Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan webinar bertema “Hadapi Kegagalan, Buka Kesempatan, Jemput Impian” yang berlangsung pada Sabtu (02/07) secara daring. Webinar yang dibawakan oleh Ninette Putri Mustika, M.Psi., Psikolog selaku Associate Educational Psychologist Sehat Jiwa itu banyak mengulas cara menerima dan menyikapi kegagalan dan juga bagaimana melihat peluang di balik kegagalan.

Ninette Putri Mustika menjelaskan mengenai cara berteman dengan kegagalan. Kegagalan sering diartikan ketika hasil tidak sesuai rencana atau standar yang kita tetapkan atau standar dari lingkungan sosial. Salah satu cara berteman dengan kegagalan yaitu dengan mengizinkan dirimu merasakan perasaan alami tersebut. 

Read more

Menyambut datangnya bulan haji atau bulan Zulhijah, Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Grand Opening Adha Fest 1443 H pada Sabtu (2/7). Acara ini turut mengundang dr. Gamal Albinsaid dari CEO Indonesia Medika sebagai pembicara dengan tema “Revitalisasi Semangat Partisipasi dalam Membangun Antusiasme Berbagi”.

Acara dibuka dengan sambutan Ketua Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) UII, Junaidi Safitri, S.E.I., M.E.I. Ia menyatakan bahwa kurban tidak hanya ajang menyisihkan harta untuk berkurban, tetapi juga memiliki makna yang istimewa.

Read more

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Srikandi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan live instagram terkait kekerasan seksual pada anak bertemakan “Child Grooming Awareness” pada Jumat (01/07). Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan faktor dan dampak psikologis yang ditimbulkan dari Child Grooming.

Fitri Ayu Kusumaningrum, S. Psi., M.A. selaku Dosen Psikologi UII sekaligus seorang pemerhati Pendidikan, Psikologi Islam, dan Psikopatologi Perkembangan menyatakan terdapat 2 cara predator mencari korbannya, yaitu selecting dan accessing. 

Read more

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc. melantik 8 (delapan) Dekan dan 16 (enam belas) Wakil Dekan di lingkungan UII untuk periode 2022-2026. Prosesi pelantikan di gelar di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII pada Jumat (1/7).

Read more

Hari ini, kita seluruh sivitas akademika Univeristas Islam Indonesia bersyukur karena satu lagi tahapan pengisian pemegang amanah di lingkungan UII telah berjalan dengan lancar. Kita telah menyaksikan pelantikan dan serah-terima pemegang amanah Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan UII.

Seperti halnya dalam pemilihan Rektor dan Wakil Rektor, prinsip bahwa jabatan adalah amanah juga berlaku. Para dekan yang tadi dilantik tidak pernah mencalonkan diri, tetapi diajukan untuk dipilih karena memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Mari bersama-sama memandang jabatan sebagai sebuah kemuliaan yang ditakdirkan Allah untuk dirawat. Bahwa jabatan bukan berkah, tetapi amanah. Bahwa jabatan bukan fasilitas, tetapi pengabdian ikhlas. Bahwa jabatan bukan untuk dilayani, tetapi untuk memberi. Maka pesan yang sama ini pun kembali saya sampaikan kepada seluruh Dekan dan Wakil Dekan yang dilantik pagi tadi.

Seorang pemimpin haruslah memahami konteks dan mengenali warga organisasi yang ia pimpin, karena mereka telah menggantungkan harapannya dan menitipkan masa depannya kepada pemimpin.

Pesan Sahabat Ali bin Abi Thalib karramahu wajhah kepada pejabatnya, yang terekam dalam Kitab Nahjuh Balaghah (Alur Kafasihan), bisa kita jadikan cermin dalam bersikap. Sahabat Ali berpesan:

“Mohonlah pertolongan Allah dalam segala urusan yang memerlukan keprihatinanmu. Campurkan ketegasan dengan kelembutan. Bersikap lembutlah, jika kelunakan lebih memadai, dan bersikap tegaslah ketika diperlukan. Rendahkan sayapmu bagi rakyatmu. Cerahkan wajahmu di hadapan mereka. Lembutkan sikapmu untuk mereka. Jangan membeda-bedakan perlakukan di antara mereka, baik dalam perhatian, tatapan, isyarat maupun ucapan salam; sehingga dengan orang-orang penting tidak mengharapkan penyelewenganmu demi kepentingan mereka, dan rakyat kecil pun tidak berputus asa akan keadilanmu dalam memperhatikan nasib mereka.”

Tidak jarang, masalah muncul karena gagal mengenali ‘budaya setempat, budaya fakultas, atau budaya UII’. Kisah gagalnya Bill Gates, pembesut Microsoft, ketika berkunjung pertama kali ke Tiongkok untuk membangun kerjasama, dapat dijadikan pelajaran. Bill Gates menggunakan gaya Amerika ketika bekunjung ke Tingkok, pada saat itu.

Pada 21 Maret 1994, Bill Gates datang ke Tingkok seorang diri. Penjemputnya di bandara, Jia-Bin Duh, kepala kantor Microsoft berharap menemui Bill dalam balutan jas lengkap. Yang ditemukannya, adalah Bill Gates dengan celana jeans dan tas punggung lengkap dengan komputer di dalamnya. Tidak ada koper.

Jeans juga yang dikenakannya ketika bertemu dengan Jiang Zemin. Pertemuan berlangsung sangat singkat. Juru bicara kepresidenan bertutur kepada media, bahwa Presiden mengatakan bahwa Bill Gates harus mempelajari budaya Tiongkok dengan lebih baik. Ungkapan halus untuk sebuah fakta bahwa Presiden merasa tersinggung.

Moral yang kita dapat adalah, Bill Gates, tidak memahami seni membangun hubungan ala Tiongkok, quanxi.

Pada kunjungan keduanya 18 September 1995, Bill Gates datang bersama 10 orang tanpa membocorkannya ke media. Presiden Jiang Zemin pun menyambut baik, ketika Bill Gates dengan fasih mengenali konteks lokal dan memahami budaya Tiongkok dengan lebih baik.

Dalam ajaran Islam, Rasulullah saw. pernah mengatakan bahwa kita diminta mengenali dengan siapa kita berinteraksi, gunakan bahasa yang mudah mereka pahami. Jika tidak, jangan kaget jika ketidakpahamannya dapat mengandung fitnah. Dalam sebuah hadis, yang kalau kita artikan dengan terjemahan bebas, Rasulullah saw. berpesan, “informasi yang kamu sampaikan ke orang yang akalnya tidak dapat menjangkaunya dapat menjadi fitnah bagi sebagiannya”.

Moral ajaran ini dapat kita terapkan, tidak hanya untuk menjalin hubungan dengan yang kita pimpin, tetapi juga untuk memahami ‘generasi milenial’ yang dipercayakan kepada kita. Kita harus mendampinginya untuk siap menjadi warga global.

Tantangan ke depan tidaklah ringan. Perubahan lingkungan yang sangat cepat, perkembangan aplikasi teknologi informasi yang pesat, hadirnya generasi milenial dengan keunikan sifat, memberikan stimulus kepada kita untuk meresponsnya dengan tepat. Tanpanya, bisa jadi yang lain melesat dan kita terlewat.

Dalam konteks UII, seluruh pemimpin, baik di tingkat universitas, fakultas, jurusan, maupun program studi, harus mampu bekerjasama produktif, mengumpulkan energi positif, dan mengorkestrasi ikhtiar kolektif untuk kemajuan UII ke depan: UII yang menghasilkan lulusan berkualitas dan memberikan dampak untuk lingkungannya.

Jika terjadi hubungan yang ‘menghangat’, saya yakin, sangat mungkin karena hanya karena pilihan strategi yang berbeda.  Perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah, dan dalam beberapa konteks, bahkan perlu dirayakan. Perbedaan yang ada dalam memperkaya perspektif dalam memandang sebuah masalah dan juga merumuskan solusinya.

Sampai detik ini saya masih percaya, diskusi sehat dan adu argumen bernas adalah ruh perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan. Tanpanya, perguruan tinggi akan kehilangan sukma. Karenanya, ketika ada kondisi yang ‘menghangat’, maka pemimpin perlu membuka hati dan pikirannya untuk mencari solusi disepakati.

Pemimpin yang memahami konteks tentu akan memahami tugasnya. Insya Allah, jika semua yang dihadapi dianggap sebagai tugas, maka Allah memudahkan dirinya untuk menunaikan tugas dengan tuntas. Pemimpin perlu meninggalkan jejak baik. Kata Allah Swt.:

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Attaubah 9:105).

Semoga Allah Swt. selalu meridai dan memudahkan langkah seluruh pemimpin dalam menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya dalam melayani umat. Amin.

Sambutan pada pelantikan Dekan dan Wakil Dekan Universitas Islam Indonesia periode 2022-2026, pada 1 Juli 2022.

Memberikan inspirasi kepada mahasiswa tentang pengalaman arsitektur merupakan pokok tujuan dari diselenggarakannya Architect Talks series ke-16 ini. Turut hadir sebagai pembicara, Deddy Wahjudi, S.T., M.Eng., Ph.D. Acara Prodi Profesi Arsitek Jurusan Arsitektur UII ini mengangkat tema “Architect and Excellence Innovation in Built Environment” dan berlangsung pada Kamis (30/06).

“Kompetisi merupakan bagian yang tidak bisa lepas bagi saya untuk berinovasi,” tutur Deddy membuka materinya. Deddy mengikuti ajang kompetisi untuk turut serta aktif berkontribusi menggerakkan keaktifan arsitektur negeri.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Seminar Nasional dan Penyerahan Sertifikat Akreditasi ISO/IEC 17025-2017 yang diadakan di Gedung Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir UII pada Rabu (29/6). Seminar ini diisi oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc, Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII, Dr. Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., Psikolog., dan Dekan FMIPA UII, Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) resmi membuka Program Studi (Prodi) Program Sarjana Terapan. Prodi tersebut yakni Akuntansi Perpajakan, Bisnis Digital, dan Analisis Keuangan. Dibukanya tiga Prodi di lingkungan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII ini ditandai dengan berlakunya Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 135/D/OT/2022 dan 137/D/OT/2022.

Read more

Pentingnya Menjaga Sport Performance

Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (DPPK/ST UII) mengadakan acara bertajuk “Optimalisasi Potensi untuk Pemberdayaan dan Pengembangan Desa” pada Selasa (28/6). Acara ini merupakan Inagurasi dari Program Deepening Desa Brillian BRI 2022 Batch-1 sekaligus Pengumuman 3 Desa Brilian Terbaik.

Read more

Kabar baik untuk sivitas Universitas Islam Indonesia (UII), Laboratorium Terpadu UII resmi meraih sertifikat akreditasi sebagai Laboratorium Kalibrasi pada 28 Maret 2022 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium Kalibrasi diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan kalibrasi seluruh peralatan yang dimiliki oleh laboratorium di lingkungan UII, khususnya saat ini untuk ruang lingkup Massa (Neraca Elektronik) dan Instrumen Analitik (Spektrofotometer UV-Vis).

Kepala Laboratorium Terpadu UII, Rudy Syah Putra, Ph.D menjelaskan komitmennya untuk melaksanakan manajemen mutu dan teknis pelaksanaan ruang lingkup Kalibrasi sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017. Tentunya dengan tetap mengedepankan pelayanan prima Laboratorium Terpadu UII yaitu akurasi pengukuran, ketepatan waktu dan integritas pelayanan. Selain itu, secara rutin melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII telah melakukan Audit Mutu Internal (AMI) tiap tahun untuk membantu komitmen kualitas pelayanan Laboratorium Kalibrasi yang sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017.

“Tujuan kalibrasi peralatan ukur adalah menjamin ketertelusuran pengukuran, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya,” jelasnya.

Sertifikat diserahkan oleh Kepala BSN, Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc. kepada Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII

Ia melanjutkan, saat ini Laboratorium Terpadu UII telah memberikan layanan Pengujian sejak tahun 2010 dan mulai tahun 2022 ini akan memberikan pelayanan  Kalibrasi yang sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017. Selain itu, Laboratorium Kalibrasi sedang dalam proses penyiapan dokumen ISO/IEC 17043 sebagai Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) kalibrasi Neraca Elektronik. 

Saat ini dukungan kalibrator standar untuk kalibrasi Neraca Elektronik yang telah dimiliki antara lain Anak Timbang kelas E2 (0,1 g-500 g), kelas F1 (1 g-1000 g) dan kelas F2 (1 g-500 g) serta Glass Filter Holmium, Didymium, dan Neutral Density untuk kalibrasi Spektrofotometer UV-Vis.

Mekanisme Pelayanan Laboratorium Kalibrasi

Selain itu, beliau menambahkan mekanisme pelayanan di Laboratorium Kalibrasi yaitu dimulai dengan pelanggan melakukan pendaftaran online melalui SIMLAB (https://simlab-uii.id/login) atau langsung datang ke bagian ke ruang Penerimaan Sampel yang terletak di lt. 2 gedung Laboratorium Terpadu. Selanjutnya laboran akan mengkaji ulang permintaan pelanggan dan menjadwalkan pekerjaan kalibrasi. 

Setelah pekerjaan kalibrasi dilaksanakan, pelanggan melakukan pembayaran sebagai syarat sertifikat kalibrasi dapat diterbitkan atau dikirimkan langsung kepada pelanggan. “Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi terbuka untuk pelanggan internal dan eksternal UII,” ujarnya.

Bukan waktu singkat untuk mendapat raihan tersebut, Rudy menceritakan proses diawali dengan pelaksanaan pelatihan kompetensi ruang lingkup kalibrasi neraca elektronik dan spektroskopi UV-Vis. Selanjutnya pelatihan dengan materi penyesuaian dokumen manajemen mutu dan manajemen teknis kalibrasi serta pembuatan dokumen panduan mutu dan teknis yang menyesuaikan dengan ruang lingkup kalibrasi sesuai dengan standar ISO 17025:2017. 

Secara bertahap kegiatan tersebut dimulai November 2019 dan keseluruhan dokumen diintegrasikan dengan manajemen mutu dan manajemen teknis yang telah dimiliki oleh Laboratorium Terpadu UII pada Februari 2021. Sedangkan siklus pelaksanaan kalibrasi Neraca Elektronik dan Spektrofotometer UV-Vis  dilaksanakan pada akhir tahun 2020 dan 2021. Proses tersebut kemudian dilanjutkan  dengan pengajuan akreditasi ISO/IEC 17025:2017 Laboratorium Kalibrasi. Januari dengan ruang lingkup Neraca Elektronik dan Spektrofotometer UV-Vis. 

Seluruh dokumen mutu dan hasil pelaksanaan kalibrasi dijadikan syarat untuk pengajuan akreditasi. Kelengkapan dokumen tersebut diajukan pada Desember 2021. “Alhamdulillah, Lab Terpadu UII kini telah siap melayani kalibrasi dengan ruang lingkup massa (Neraca Elektronik) dan instrumen analitik (spektroskopi UV-Vis) di regional Yogyakarta,” tutupnya. (UAH/ESP)

Gedung Laboratorium Terpadu UII