imam al ghazali - berita uii

Menjadi lulusan pondok tak selalu cita-citanya harus menjadi seorang ustaz yang mengisi kajian. Banyak lulusan pondok saat ini yang terjun di berbagai bidang seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan bahkan bidang politik. Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni (DPKA) UII mengadakan Career TalkShow dengan tema ‘Sukses Meraih Impian, Yuk Intip Pengalaman Alumni PP UII’. Acara ini mengundang M Addi Fauzani, Sosok Peneliti PSHK UII yang sekaligus telah menjadi alumni Pondok Pesantren (PP) UII, dan diadakan secara online melalui live Instagram @uiicareer pada Jum’at sore (22/5).

Dalam pembukaanya, Addi menjelaskan terkait program PP UII yang merupakan suatu program santri unggulan yang diadakan UII serta didukung fasilitas beasiswa full diperuntukkan untuk semua jurusan kecuali jurusan kedokteran.

Read more

Setiap manusia tentunya bercita-cita ingin menjadi orang sukses. Keinginan tersebut hanya berhasil diraih bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Ibarat huruf B, C, dan D yang berderet, B memiliki arti birth (kelahiran) dan D memiliki arti death (kematian). Huruf diantara B dan D adalah C yang berarti choice (pilihan).

“Setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih,” disampaikan oleh Drs. Imam Mudjiono, M.Ag, Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indonesia (FIAI UII) pada acara Seminar yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK UII) pada Minggu (22/05).

Read more

Para cendekiawan muslim yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) perlu mengoptimalkan perannya sebagai pendorong perubahan dan menjadi inspirator dari setiap dinamika dan persoalan dalam masyarakat. Selain itu, cendekiawan juga perlu menjadi perekat keragaman.

Read more

Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII) menggelar beberapa rangkaian acara spesial yang berlangsung di UC Hotel UGM pada Sabtu (21/5). Rangkaian acara tersebut adalah Halal bi halal keluarga besar PP UII, Wisuda Akhirussanah Angkatan 2017, dan ditutup dengan acara seminar internasional. Acara ini dihadiri oleh Direktur PP UII, Direktur Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) UII, Pengasuh PP UII, para pengajar di PP UII dan seluruh santri PP UII. 

Read more

Tidak sulit bagi kita untuk sepakat bahwa perkembangan mutakhir telah menyadarkan kita akan peran penting data. Sebagai ilustrasi, pada 2017, misalnya, majalah The Economist menurunkan sebuah artikel dengan judul yang menegaskan itu: sumber daya paling berharga di dunia tidak lagi minyak bumi, tetapi data. Data adalah minyak bumi di era digital.

Artikel tersebut juga menuliskan contoh pemain raksasa dunia yang mengandalkan data dalam menjalankan proses bisnis, termasuk Alphabet (perusahaan induk Google), Amazon, Apple, Facebook dan Microsoft.

 

Manfaat data

Data yang melimpah (mahadata) telah mengubah karakteristik kompetisi bisnis. Lapangan permainan pun berubah. Penguasaan data menjadikan pemain bisnis semakin kuat.

Sebagai contoh, para perusahaan raksasa tersebut mendapatkan manfaat luar biasa dari efek jaringan (network effects): semakin banyak pengguna sebuah layanan, semakin menarik bagi orang lain untuk ikut mendaftar. Dengan menggumpulkan data, perusahaan dapat meningkatkan produknya, menarilk semakin banyak pengguna, dan akhirnya mengumpulkan semakin banyak data lagi. Proses ini bersifat iteratif-progresif.

Akses kepada data juga memroteksi perusahaan dari pesaingnya. Pengintaian yang mungkin dilakukan oleh para raksasa ini dapat memindai perilaku penggunanya: Google tahu apa yang orang cari, Facebook tahu apa yang orang bagi, Amazon tahu apa yang orang beli, dan seterusnya. Pengenalan pola ini yang membuat mereka bisa memrediksikan masa depan.

Tak jarang, berdasar data yang mereka punya, para raksasa ini juga mengakuisi perusahaan rintisan dengan ide cemerlang yang kelak akan menjadi pesaingnya. Akuisisi Facebook terhadap WhatApp adalah contohnya.

 

Nilai yang terlewat

Kisah seperti di atas banyak menghiasi diskusi kelas dan ruang publik. Itu adalah fakta sosial yang tidak bisa ditampik. Nyata adanya. Namun, ada satu aspek yang seringkali terlewat, yaitu soal nilai (values) yang membingkai.

Penguasaan atas data yang melimpah dan tak terbendung, terbukti telah melahirkan kapitalisme jenis baru, yang oleh Shoshana Zuboff, seorang profesor dari Universitas Harvard, sebagai kapitalisme pengintaian (surveillance capitalism).

Kapitalisme pengintaian merupakan sistem ekonomi yang menangkap dan mengkomodifikasi data personal untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Data digunakan unruk memprediksikan masa depan. Beragam aspek terlibat di sini, termasuk pemanfaatan data untuk pemasaran produk dan bahkan untuk manipulasi opini dan perilaku pengguna.

Dalam konteks inilah, nilai sebagai basis etika menjadi sangat penting. Harapannya, supaya penambangan data tidak menjadi sarana eksploitasi antarmanusia untuk mengeruk sebanyak mungkin keuntungan, baik secara finansial maupun secara politik.

Para perusahaan raksana tersebut merupakan contoh konkret, bagaimana data yang ditambang dengan baik memberikan pertumbuhan yang luar biasa. Di bidang bisnis, Amazon, misalnya, menguasai separoh pengeluaran belanja daring di Amerika.

Di bidang politik, skandal Cambridge Analytica yang membantu kampanye Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016 bisa menjadi sebuah contoh. Data dari sebanyak 200.000 pengguna Facebook digunakan untuk membuat profil psikologis rinci terhadap 87 juta pengguna. Data tersebut didapatkan tanpa persetujuan (consent) pengguna. Ini adalah contoh bagaimana data disalahgunakan, karena pengabaian nilai.

Tentu, masih banyak deretan contoh lain yang dapat diberikan.

 

Bingkai nilai

Nilai dalam konteks ini menjadi semacam bingkai (frame). Ibarat lukisan, nilai adalah piguranya. Beragam nilai abadi kemanusiaan dapat didaftar di sini, termasuk di antaranya adalah keadilan, kejujuran, dan kesetaraan.

Pemikiran inovatif dalam pengumpulan dan pemanfaatan data, atau penambangan data, adalah contoh berpikir di luar kotak (out of the box). Dalam konteks ini, menjadi penting untuk ditegaskan, bahwa berpikir di luar kontak sangat dianjurkan, tetapi harus tetap di dalam bingkai.

Inovasi dalam pengumpulan dan pemanfaatan data tidak boleh melanggar nilai-nilai abadi. Jika disepakati, Forum Pendidikan Tinggi Statistika (Forstat) dapat mengidentifikasi nilai-nilai abadi yang akan dijadikan bingkai bersama.

Nilai-nilai yang disepakati itulah, yang akhirnya perlu ditanamkan dalam proses pendidikan. Harapannya, proses pendidikan akan menghasilkan para ahli statistika atau saintis data yang memegang nilai yang kuat.

Hanya dengan inilah, data akan menjadi berkah dan meluhurkan nilai-nilai kemanusiaan, karena bermanfaat untuk banyak orang.

Bukan sebaliknya, data yang melimpah justru menjadi musibah kemanusiaan, karena menjelma menjadi sumber ketimpangan dan alat ekspoitasi manusia atau manusia lainnya. Inilah yang terjadi jika mahadata tuna nilai. Semoga bukan ini kasusnya.

 Sambutan pada Pembukaan Musyawarah Nasional Forum Pendidikan Tinggi Statistika (Forstat) yang dituanrumahi oleh Universitas Islam Indonesia pada 21 Mei 2022.

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan Tongmyong University, Korea Selatan di Ruang Sidang VIP, Lantai 3, Gedung Rektorat GBPH Prabuningrat UII, pada Jumat (20/5). Dalam kesempatan tersebut, Tongmyong University diwakili oleh Dr. Kweon, Joong-Rak, selaku Dekan sekaligus Perwakilan dari Kantor Urusan Internasional, dan didampingi oleh Prof. Je, Dae-Sik. Sedangkan, UII diwakili oleh Iman Sahroni, S.Si., M.Sc., Kepala Divisi Kemitraan Luar Negeri, Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional dan perwakilan dari Prodi Informatika dan Teknik Elektro. Kunjungan ini bertujuan untuk membicarakan kerjasama gelar ganda yang hendak dijalin kedua universitas.

Read more

Pasca munculnya sebuah film pahlawan super di layar lebar yang bercerita tentang multiverse, istilah tersebut menjadi topik yang hangat diperbincangkan masyarakat. Hal tersebut kerap kali dihubungkan dengan mimpi dan keberadaan alam lain di luar nalar atau jangkauan indrawi manusia. 

Islam sendiri menanggapi mimpi sebagai sebuah proses alami dan merupakan bagian dari proses emosional yang aktif selama manusia tertidur. Bahkan terdapat kisah dalam Al-Quran yang berkaitan dengan mimpi. Hal tersebut disampaikan oleh Rheza Virgiawan,Lc., M.E. selaku Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia mengenai kisah Nabi Yusuf A.S

Read more

Center for International Language and Cultural Studies Universitas Islam Indonesia (Cilacs UII) menerima kunjungan dari Japan Foundation yang diwakili oleh Ms. Hiromi Nagai dan Mr. Rezki Fajriannoor serta dari International Testing Center (ITC) Jakarta yaitu Mr. Surya Wildhandika. Kunjungan berlangsung di Kantor Cilacs UII, Jl. Demangan Baru No. 24, Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta pada Rabu (18/5).

Read more

Menandai Perayaan Idul Fitri 1443 H, Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII), mengadakan acara Halal Bihalal Nasional yang dirangkai dengan acara Milad ke-55 IKA UII. Acara berlangsung pada Kamis (19/5) di The Oval Plaza Mall Epicentrum Walk, Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP IKA UII, Prof. Dr. Syarifuddin, SH., MH. menyampaikan rasa syukur atas berlangsungnya acara ini, karena dapat dilaksanakan kembali secara langsung, setelah 2 tahun tidak diadakan karena adanya pandemi Covid-19.

Read more

Sindrom metabolik kini tengah menjadi masalah serius di masyarakat. Penyakit yang merupakan kumpulan gejala dari faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini dapat memberikan dampak serius bagi tubuh penderitanya. Penyebab paling umumnya akibat kenaikan kadar kolesterol dan tekanan darah di atas normal.

Seperti dipaparkan oleh dr. Julahir Hodmatua Siregar, M.Kes., M.Ked. (PD). Sp. PD pada acara Seminar Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) berkolaborasi dengan Universitas Islam Sumatera Utara belum lama ini di UII.

Read more