Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (LKBH FH UII) menyelenggarakan webinar “Problematika Cryptocurrency di Indonesia”. Webinar ini diadakan pada Sabtu (11/6) dengan menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu Nainul Huda (Peneliti Institute For Development of Economics and Finance) dan Inda Rahardian, S.H., LL.M. (Dosen FH UII).

Nailul menyampaikan bahwa belanja perusahaan IoT terus mengalami peningkatan dan diprediksi akan mencapai angka 10 persen pada tahun 2021. Berdasarkan data dari Google, Temasek, dan Bain, Indonesia saat ini menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN. Jumlah PDB Ekonomi Digital yang mencapai 3,7 persen dari PDB nasional, dan diprediksi pada tahun 2025 mendatang akan terus meningkat menjadi 9,3 persen. Hal ini juga diiringi dengan penggunaan pembayaran uang elektronik yang semakin meningkat.

Read more

Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni (DPKA) UII mengadakan Career Talk Show dengan tema ‘Pursuing Career as Doctor and Businessman’. Acara ini mengundang sosok alumni UII 2018, dr. Felix Giovanni Hartono, seorang dokter sekaligus CEO Panglima Digital Printing & Pikado Madiun, dan diadakan secara online melalui live Instagram @uiicareer pada Jum’at sore (10/06).

Dalam pembukaanya, Felix menjelaskan bahwa terjun kuliah di jurusan Pendidikan Kedokteran tidaklah mudah. Proses menjalani pendidikan di dunia kedokteran kurang lebih membutuhkan waktu selama 7 tahun untuk bisa praktek mandiri menjadi dokter umum. Namun, di tengah kesibukannya mencapai gelar dokter, Felix justru memilih untuk sembari membangun bisnis. 

Read more

Musibah kebakaran kerap tak pandang bulu terjadi di berbagai tempat. Tak terkecuali di lingkungan pendidikan, seperti universitas. Berbagai kegiatan akademik di kampus meski telah dijalankan dengan prosedur yang aman, tetap memiliki potensi kebakaran. 

Hal inilah yang mendorong Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana (SPMKB), Direktorat Pengembangan dan Pembinaan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII untuk bersiap. SPMKB menggelar Pelatihan Dasar Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Lapangan sebelah utara GOR Ki Bagus Hadikusumo UII pada Jumat (10/6). Kegiatan ini diikuti pengelola gedung dan satuan pengamanan perwakilan Fakultas dan Rektorat UII.

Read more

Student Association of International Law (SAIL) menyelenggarakan sosialisasi tentang  International Law Moot Court Competition (Perlombaan Peradilan Semu Hukum Internasional) guna mengenalkan para mahasiswa Fakultas Hukum  Universitas Islam Indonesia (FH UII) tentang berbagai perlombaan peradilan semu internasional. Acara yang menghadirkan Ketua SAIL FH UII, Elvania Rachmasya dan Demisioner Koordinator Departemen Kompetisi Alfi Nurjannah ini berlangsung di Meeting Room 2/2 Gedung FH UII pada Jum’at, (10/6).

Disampaikan Elvania Rachmasya, International Moot Court Competition adalah perlombaan peradilan semu layaknya proses simulasi persidangan dalam kasus internasional. Dalam perlombaan ini, mahasiswa diposisikan sebagai seorang pengacara atau jaksa yang berkewajiban untuk melakukan pembelaan di hadapan pengadilan. 

Read more

Center for International Language and Cultural Studies Universitas Islam Indonesia (Cilacs UII) menandatangani penandatanganan surat kerja sama (MoU) tentang pelaksanaan tes bahasa Arab (SIMLA) di Universitas Jambi (UNJA) pada Kamis (9/6). Penandatanganan berlangsung di Kantor Cilacs UII, Jl. Demangan Baru No.24, Sleman, Yogyakarta.

Kunjungan instansi ini sangat berarti bagi kedua belah pihak karena masing-masing memiliki tujuan yang sama yaitu dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia khususnya bidang kompetensi bahasa asing, baik Bahasa Inggris maupun Bahasa asing lain.

Read more

Pagelaran bola voli dalam rangka Milad ke-79 Universitas Islam Indonesia (UII) telah memasuki babak final. Pertandingan final putri mempertemukan Fakultas Kedokteran (FK) dengan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE). lSementara final putra mempertandingkan antara Rektorat melawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Read more

Peran Indonesia dalam menengahi konflik Afghanistan tidak bisa dielakkan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang menyatakan Indonesia berkewajiban menjaga ketertiban dunia, perdamaian, dan menghapus penjajahan di atas dunia. Sebagaimana disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Afghanistan, Dr. Arief Rachman M.D, dalam acara Ambassadorial Lecture di Gedung Kuliah Umum Sardjito, Kamis (9/6). Ia menjelaskan bahwa tugas tersebut disambut baik oleh Indonesia melalui pengiriman pasukan perdamaian ke berbagai zona-zona konflik dunia. Acara ini digelar oleh Prodi Hubungan Internasional UII dan dihadiri para mahasiswa.

Read more

Setiap bangsa mempunyai takdirnya masing-masing. Dalam lintasan takdir tersebut, ada pasang dan surutnya. Ada pencapaian yang perlu dirayakan, dan juga krisis yang perlu ditangkis. Krisis dapat disebabkan faktor eksternal, seperti serangan negara lain, atau juga gejolak internal, seperti gejolak politik domestik.

Sebagian krisis terjadi secara tiba-tiba, sisanya bertahap. Sebagian bangsa bisa keluar dari krisis dengan cepat, sebagian lain berjuang untuk waktu yang lebih lama.

Perjuangan beragam bangsa untuk keluar dari krisis ini didokumentasikan dengan ciamik dalam buku Upheaval: Turning Points for Nations in Crisis, karya Jared Diamond (2019).

Di sana ada kisah kebangkitan Finlandia setelah diserang Soviet dan narasi transformasi di Jepang selepas kekalahannya pada Perang Dunia Kedua. Ada juga di dalamnya, cerita tentang kebangkitan Indonesia bakda percobaan kudeta pada 1965 dan juga pengalaman Chile sehabis mengalami masalah domestik terkait dengan kudeta militer. Di bagian akhir buku, juga dikisahkan bagaimana Jerman dan Australia bangkit dari krisis yang terjadi secara perlahan.

Saat ini, krisis masih berlangsung, di beberapa negara. Bahkan, krisis bisa terjadi lintasnegara alias mengglobal. Termasuk di antaranya terkait dengan ketidakadilan, imigrasi lintasnegara karena konflik, pasokan energi yang semakin terbatas, manajemen sumber daya alam, perubahan iklim, dan juga polarisasi karena faktor politik.

 

Krisis Afghanistan?

Saya menduga apa yang terjadi di Afghanistan dapat dimasukkan ke dalam situasi krisis. Dan, ini sudah berlangsung lama. Meski, sebagian orang mungkin menganggapnya berbeda.

Pengambilalihan kekuasan oleh Taliban pada September 2021 menjadi babak baru. Apakah ini menjadi akhir krisis? Tak seorang pun tahu.

Yang jelas, pembacaan kita pada narasi yang beredar, membuat kita berpikir agak mendalam. Misalnya, dengan kata kunci Afghanistan di laman majalah bergengsi Foreign Affairs, saya temukan 271 entri. Tidak semuanya baru. Tetapi, di antara tulisan yang baru, perspektif yang diangkat tidak menggambarkan optimisme. Tulisan pada 8 Desember 2022, sebagai contoh, berjudul When terrorists govern dengan kalimat pengawal artikel “The Taliban’s takeover is inspiring other jihadis”. Tulisan yang lebih mutakhir yang terbit pada 28 Maret 2022, bertajuk The Taliban have not moderated dan diikuti dengan kalimat pembuka “An extremist regime is pushing Afghanistan to the brink”.

Saya juga memeriksa kanal majalah lain, The Economist. Tulisan pada 29 Januari 2022 mengusung hasil survei, dan diberi judul agak panjang: Afghans are more pessimistic about their future than ever, yang dibuka dengan penjelasan ringkas “A new survey paints a grim picture of life under the Taliban”. Atau, yang lebih hangat, pada 14 Mei 2022 sebuah tulisan yang ditayangkan berjudul: The Taliban crave recognition but refuse to do anything to earn it dan dengan kalimat pengawal artikel: “Afghanistan’s neighbours are wondering how on earth to deal with it”. Puluhan kepala berita lainnya juga mengusung tema senada: pesimisme.

Semua kisah tersebut kelabu. Ini bisa menjadi salah satu pertanda krisis, ketika kepercayaan menurun atau paling tidak dipersepsikan sedang menurun.

 

Merawat optimisme

Pengatasan atas krisis harus dimulai dengan pengakuan akan keberadaanya, yang diteruskan dengan menerima tanggung jawab, dan bukan berlagak menjadi korban dan terus menerus menyalahkan pihak lain. Aksi ini, kemudian, dikuti membuat pagar dengan melakukan perubahan selektif dan juga bisa jadi meminta bantuan negara lain, plus menggunakan pengalaman negara lain sebagai cermin (Diamond, 2019).

Tampaknya, Indonesia, dapat hadir, terutama di bagian akhir ini, untuk memberikan bantuan dan juga menjadi model pembentukan harmoni bangsa yang majemuk. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa Indonesia dapat diterima oleh faksi-faksi yang bertikai di sana.

Namun demikian, saya masih berkeyakinan, ada banyak kisah optimisme di sana, yang bisa jadi karena satu atau lain hal, belum atau bahkan tidak dimunculkan oleh media. Kekuatan media dengan keleluasaannya memilih sudut pandang, sangat mempengaruhi kita dalam memandang sebuah peristiwa.

Terkait dengan isu ini, kita dapat belajar dari perspektif Edward Said (1978) yang tertuang dalam buku terkenalnya, Orientalism. Di dalamnya, Said membahas bagaimana media Barat membingkai Timur. Dunia Islam termasuk di dalamnya. Krisis pun bisa dengan sengaja dibuat oleh kelompok tertentu. Apa yang terjadi di film, seperti Tomorrow Never Dies, bukan lagi isapan jempol, meski hadir dalam bentuknya yang berbeda.

Terlepas dari beragam cerita pengikutnya, termasuk intervensi negara lain, sebuah bangsa memang harus mendesain masa depan dan memilih takdir sendiri, dengan ikhtiar terbaik.

 

Referensi

Diamond, J. (2019). Upheaval: Turning points for nations in crisis. New York: Little, Brown and Co.

Said, E. W. (1978). Orientalism. London: Routledge.

 

Sambutan pembuka pada Ambassadorial Lecture oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Afghanistan Dr. Arief Rachman M.D., pada 9 Juni 2022.

Pentingnya Menjaga Sport Performance

Universitas Islam Indonesia (UII) mendapatkan Gold Champion pada helatan Islamic Entrepreneurial Marketing Award 2022 untuk kategori Islamic Entrepreneurial Campus. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh MarkPlus Islamic.

Read more

Para pimpinan dan manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) berkumpul di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII, Selasa (7/6) guna menghadiri seremoni pelepasan purna menjabat Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset Periode 2018-2022, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. Acara diawali dengan santap siang bersama di Selasar GKU.

Read more