manusia adalah umat manusia, yang mencakup semua orang di bumi, manusia secara kolektif, dan untuk yang kedua, kemanusiaan mengacu pada kebajikan dan kualitas kita.

Karena itu, kami kemudian menempatkan kemanusiaan di jantung psikologi Islam. Bisa dikatakan, memang seharusnya begitu sejak awal. Tapi, bagi saya, ini bukan hanya tentang ide, ini tentang kesadaran baru, bahkan tentang gerakan kolektif untuk mengatasi berbagai masalah kemanusiaan.

 

Psikologi publik

Saat menyiapkan pidato singkat ini, seperti biasa, saya menantang diri sendiri untuk keluar dari batas imajiner disiplin dan mencoba mengakses literatur terkini di bidang psikologi.

Dan, kemudian, saya menemukan momen aha. Saya menemukan Monitor on Psychology (https://www.apa.org/monitor) edisi terbaru, sebuah majalah yang dipantau oleh American Psychological Association (APA). Sungguh suatu kebetulan yang diberkati. Di sampulnya tertulis huruf besar “Publicly Engaged Science“.

Isu ini mengingatkan saya pada undangan kepada akademisi yang dibuat oleh Van de Ven (2007) lebih dari satu dekade yang lalu, untuk menerima apa yang dia sebut kecendekiawanan yang membabit (engaged scholarship).

Apa yang muncul dalam majalah Monitor of Psychology, merupakan seruan bagi para psikolog untuk lebih memperhatikan masalah-masalah sosial, berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Psikologi publik mengadvokasi perubahan paradigma ke arah menempatkan masalah sosial di pusat penelitian psikologi.

Kemudian saya belajar dari artikel utama di majalah itu, bahwa pekerjaan psikologi publik dipandu oleh empat prinsip:

  1. Pemusatan masalah sosial sebagai penggerak utama kegiatan penelitian, pengajaran, dan pengabdian;
  2. Melibatkan publik yang beragam di setiap tahapan proses penelitian, mulai dari pengembangan hingga diseminasi;
  3. Mengkomunikasikan dan mendemokratisasi pengetahuan psikologis melalui percakapan dan kolaborasi dengan publik; dan bahkan
  4. Memikirkan kembali apa itu psikologi, termasuk kapan dan di mana pekerjaan psikologi terjadi.

Lalu, saya berpikir bagaimana menyelaraskan “pesan kemanusiaan” dengan gerakan ini. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah dunia sendiri, kita harus bergandengan tangan dengan aktor lain. Jika psikologi Islam dapat menyebarkan dan memperkuat pesan penting kepada khalayak yang lebih luas, maka itu adalah kesempatan bagi psikologi Islam untuk berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi isu-isu global yang relevan, termasuk ketidakadilan, ketimpangan, rasisme, dan diskriminasi yang menghantui masyarakat saat ini.

Inilah pertanyaan saya yang menggelitik: Bagaimana psikologi Islam dapat berkontribusi untuk menginspirasi, memimpin, dan memberikan solusi pelengkap atau alternatif untuk berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.

Saya sepenuhnya sadar bahwa masalah ini berada di luar yurisdiksi disiplin saya. Oleh karena itu, saya harus meninggalkan ini untuk dibahas dengan baik dan fasih oleh komunitas pembelajaran di bidang psikologi Islam. Kita mungkin mulai dengan pertanyaan sederhana: apa yang bisa saya bantu?

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada lembaga pendukung (IIIT, universitas dan lembaga mitra), pembicara, peserta, dan seluruh panitia penyelenggara.

Saya berharap Anda menemukan kursus intensif ini, bermanfaat secara pribadi, memperkaya secara sosial, relevan secara profesional, dan mencerahkan secara intelektual.

Referensi

Van de Ven, A. H. (2007). Engaged scholarship: A guide for organizational and social research. Oxford University Press.

Sambutan pada pembukaan The 4th International Intensive Course on Islamic Psychology (IICIP 2022) pada 5 November 2022, yang diterjemahkan dari versi bahasa Inggris.

Keberadaan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi punya nilai yang penting bagi lulusan Teknik Sipil. Di samping menambah kredibilitas lulusan, SKK Konstruksi juga meningkatkan daya tawar di dunia kerja. Demikian seperti disampaikan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (Ikateksi UII) Ir. Supriyatno pada acara launching program SKK Konstruksi dan pelantikan pengurus Ikateksi UII periode 2022-2027. Acara berlangsung di Kampus Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII pada Sabtu (1/7). Selain mengundang para alumni Teknik Sipil UII, acara juga dihadiri pimpinan fakultas.

Read more

Pelaksanaan hari kedua Salat Idul Adha 1444 H pada Kamis (29/6) yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) berlangsung di dalam Masjid Ulil Albab. Bertindak sebagai Imam Salat Idul Adha tersebut, Zahran Al-Asyraf Hibatullah yang merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2022. Sementara Ustaz Fuat Hasanudin, Lc., MA., yang bertindak sebagai khatib merupakan dosen Program Studi Ahwal Syakhsiyah Fakultas Ilmu dan Agama Islam (FIAI) UII. Salat Idul Adha ini juga diikuti ratusan jamaah yang tidak hanya terdiri dari sivitas akademika UII, namun juga warga sekitar kampus UII.

Read more