Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Organisasi (IPO) Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar webinar A Day to Move bertajuk “Things You Can Raise from The Best Version of You” pada Sabtu (26/3) secara virtual. Acara tersebut ini diisi oleh Muhammad Rizki Pratama dan Habibi Humas serta Eza Setiawan Hazami.

Read more

Pagelaran International Student Mobility oleh Fakultas Bisnis Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) menghadirkan dua perusahaan secara virtual pada Jumat (25/03). Kedua perusahaan tersebut adalah Project B Indonesia dan Roti Gembong Gedhe. 

Maraknya penggunaan sampah plastik seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk menjadi perhatian utama dari Project B Indonesia. Tiga hal utama yang dijunjung adalah lingkungan, ekonomi, dan masa depan. Rezky Kabira perwakilan dari Project B Indonesia menjelaskan “plastik sangat sulit untuk diurai, ditambah lagi masih banyak industri yang menggunakannya. Kami coba hadir untuk menawarkan ide pengelolaan sisa plastik yang ada,” tutur Rezky.

Read more

Ketua Dewan Penasehat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U. mengemukakan langkah-langkah yang diambil oleh para wisudawan setelah lulus kuliah akan menentukan kesuksesan kedepan. Salah satu diantaranya adalah kemauan bekerja keras.

“Jangan cemas, karena masa depan tidak hanya ditentukan oleh predikat (nilai kelulusan), tetapi juga ditentukan oleh langkah-langkah kedepan setelah ini. Harus ada langkah-langkah yang sungguh-sungguh untuk menjadi sukses, yaitu bekerja keras,” tutur Prof. Mahfud pada hari kedua upacara Wisuda UII Program Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma Periode III dan IV tahun akademik 2021/2022, di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Minggu (27/3).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini mengemukakan bahwa laboratorum yang sesungguhnya adalah di masyakarat. “Sekali saudara gagal di masyarakat, mungkin akan sulit untuk bangkit lagi dan akan terus terpuruk,” pesan Prof. Mahfud di hadapan 355 wisudawan yang mengikuti wisuda secara luring, dan 286 wisudawan secara daring melalui channel YouTube Universitas Islam Indonesia.

Di hadapan wisudawan UII, Prof. Mahfud memberikan beberapa pesan penting. Pertama, agar tetap menjaga nama baik diri dan kampus UII. “Mari jaga nama baik diri sendiri, dan nama kampus ini yang sudah mengajarkan idealism, karena kampus ini dibuat untuk mencetak kader bangsa yang berdaulat, agamis, serta bertaqwalah kepada Tuhan di dalam setiap gerakan.“ pesanya.

Pesan kedua, memperkuat jaringan silaturahim antar sesama alumni. “Buat jaringan dan silaturahim atau networking, perkembangan IT sangat diperlukan dalam menjalin jaringan dan silahturahim saat ini,“ tandasnya.

Berikutnya yang ketiga, lanjut Prof. Mahfud adalah menjaga integritas diri. “Jagalah sikap intregritas diri, kejujuran. Ketika kita tidak bisa menjaga integritas maka tidak akan ada harganya lagi. Jangan sampai terjerumus kepada hal yang tidak baik, karena UII sudah membekali itu,” tutur Prof. Mahfud dalam sambutannya.

Terakhir, Prof. Mahfud berpesan dengan mengambil perumpamaan hidup. “Orang hidup yang baik itu adalah orang yang mengalir seperti air. Allah mengatakan, air yang mengalir selalu ada buih dan janganlah kita menjadi buih di dalam air. Jadilah air yang dapat menjadi diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Orang yang baik itu seperti air, dan orang yang tidak baik itu seperti buih,“ pesannya.

Lebih lanjut disampaikan Prof. Mahfud, sesuai dengan Al Qur’an Surah Ar-Ra’du ayat 17, yang menjelaskan tentang kehidupan yang sangat manis, yakni Allah menurunkan air dari langit. Banyak cekungan dan berkumpul, yang mungkin suatu saat akan bertemu lagi disuatu tempat, seperti itulah kehidupan.

“InsyaAllah, suatu saat kampus UII akan mendengar nama saudara berkirbar di udara Republik Indonesia, yang mungkin suatu saat akan menjadi orang yang sangat top di Indonesia, dan saat itulah kita katakan semoga Allah meridhoi UII,” tutup Prof. Mahfud. (APD/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar upacara wisuda secara luring untuk kali pertama sejak pandemi Covid-19 melanda. Wisuda Program Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma Periode III dan IV tahun akademik 2021/2022 ini, berlangsung di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, pada Sabtu (26/3). Meskipun demikian, UII tetap mempersilahkan mahasiswanya yang memilih untuk mengikuti wisuda secara daring.

Read more

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) meluluskan satu mahasiswa berkebangsaan Libya. Khalifa Mohamed Albakay, menjadi lulusan pertama mahasiswa asing di program studi ini sejak didirikan pada 2010 yang lalu.

Read more

Program Studi Pendidikan Kimia mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Pembuatan Sabun dan Lilin Aroma Terapi” di MA Cokroaminoto, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Selasa (22/3). Pengabdian masyarakat yang bagian dari catur dharma UII ini melibatkan dosen, laboran, dan empat perwakilan mahasiswa dari program studi di bawah naungan Jurusan Kimia FMIPA UII.

Dalam kesempatan ini, Ketua Prodi Pendidikan Kimia, Krisna Merdekawati, S.Pd., M.Pd., menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan menuai antusiasme positif dari 150 siswa yang hadir. Para siswa juga diajak melakukan praktik pembuatan lilin aroma terapi. 

Read more

Perencanaan karier yang baik setelah lulus kuliah bisa berpengaruh besar pada jenis pekerjaan dan besaran gaji yang akan diterima ketika bekerja nantinya. Di samping itu, tidak kalah penting adalah menanamkan kepribadian yang baik dan sikap adaptif menghadapi perubahan sedari menjadi mahasiswa. Seperti disampaikan Toni Aprianto, A.Md.Si dalam acara pelepasan wisudawan dan wisudawati FMIPA UII periode 3 & 4 tahun akademik 2021/2022. Acara pelepasan tersebut dilaksanakan secara daring melalui platform zoom meeting dan disiarkan secara langsung di Youtube FMIPA UII pada hari Selasa (22/3).

Read more

Berbagai pandangan mengenai solusi pemulihan ekonomi pada pasca pandemi terus berkembang. G20 sebagai organisasi yang terdiri dari 20 kekuatan ekonomi global dinilai mampu berkontribusi memulihkan ekonomi dunia pasca pandemi. Selain pemulihan ekonomi, agenda penting lain yang mendesak adalah mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs). Sebagaimana tergambar dalam Webinar G20 SDGs: “Bagaimana Negara Memulihkan Ekonomi Pasca Pandemi” yang diadakan pada Selasa (22/3). 

Read more

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (PSHI UII) bekerja sama dengan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (RI) menyelenggarakan Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia Seri II Tahun 2022 dengan tema “Diplomasi Ekonomi pada Pasar Non-Tradisional”, pada Rabu (22/3) melalui platform Zoom Meeting.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) merasa bersyukur dan terhormat, karena sudah dua kali, pada 2021 dan 2022, dipercaya menggelar forum debriefing kepala perwakilan Indonesia di luar negeri. Pembicaranya adalah para duta besar yang sudah menyelesaikan misinya. Acara ini dikawal oleh Program Studi Hubungan Internasional UII.

Kali ini sebanyak tiga duta besar hadir sebagai pembicara. Mereka adalah Duta Besar Rina P. Soemarno (untuk Republik Rakyat Bangladesh 2017-2021), Duta Besar Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti (untuk Republik Tunisia 2017-2022), dan Duta Besar I Gusti Ngurah Ardiyasa (untuk Sri Lanka dan Republik Maladewa 2017-2021). Tajuk yang diangkat adalah “diplomasi ekonomi pada pasar non-tradisional”.

Saya sangat percaya forum debriefing ini sangat bermanfaat, tidak hanya bagi sivitas akademika di UII, tetapi juga untuk semua pihak yang peduli dengan pentingnya membangun kerja sama global antarnegara melalui jalur diplomasi. Diplomasi, dalam segala bentuknya, adalah satu-satunya pilihan mengeratkan hubungan antarnegara dengan tetap menghargai kedaulatan setiapnya.

Pengalaman tangan pertama, dari para duta besar yang mulia, membuat kita semakin memahami konteks global yang selalu berubah. Betul, globalisasi telah memudarkan batas antarnegara, tetapi itu tidak menghilangkan keunikan setiapnya. Karenanya, meningkatkan pemahaman akan keunikan setiap negara, dalam beragam aspek, menjadi sangat penting untuk menjaga semangat saling menghormati dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Catatan ‘akhir perjalanan’ para duta besar ini, karenanya sangat berharga. Banyak pelajaran yang dapat diambil darinya.

Ketika diminta memberi sambutan, ingatan saya tertuju kepada kisah debriefing yang terjadi pada 1354 (668 tahun lalu) ketika Ibnu Battutah kembali dari penjelajahannya pada usia 50 tahun. Ibnu Battutah, sendirian, melakukan perjalanan lintasnegara ketika baru berusia 21 tahun. Selama 31 tahun, Ibnu Battutah, telah menempuh lebih dari 75.000 mil.

Tentu tidak selama waktu itu selalu dalam perjalanan, tetapi diselingi dengan menetap di sebuah wilayah dalam beberapa waktu. Rekor jarak perjalanan ini tidak terpecahkan sampai ditemukan mesin uap pada abad ke-18.

Sekembalinya dari penjelajahan itulah, Ibnu Battutah atas titah Sultan Abu Inan, di Fez, Maroko, membuat catatan debriefing. Dia tidak membuat jurnal selama perjalanan. Berdasar ingatan selama perjalanan, Ibnu Battutah mendiktekannya kepada Ibnu Juzayy, sekretaris pribadi sultan.

Akhirnya kisah perjalanan tersebut menjadi buku yang berjudul cukup panjang, yang jika diterjemahkan ke dalam  bahasa Indonesia, menjadi Hadiah Bagi Para Pemerhati Negeri-Negeri Asing dan Pengalaman-Pengalaman Ajaib. Buku itu sering secara singkat disebut Ar-Rihlah (Perjalanan, The Travels). Kisah Ibnu Battutah tersebut mengungkap beragam deskripsi sudut dunia tanpa kita harus menjelajahinya secara fisik.

Penjelajahan Ibnu Battutah menggunakan perjalanan darat dan laut. Termasuk di dalamnya adalah perjalanan dari Aljazair ke Tunisia, perjalanan ke Ceylon (Sri Lanka), Chittagong di Benggala Timur (Bangladesh), dan juga ke Maladewa. Tentu ini hanya sebagian kecil dari daftar panjang wilayah atau negara yang dikunjungi oleh Ibnu Battutah.

Sudah merupakan takdir Allah jika para duta besar dalam acara forum debriefing, memaparkan kisah dari paling tidak empat negara yang juga dikunjungi Ibnu Battutah, yang terekam dalam Ar-Rihlah. Ar-Rihlah berisi catatan perjalanan internasional dan juga pelaporan budaya. Catatan perjalanan ini dianggap yang paling detail pada masanya. Ibnu Khaldun dalam Mukaddimahnya juga mengomentari laporan perjalanan Ibnu Battutah ke India, yang sangat detail.

Serupa dengan Ar-Rihlah, saya percaya banyak informasi penting dan tilikan baru yang mengemuka dalam forum debriefing ini. Forum seperti ini akan manjadikan pengalaman ‘personal’ menjadi memori kolektif, untuk basis gerak ke depan yang kuat karena berbasis data yang valid.

Merekam pengalaman dalam beragam media yang bisa dengan leluasa diakses oleh khalayak adalah tradisi baik yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan. Saat ini, pilihannya sudah beragam, tidak hanya dalam bentuk tulisan, tetapi juga dalam bentuk forum terbuka dan bahkan rekaman audio dan video. Ini juga merupakan ikhtiar memperluas akses dan memperpanjang umur manfaat.

Elaborasi ringan dari sambutan pada Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia pada 22 Maret 2022 yang diselenggarakan secara daring oleh Program Studi Hubungan Internasional bekerja sama dengan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.