Kerusuhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu di tengah Stadion Kanjuruhan, Malang masih menyisakan duka mendalam bagi insan sepak bola tanah air. Kejadian itu tentu sangat mempengaruhi para suporter dan orang-orang yang menjadi korban dari berbagai sisi, salah satunya psikologis. Dr.Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., salah satu dosen Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) mencoba mengurainya. Qurotul Uyun sendiri mengaku sangat prihatin atas kejadian yang menimpa dunia sepak bola Indonesia.
Dikatakannya, situasi yang ramai di dalam stadion cenderung membuat para suporter untuk lebih reaktif. “Jadi, memang namanya kalau di kerumunan itu emosinya meningkat dan identitasnya berubah. Dari identitas individu menjadi identitas massa (kelompok),” ungkap Qurotul Uyun.