Memulai langkah untuk masuk di dunia bisnis Coffee Shop kini telah menjadi salah satu impian anak muda. Untuk memiliki model bisnis yang populer dan banyak dinikmati oleh customer tentunya perlu strategi khusus. Lalu, bagaimana langkah awal untuk terjun didunia bisnis coffee shop ini?. Dalam hal ini, Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) UII mengadakan Career Talk Show dengan tema “Preparing Your Coffee Shop Business” yang dilaksanakan pada Jumat (23/09) melalui siaran langsung di instagram @uiicareer.

Pemateri Talk Show pada sesi ini, Nanda Miftah Al-Faiz sebagai Founder Hoop Coffee, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII angkatan 2016 itu menyampaikan memulai bisnis coffee shop dilandasi ide atas salah satu problematika mahasiswa. Mahasiswa dibebankan dengan kewajiban untuk mengerjakan tugas yang bejibun banyaknya dan menimbulkan kepenatan. Sehingga Hoop Coffee hadir menjawab permasalahan tersebut. 

Read more

Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyelenggarakan event yang bertajuk RAYAxIBISMA UII Hackathon 2022. Event tersebut diselenggarakan selama pada Kamis-Jum’at (22-23/09) di Gedung Simpul Tumbuh, Kampus terpadu UII. Hackathon sendiri merupakan event kolaborasi pengembangan proyek perangkat lunak. BRIxIBISMA UII diadakan untuk mendorong kolaborasi mahasiswa UII yang menggiat teknologi dengan BRI, melalui Bank Raya.

Bank Raya merupakan bagian dari BRI yang ditunjuk sebagai digital attacker untuk masuk dalam kompetisi bank digital. Selain meningkatkan fungsi layanan finansial secara cepat dan aman, Bank Raya juga berkomitmen meningkatkan infrastruktur digital untuk mendukung gig economy workers di Indonesia. 

Read more

Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pelatihan Kader Kesehatan pada Kamis (22/9) di Auditorium Lantai 4 Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Pelatihan dihadiri oleh para kader kesehatan dari beberapa pedukuhan di Sleman, seperti Pedukuhan Pelem, Candikarang, Sembung, dan Sambiroto. Narasumber yang mengisi kegiatan ini yaitu Dr. dr. Sunarto M.Kes, salah satu dosen Fakultas Kedokteran (FK) UII yang memiliki fokus pada kesehatan masyarakat. 

Read more

Saya berharap, bekal yang Saudara kumpulkan ketika kuliah sudah cukup untuk menapaki dunia berkarya, baik dengan membuka usaha sendiri, bekerja di lembaga yang sudah ada, maupun melanjutkan studi. Meski demikian, lingkungan terus berubah dan membutuhkan kecakapan yang lebih tinggi dan bahkan kecakapan baru. Karenanya, semangat untuk terus belajar harus terus dihidupkan.

Belajar dapat berlangsung dalam konteks yang sangat luas, termasuk melakukan refleksi atas fenomena yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, pandemi Covid-19 yang belum belum sepenuhnya sirna, meski telah memberikan dampak buruk yang luar biasa dalam kehidupan manusia modern, tetapi di saat yang sama telah mengajari kita banyak hal. Berikut adalah beberapa di antaranya.

 

Dunia yang terhubung

Kita semakin sadar bahwa dunia saling terhubung dengan erat. Kejadian di satu pojok dunia, dapat dengan cepat mempengaruhi pojok dunia yang lain. Pandemi yang merebak di sebuah negara, memicu negara lain untuk mengambil kebijakan pembatasan pintu masuk, misalnya.

Pelajaran ini valid untuk banyak konteks. Siapa sangka, misalnya, perang Rusia dan Ukraina telah mempengaruhi negara-negara lain yang melakukan impor komoditas dari kedua negara tersebut. Termasuk di antaranya adalah produk energi, pupuk, dan biji-bijan.

Terganggunya jalur transportasi di Laut Hitam karena perang, misalnya, telah mempengaruhi pasokan gandum ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Qatar, Mesir, dan Lebanon. Indonesia pun terdampak meskipun tidak seberapa, karena impor gandum dari Ukraina tidak dominan. Harga komoditas terdampak pun naik, bahkan sampai di atas 50%.

Ilustrasi di atas menegaskan bahwa globalisasi nyata adanya. Batas-batas antarnegara semakin terlihat memudar dan kesalingtergantungannya sangat tinggi.

Saudara, kita sekarang hidup di era seperti ini. Karenanya, pola pikir kita pun harus berubah, untuk selalu awas dengan perubahan lingkungan global. Meski demikian, kita harus tetap menggunakan kacamata kritis, supaya tidak latah mengikuti tren tanpa pemahaman yang baik. Di saat yang sama, itu juga berarti bahwa kita harus menyiapkan diri menjadi warga global yang bisa bermain aktif.

 

Dunia digital

Pandemi Covid-19 juga semakin menyadarkan kita bahwa bahwa semua yang dapat digitalkan akan didigitalkan. Pandemi telah mempercepat proses digitalisasi di banyak sektor, tak terkecuali di sektor pendidikan. Tentu, banyak catatan yang bisa diberikan terkait risiko yang harus dimitigasi, misalnya.

Banyak praktik baik yang masih mungkin diteruskan dan bahkan ditingkatkan, termasuk perbaikan layanan digital yang dapat diakses di mana saja, dan pengembangan konten pembelajaran digital untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran mahasiswa. Baik yang dikembangkan untuk melengkapi pembelajaran luring, maupun yang ditujukan secara khusus untuk pembelajaran daring.

Sebagai ilustrasi lain, dalam beberapa tahun terakhir, kita menjadi saksi bahwa layanan digital di sektor bisnis berkembang sangat cepat. Saat ini, kita bisa mendapatkan beragam layanan hanya melalui ponsel, termasuk pemesanan tiket perjalanan, pemesanan hotel, pembelian beragam produk, dan bahkan layanan mobilitas.

Banyak layanan menjadi semakin mudah. Kita pun semakin terbiasa dengan perubahan-perubahan tersebut. Hidup pun menjadi sangat digital, suka atau tidak suka.

Karenanya, Saudara perlu untuk terus mengasah kecakapan digital yang dimiliki. Dunia masa depan yang serba digital dipastikan akan berbeda dengan dunia masa lalu dan masa kini.

 

Ketimpangan sosial

Kita pun semakin sadar, ketika mobilitas fisik dibatasi oleh pandemi, manusia atau adalah makhluk sosial yang selalu mencari cara untuk berhubungan dengan manusia lain. Keterkungkungan karena pembatasan mobilitas telah membuat kita merasa ada yang hilang dari sisi kemanusiaan kita, yaitu kehadiran orang lain.

Karenanya, ketika disadari, World Health Organization (WHO) segera mengubah sebutan menjaga jarak sosial (social distancing) menjadi menjaga jarak fisik (physical distancing). Yang dibatasi adalah jarang fisik untuk mencegah penularan. Jarak sosial justru harus didekatkan.

Kesadaran ini perlu terus dilantangkan, bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling tergantung satu dengan lainnya. Kesalingtergantungan ini mempunya banyak implikasi, termasuk untuk terus saling peduli dan menjaga.

Mengapa hal ini penting? Karena, pandemi juga menyadarkan bahwa dunia “tidak rata”, ada ketimpangan yang tajam antarkelompok masyarakat. Kita menjadi saksi bahwa sebagian kelompok masyarakat sangat rentan terdampak pandemi, bahkan ketika baru menyerang. Itulah mengapa jarak sosial perlu didekatkan, karena yang berpunya dapat membantu mereka yang membutuhkan sesuai kemampuan.

Dampak pandemi terhadap perekonomian belum sepenuhnya sirna. Pemulihan ekonomi tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Karenanya, kita pun perlu mengelola ekspektasi.

Saya secara personal sadar bahwa kampus-kampus yang postur mahasiswanya dari kelas menengah ke bawah langsung terdampak di tahun pertama pandemi. Dan, ini terbukti.

Pada tahun kedua, tabungan publik semakin menipis, kampus-kampus menengah pun mulai terdampak. Prioritas pengeluaran publik sangat mungkin beralih.

Saat ini, ketika memasuki tahun ketiga dan kehidupan menjadi semakin normal, ternyata keadaan tidak lantas membaik. Saya salah membuat prediksi di sini.

Dampak yang dirasakan oleh banyak kampus semakin nyata. Salah satunya adalah ketercapaian cacah mahasiswa baru yang jauh di bawah target. Bisa jadi karena perekonomian belum sepenuhnya pulih dan tabungan publik belum terisi kembali.

Alhamdulillah, UII meski terdampak, masih dapat bertahan dan terus berkembang. Semuanya tidak mungkin tanpa dukungan dari banyak pihak, termasuk mahasiswa dan keluarganya. Selama pandemi, UII telah dimampukan oleh Allah memberi potongan SPP lebih dari Rp105 miliar.

Kami tentu sangat bersyukur dapat melakukan ini semua, dan tanpa ada pengurangan gaji dan pemberhentian pegawai. Hasil survei yang Aptisi V lakukan, menunjukkan bahwa hanya 27% perguruan tinggi swasta yang tidak mempunyai masalah keuangan.

Dalam konteks ini, Saudara saya ajak untuk terus mengasah kecakapan sosial, mempertajam kepedulian sosial, dan mencari cara untuk selalu dapat berkontribusi di tengah-tengah masyarakat yang masih timpang dalam banyak hal.

Sambutan pada acara wisuda Universitas Islam Indonesia pada 24-25 September 2022. 

 

 

 

Universitas Islam Indonesia (UII) terpilih menjadi tuan rumah Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022. Dalam hal ini, Program Studi Statistika UII mengadakan Sosialisasi Satria Data 2022 melalui daring kepada segenap sivitas akademika UII pada Rabu (21/9). Satria Data sendiri merupakan serangkaian kegiatan pengembangan wawasan, pengayaan keterampilan, serta peningkatan softskill yang merupakan kerjasama antar perguruan tinggi dan industri.

Hadir membersamai kegiatan, Direktur Pembinaan Kemahasiswaan UII, Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng. Ia menyampaikan di era sekarang setiap aspek tidak bisa terlepas perihal data. Saat ini data diklaim sebagai sumber yang lebih berharga daripada minyak. Akan tetapi, menurut Beni data yang ada membutuhkan pihak untuk mengolahnya, “itulah data saintis, ajang Satria Data 2022 merupakan pintu untuk mencetak saintis muda nantinya,” buka Beni Suranto di awal.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Rapat Kerja dengan tema Pertumbuhan Substantif Berbasis Nilai Menuju Universitas Riset di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta pada Rabu-Kamis (21-22/9). Para peserta Raker ini terdiri dari pimpinan UII di tingkat universitas, fakultas, program studi, dan pusat studi.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan setiap waktu punya tantangannya masing-masing. Ia mengajak para peserta untuk mengenali konteks UII. Menurutnya, melalui pengenalan konteks yang baik kita akan dapat menentukan sudut elevasi bergerak ke sasaran yang disepakati bersama.

Read more

Banyak beranggapan bahwa mengambil foto merupakan hal yang sangat mudah. Terlebih dengan maraknya ponsel berkamera. Namun untuk dapat menghasilkan foto yang bagus dan berkualitas, fotografer harus memahami dasar-dasar fotografi. Hal inilah yang mendorong diadakannya acara Workshop Fotografi Dasar dengan menghadirkan pembicara, pegiat fotografi, Teguh Santosa dan Seniman Fotografi Indonesia, Risman Marah. 

Acara diselenggarakan pada Selasa (20/09) di Ruang Audiovisual Lt. 4, Fakultas Hukum, Kampus Terpadu, Universitas Islam Indonesia (UII). Bersamaan dengan acara ini, audiens juga diajak mengirimkan karya foto untuk diikutkan dalam Pameran Fotografi “Merapi Bersahabat, UII Berkhidmat” yang akan digelar pada 10 Oktober 2022 mendatang. Karya foto dapat diunggah melalui tautan https://uii.id/foto hingga batas waktu 30 September 2022.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) terus mengembangkan manajemen sistem mutu unggul, baik di kancah nasional maupun internasional. Guna semakin memantapkan hal itu, pada Senin (19/8) diselenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjaminan Mutu Universitas (RTM SPMU). Rapat dihadiri oleh segenap pimpinan universitas, mulai dari rektor, wakil rektor, pimpinan fakultas dan prodi, direktur hingga kepala badan dan diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting.

Penyampaian potret UII selama satu tahun belakang, tahun akademik 2021/2022 disampaikan langsung oleh Prof. Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII. RTM SPMU ini sebagai basis penyusunan program kerja atau project UII ke depannya. “RTM SPMU digunakan untuk dasar pengambilan keputusan selanjutnya,” ungkap Rektor UII.

Read more

Skrining adalah serangkaian prosedur atau pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit tertentu pada seseorang. Mencegah lebih baik dari mengobati, terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali. Masalah kesehatan sindroma metabolik masih menjadi momok dalam masyarakat. Tidak terlihat tapi diam-diam menggerogoti tubuh manusia. Hal inilah yang mendorong Tim Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM Humerus) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan skrining kesehatan di Dukuh Bondalem dan Dukuh Kanutan, Bantul. Melalui kerja sama dengan para kader Posyandu, lebih dari 100 masyarakat mengikuti skrining kesehatan yang terdiri dari pengecekan gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan asam urat pada Sabtu (17/09).

Read more

Kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) bisa jadi impian sebagian besar para pelajar. Sebab selain ditunjang fasilitas yang lengkap, FK UII juga telah mengantongi akreditasi A. Impian ini berhasil diraih oleh Salimah Syahidah, mahasiswa baru FK UII penerima beasiswa Hafiz Al-Qur’an di UII. Sebagai seorang penghafal Al-Qur’an 30 juz, mahasiswi dari Provinsi Banten tersebut berhak memperoleh beasiswa secara penuh selama empat tahun di UII. Setiap tahunnya, UII memang membuka program beasiswa tersebut dan Salimah adalah salah satu penerimanya.

Dikisahkan Salimah, ia meyakini janji Allah Swt. yang akan memuliakan penghafal Al-Qur’an. Tidak hanya di akhirat namun juga di dunia. Ia mengakui bahwa keberhasilannya tersebut tidak lepas dari peran orang tuanya yang sudah menanamkan rasa cinta Al-Qur’an sejak dini. 

Read more