Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Ilya Marsya Rohila, Mahasiswa Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) meraih penghargaan sebagai Duta Kosmetik Aman Terbaik Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diadakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Ulil Albab Habibah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) terpilih menjadi juara 3 (tiga) dari 95 karya feature pada Kompetisi Ramadan Fair UII 2022. Dalam lomba menulis tingkat SMA dan Mahasiswa se-Indonesia ini, ia mengangkat judul feature “Kyai Amin, 20 Tahun Mengabdi Tanpa Gaji”. Awarding UII Ramadan Fair disiarkan melalui channel YouTube dan Instagram UII pada Jumat (10/6).

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Memperingati Hari Koperasi ke-75 Dinas Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Kota Yogyakarta mengadakan Lomba Tangkas Terampil Perkoperasian (LTTP), pada Kamis (19/5) di Ayola Tasneem Yogyakarta. Peserta lomba merupakan siswa dari SMP, SMA/SMK, dan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Setiap tim mengirimkan dua orang perwakilan dan didampingi satu orang pendamping.

Read more

Mindset

Kesehatan mental menjadi salah satu kunci seseorang meraih hidup bahagia. memiliki mental yang sehat akan membuat seseorang cenderung berpikir positif akan berbagai hal. Sebaliknya, seseorang yang memiliki masalah pada mental biasanya memiliki kecenderungan untuk lebih mudah menyikapi suatu tindakan dengan perasaan negatif dan pikiran yang kacau.

Read more

Sejarah panjang manusia memberikan pelajaran penting kepada kita, bahwa tidak ada bangsa atau peradaban di muka bumi ini yang mampu berkembang dan berkemajuan tanpa dukungan sumber daya manusia yang mumpuni. Manusia adalah aktor peradaban yang menavigasi setiap perubahan. Kemampuan manusia dalam memahami lingkungannya serta merespons setiap perubahan dengan tepat dan cepat, dalam konteks ini, sangat penting.

Sumber daya manusia yang mumpuni tak mungkin lahir tanpa pendidikan berkualitas. Rumus ini valid untuk semua konteks, tak terkecuali Indonesia. Karenanya, mendiskusikan dan mengawal pendidikan menjadi sangat kritikal untuk kemajuan sebuah bangsa.

 

Dua masalah

Refleksi atas kondisi mutakhir di Indonesia, paling tidak memunculkan dua isu besar pendidikan nasional yang masih menyisakan pekerjaan rumah kolektif yang harus terus memerlukan perhatian bersama.

Isu pertama terkait dengan kualitas pendidikan. Beragam data yang bisa kita akses mendukung kesimpulan yang tidak mengenakkan ini. Kualitas pendidikan Indonesia, jika dibandingkan dengan bangsa lain dalam beberapa indikator, juga belum menggembirakan.

Kualitas ini bisa terkait dengan banyak aspek, mulai dari hulu sampai hilir. Termasuk di antaranya adalah kebijakan yang jelas dan bebas kepentingan jangka pendek, kualitas pengawal proses pembelajaran, kelengkapan infrastruktur dan fasilitas, sampai dengan kualitas dan koherensi materi pembelajaran untuk semua jenjang.

Pemerataan akses atau kesempatan adalah isu yang kedua. Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah hak seluruh anak bangsa, tak terkecuali. Karenanya, ketersebaran geografik, keterjangkauan biaya, dan ketersediaan kapasitas/kursi perlu mendapatkan perhatian serius. Negara harus hadir di sini.

Ketika negara belum sanggup karena keterbatasan kapasitas, kehadiran masyarakat dalam membantunya, perlu disambung hangat dan dirayakan. Bukan justru sebaliknya, dipersulit dengan kekangan regulasi yang menyita ruang inovasi.

Mereka juga anak kandung yang perlu mendapatkan perhatian seperti halnya lembaga pendidikan yang sepenuhnya atau sebagian besar dibiayai oleh negara. Tentu, itu bukan soal di atas kertas, tetapi mewujud nyata di lapangan.

Itu semua tidak mungkin tanpa dukungan anggaran yang cukup dari negara. Alokasi anggaran yang masuk akal, penggunaan yang tepat sasaran dan bebas kebocoran menjadi sangat penting. Apalagi ketika anggaran yang ada bahkan masih terbatas.

 

Tantangan zaman

Potret di atas perlu dilengkapi dengan peneropongan masa depan. Setiap zaman memiliki tantangannya masing-masing. Apa yang valid dan cukup di masa lalu, belum tentu relevan untuk masa kini. Demikian juga untuk masa depan.

Karenanya, untuk merespons perubahan yang sangat cepat dan menyiapkan diri untuk masa depan, perlu dilakukan beragam upaya. Peta jalan yang digariskan Unesco pada 2020, dalam laporan bertajuk Education for Sustainable Development, dapat menjadi rujukan awal. Tentu dengan tetap membuka ruang kontekstualisasi.

Kesadaran akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan menjadi pijakan dalam mendesain peta jalan. Terdapat empat area prioritas, yaitu transformasi lingkungan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik, pemberdayaan dan mobilisasi pemuda, serta akselerasi aksi tingkat lokal.

Transformasi lingkungan pembelajaran dapat dilakukan dalam beberapa aspek, termasuk lingkungan pedagogi, konten pembelajaran, dampak pembelajaran, dan ujungnya adalah transformasi sosial. Semua ini harus dibingkai dengan kesadaran pentingnya pembangunan berkelanjutan. Pembelajaran harus mencakup beragam dimensi: kognitif, sosial dan emosional, juga perilaku.

Pendidik yang berkualitas menjadi faktor kritikal dalam peningkatan kualitas pembelajarn secara khusus dan pendidikan secara luas. Beragam inisiatif harus diambil untuk ini, baik melalui peningkatan tingkat pendidikan, penguasan teknologi pembelajaran, sampai dengan kecakapan dalam memotivasi dan memperdayakan anak didik.

Perhatian lebih juga perlu diberikan kepada pemuda dan posisi sentralnya dalam kemajuan sebuah masyarakat. Mereka adalah anak didik yang membutuhkan fasilitasi dan aspiran yang mengharapkan pendampingan.

Selain itu, sensitivitas terhadap masalah lokal (termasuk nasional) juga perlu diasah. Hanya dengan demikian, kehadiran pendidikan menjadi relevan karena berandil untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Penjaminan kualitas artefak akademik dan lulusan, karenanya, penting untuk dipastikan.

Elaborasi ringan dari poin-poin sambutan pada Seminar Nasional untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang dihelat oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, pada 16 Mei 2022.

K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dan Dr. Tuan Guru Bajang (TGB) Muh. Zainul Majdi, Lc., M.A. hadir dalam acara Ngaji Tafsir Al Qur’an yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Universitas Islam Indonesia (UII). Kegiatan ini digelar dalam rangka Milad ke-79 UII.

Read more

Dalam menetapkan sebuah target atau cita-cita, penting untuk memenuhi prinsip S-M-A-R-T. Prinsip itu jika dijabarkan menjadi Specific (apa yang ingin dicapai haruslah spesifik), Measurable (kemajuan/progress hendaklah dapat terukur), Attainable (Target merupakan hal yang dapat dicapai), Relevant (penting untuk memilih target yang relevan dan tepat), Time-Based (Batas waktu perlu ditentukan). 

Read more

IEEE GRS/AES Joint Chapter bekerja sama dengan Departemen Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia (UII) dan Departemen Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang (UM) dan didukung oleh GRSS chapter Gujarat India, Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) dan IEEE Comsoc Indonesia mengadakan Program Summer School on Planning and Designing a SAR Remote Sensing Satellite pada 10, 11, 17, dan 18 Juni 2022.  Acara hari terakhir ini diadakan pada Sabtu (18/6) yang diisi oleh tiga pemateri, yaitu Dr. Bambang H. Trisasongko, Dr. Shiv Mohan, dan Dr. Agustan.

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Career Talk Show bertemakan “Membangun Perencanaan Karir” pada Jum’at (17/6). Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bekal bagi mahasiswa aktif dan fresh graduate meraih masa depan gemilang. Career talk show menghadirkan Dian Febriany Putri, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen jurusan Psikologi UII.
Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Bagi siapapun, mendengar kata kanker merupakan hal yang menakutkan. Sebagian banyak orang menganggap penyakit kanker tidak bisa disembuhkan. Namun, apakah benar adanya seperti itu? Topik ini diulas dalam acara Seminar Pengabdian Masyarakat kerjasama Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) dan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) yang diadakan pada Sabtu (18/6) secara daring melalui zoom khusus membahas terkait kanker payudara.

Read more