Saya berharap, bekal yang Saudara kumpulkan ketika kuliah sudah cukup untuk menapaki dunia berkarya, baik dengan membuka usaha sendiri, bekerja di lembaga yang sudah ada, maupun melanjutkan studi. Meski demikian, lingkungan terus berubah dan membutuhkan kecakapan yang lebih tinggi dan bahkan kecakapan baru. Karenanya, semangat untuk terus belajar harus terus dihidupkan.

Belajar dapat berlangsung dalam konteks yang sangat luas, termasuk melakukan refleksi atas fenomena yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, pandemi Covid-19 yang belum belum sepenuhnya sirna, meski telah memberikan dampak buruk yang luar biasa dalam kehidupan manusia modern, tetapi di saat yang sama telah mengajari kita banyak hal. Berikut adalah beberapa di antaranya.

 

Dunia yang terhubung

Kita semakin sadar bahwa dunia saling terhubung dengan erat. Kejadian di satu pojok dunia, dapat dengan cepat mempengaruhi pojok dunia yang lain. Pandemi yang merebak di sebuah negara, memicu negara lain untuk mengambil kebijakan pembatasan pintu masuk, misalnya.

Pelajaran ini valid untuk banyak konteks. Siapa sangka, misalnya, perang Rusia dan Ukraina telah mempengaruhi negara-negara lain yang melakukan impor komoditas dari kedua negara tersebut. Termasuk di antaranya adalah produk energi, pupuk, dan biji-bijan.

Terganggunya jalur transportasi di Laut Hitam karena perang, misalnya, telah mempengaruhi pasokan gandum ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Qatar, Mesir, dan Lebanon. Indonesia pun terdampak meskipun tidak seberapa, karena impor gandum dari Ukraina tidak dominan. Harga komoditas terdampak pun naik, bahkan sampai di atas 50%.

Ilustrasi di atas menegaskan bahwa globalisasi nyata adanya. Batas-batas antarnegara semakin terlihat memudar dan kesalingtergantungannya sangat tinggi.

Saudara, kita sekarang hidup di era seperti ini. Karenanya, pola pikir kita pun harus berubah, untuk selalu awas dengan perubahan lingkungan global. Meski demikian, kita harus tetap menggunakan kacamata kritis, supaya tidak latah mengikuti tren tanpa pemahaman yang baik. Di saat yang sama, itu juga berarti bahwa kita harus menyiapkan diri menjadi warga global yang bisa bermain aktif.

 

Dunia digital

Pandemi Covid-19 juga semakin menyadarkan kita bahwa bahwa semua yang dapat digitalkan akan didigitalkan. Pandemi telah mempercepat proses digitalisasi di banyak sektor, tak terkecuali di sektor pendidikan. Tentu, banyak catatan yang bisa diberikan terkait risiko yang harus dimitigasi, misalnya.

Banyak praktik baik yang masih mungkin diteruskan dan bahkan ditingkatkan, termasuk perbaikan layanan digital yang dapat diakses di mana saja, dan pengembangan konten pembelajaran digital untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran mahasiswa. Baik yang dikembangkan untuk melengkapi pembelajaran luring, maupun yang ditujukan secara khusus untuk pembelajaran daring.

Sebagai ilustrasi lain, dalam beberapa tahun terakhir, kita menjadi saksi bahwa layanan digital di sektor bisnis berkembang sangat cepat. Saat ini, kita bisa mendapatkan beragam layanan hanya melalui ponsel, termasuk pemesanan tiket perjalanan, pemesanan hotel, pembelian beragam produk, dan bahkan layanan mobilitas.

Banyak layanan menjadi semakin mudah. Kita pun semakin terbiasa dengan perubahan-perubahan tersebut. Hidup pun menjadi sangat digital, suka atau tidak suka.

Karenanya, Saudara perlu untuk terus mengasah kecakapan digital yang dimiliki. Dunia masa depan yang serba digital dipastikan akan berbeda dengan dunia masa lalu dan masa kini.

 

Ketimpangan sosial

Kita pun semakin sadar, ketika mobilitas fisik dibatasi oleh pandemi, manusia atau adalah makhluk sosial yang selalu mencari cara untuk berhubungan dengan manusia lain. Keterkungkungan karena pembatasan mobilitas telah membuat kita merasa ada yang hilang dari sisi kemanusiaan kita, yaitu kehadiran orang lain.

Karenanya, ketika disadari, World Health Organization (WHO) segera mengubah sebutan menjaga jarak sosial (social distancing) menjadi menjaga jarak fisik (physical distancing). Yang dibatasi adalah jarang fisik untuk mencegah penularan. Jarak sosial justru harus didekatkan.

Kesadaran ini perlu terus dilantangkan, bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling tergantung satu dengan lainnya. Kesalingtergantungan ini mempunya banyak implikasi, termasuk untuk terus saling peduli dan menjaga.

Mengapa hal ini penting? Karena, pandemi juga menyadarkan bahwa dunia “tidak rata”, ada ketimpangan yang tajam antarkelompok masyarakat. Kita menjadi saksi bahwa sebagian kelompok masyarakat sangat rentan terdampak pandemi, bahkan ketika baru menyerang. Itulah mengapa jarak sosial perlu didekatkan, karena yang berpunya dapat membantu mereka yang membutuhkan sesuai kemampuan.

Dampak pandemi terhadap perekonomian belum sepenuhnya sirna. Pemulihan ekonomi tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Karenanya, kita pun perlu mengelola ekspektasi.

Saya secara personal sadar bahwa kampus-kampus yang postur mahasiswanya dari kelas menengah ke bawah langsung terdampak di tahun pertama pandemi. Dan, ini terbukti.

Pada tahun kedua, tabungan publik semakin menipis, kampus-kampus menengah pun mulai terdampak. Prioritas pengeluaran publik sangat mungkin beralih.

Saat ini, ketika memasuki tahun ketiga dan kehidupan menjadi semakin normal, ternyata keadaan tidak lantas membaik. Saya salah membuat prediksi di sini.

Dampak yang dirasakan oleh banyak kampus semakin nyata. Salah satunya adalah ketercapaian cacah mahasiswa baru yang jauh di bawah target. Bisa jadi karena perekonomian belum sepenuhnya pulih dan tabungan publik belum terisi kembali.

Alhamdulillah, UII meski terdampak, masih dapat bertahan dan terus berkembang. Semuanya tidak mungkin tanpa dukungan dari banyak pihak, termasuk mahasiswa dan keluarganya. Selama pandemi, UII telah dimampukan oleh Allah memberi potongan SPP lebih dari Rp105 miliar.

Kami tentu sangat bersyukur dapat melakukan ini semua, dan tanpa ada pengurangan gaji dan pemberhentian pegawai. Hasil survei yang Aptisi V lakukan, menunjukkan bahwa hanya 27% perguruan tinggi swasta yang tidak mempunyai masalah keuangan.

Dalam konteks ini, Saudara saya ajak untuk terus mengasah kecakapan sosial, mempertajam kepedulian sosial, dan mencari cara untuk selalu dapat berkontribusi di tengah-tengah masyarakat yang masih timpang dalam banyak hal.

Sambutan pada acara wisuda Universitas Islam Indonesia pada 24-25 September 2022. 

 

 

 

Universitas Islam Indonesia (UII) terpilih menjadi tuan rumah Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022. Dalam hal ini, Program Studi Statistika UII mengadakan Sosialisasi Satria Data 2022 melalui daring kepada segenap sivitas akademika UII pada Rabu (21/9). Satria Data sendiri merupakan serangkaian kegiatan pengembangan wawasan, pengayaan keterampilan, serta peningkatan softskill yang merupakan kerjasama antar perguruan tinggi dan industri.

Hadir membersamai kegiatan, Direktur Pembinaan Kemahasiswaan UII, Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng. Ia menyampaikan di era sekarang setiap aspek tidak bisa terlepas perihal data. Saat ini data diklaim sebagai sumber yang lebih berharga daripada minyak. Akan tetapi, menurut Beni data yang ada membutuhkan pihak untuk mengolahnya, “itulah data saintis, ajang Satria Data 2022 merupakan pintu untuk mencetak saintis muda nantinya,” buka Beni Suranto di awal.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Rapat Kerja dengan tema Pertumbuhan Substantif Berbasis Nilai Menuju Universitas Riset di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta pada Rabu-Kamis (21-22/9). Para peserta Raker ini terdiri dari pimpinan UII di tingkat universitas, fakultas, program studi, dan pusat studi.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan setiap waktu punya tantangannya masing-masing. Ia mengajak para peserta untuk mengenali konteks UII. Menurutnya, melalui pengenalan konteks yang baik kita akan dapat menentukan sudut elevasi bergerak ke sasaran yang disepakati bersama.

Read more

Banyak beranggapan bahwa mengambil foto merupakan hal yang sangat mudah. Terlebih dengan maraknya ponsel berkamera. Namun untuk dapat menghasilkan foto yang bagus dan berkualitas, fotografer harus memahami dasar-dasar fotografi. Hal inilah yang mendorong diadakannya acara Workshop Fotografi Dasar dengan menghadirkan pembicara, pegiat fotografi, Teguh Santosa dan Seniman Fotografi Indonesia, Risman Marah. 

Acara diselenggarakan pada Selasa (20/09) di Ruang Audiovisual Lt. 4, Fakultas Hukum, Kampus Terpadu, Universitas Islam Indonesia (UII). Bersamaan dengan acara ini, audiens juga diajak mengirimkan karya foto untuk diikutkan dalam Pameran Fotografi “Merapi Bersahabat, UII Berkhidmat” yang akan digelar pada 10 Oktober 2022 mendatang. Karya foto dapat diunggah melalui tautan https://uii.id/foto hingga batas waktu 30 September 2022.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) terus mengembangkan manajemen sistem mutu unggul, baik di kancah nasional maupun internasional. Guna semakin memantapkan hal itu, pada Senin (19/8) diselenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Penjaminan Mutu Universitas (RTM SPMU). Rapat dihadiri oleh segenap pimpinan universitas, mulai dari rektor, wakil rektor, pimpinan fakultas dan prodi, direktur hingga kepala badan dan diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting.

Penyampaian potret UII selama satu tahun belakang, tahun akademik 2021/2022 disampaikan langsung oleh Prof. Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor UII. RTM SPMU ini sebagai basis penyusunan program kerja atau project UII ke depannya. “RTM SPMU digunakan untuk dasar pengambilan keputusan selanjutnya,” ungkap Rektor UII.

Read more

Skrining adalah serangkaian prosedur atau pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit tertentu pada seseorang. Mencegah lebih baik dari mengobati, terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali. Masalah kesehatan sindroma metabolik masih menjadi momok dalam masyarakat. Tidak terlihat tapi diam-diam menggerogoti tubuh manusia. Hal inilah yang mendorong Tim Bantuan Medis Mahasiswa (TBMM Humerus) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan skrining kesehatan di Dukuh Bondalem dan Dukuh Kanutan, Bantul. Melalui kerja sama dengan para kader Posyandu, lebih dari 100 masyarakat mengikuti skrining kesehatan yang terdiri dari pengecekan gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan asam urat pada Sabtu (17/09).

Read more

Kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) bisa jadi impian sebagian besar para pelajar. Sebab selain ditunjang fasilitas yang lengkap, FK UII juga telah mengantongi akreditasi A. Impian ini berhasil diraih oleh Salimah Syahidah, mahasiswa baru FK UII penerima beasiswa Hafiz Al-Qur’an di UII. Sebagai seorang penghafal Al-Qur’an 30 juz, mahasiswi dari Provinsi Banten tersebut berhak memperoleh beasiswa secara penuh selama empat tahun di UII. Setiap tahunnya, UII memang membuka program beasiswa tersebut dan Salimah adalah salah satu penerimanya.

Dikisahkan Salimah, ia meyakini janji Allah Swt. yang akan memuliakan penghafal Al-Qur’an. Tidak hanya di akhirat namun juga di dunia. Ia mengakui bahwa keberhasilannya tersebut tidak lepas dari peran orang tuanya yang sudah menanamkan rasa cinta Al-Qur’an sejak dini. 

Read more

Wisuda merupakan penanda paripurnanya kegiatan akademik yang diikuti oleh mahasiswa. Namun, wisuda bukanlah akhir dari perjuangan karena terdapat tantangan yang akan dihadapi saat memasuki dunia setelah kelulusan. Dalam hal ini, Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pembekalan Calon Wisudawan dengan tema “Kupas Tuntas Tips dan Trik Wawancara Kerja” periode I TA 2022/2023 yang dilaksanakan pada Senin (19/09) di Auditorium FTI UII.

Pemateri workshop, Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M. Psi. sebagai Spesialisasi Psikologi Pendidikan Dosen Prodi Psikologi UII menyampaikan bahwa sebagian besar alumni UII berhasil terserap di dunia kerja. Ini artinya, ilmu saat perkuliahan sangat digunakan saat mencari kerja atau pun bekerja ke perusahaan. “Sebanyak 82% alumni UII bekerja sesuai dengan bidang studinya dan sekitar 72% alumni UII bekerja di perusahaan swasta serta sekitar 4 bulan rerata waktu tunggu untuk panggilan kerja”, katanya.

Read more

Trauma pada tulang, sendi, dan otot sering terjadi akibat aktivitas biasa maupun kecelakaan. Penatalaksanaan awal atau pertolongan pertama pada trauma patah tulang sangat berpengaruh terhadap nyeri dan kemungkinan kecacatan yang timbul. Pengetahuan serta keterampilan dalam diagnosis dan penanganan harus dikuasai oleh para tenaga kesehatan yang berpengalaman.

Tito Sumarwoto, M.Kes, Sp.OT(K), Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS), menyampaikan bahwa cedera pada anggota gerak atas (upper limb) terjadi pada 50% pada keseluruhan trauma otot dan tulang. Langkah dalam mendiagnosis adalah dengan mencari tahu bagaimana proses trauma bisa terjadi. Apakah trauma muncul akibat kecelakaan motor, jatuh dari tangga, atau tergelincir.

Read more

Setelah membahas mengenai cedera patah tulang, pada sesi dua Scientific Update and Clinical Approach of Musculoskeletal Trauma (SKELETON) Continuous Medical Education (CME) FK UII membahas mengenai cedera jaringan lunak. Disampaikan oleh dr. Asa Ibrahim Zainal Arifin, Sp.OT, Dokter Praktik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, jaringan lunak adalah bagian tubuh di antara kulit dan jaringan, termasuk otot, tendon, saraf, fascia, ligament, lemak, pembuluh darah, pembuluh limfa, dan kartilago.

dr. Asa menjelaskan bahwa otot merupakan jaringan dalam tubuh manusia yang menggerakan tulang dibantu oleh tendon. Tendon sendiri merupakan jaringan tebal yang berfungsi menempelkan otot dengan tulang. Agar mampu bergerak tubuh butuh peran dari saraf. Secara umum cara kerja saraf adalah dengan mengumpulkan informasi (sensorik) dari luar tubuh manusia untuk dikirimkan ke otak. Selanjutnya, otak akan memproses informasi dan memberikan informasi (motorik) ke otot, kelenjar, dan organ.

Read more