Kompetisi Menulis Artikel Ilmiah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Faklutas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat berbuah manis bagi Nur Laelatul Qadariyah. Mahasiswi Jurusan Ahwal Syakhshyiyah (AS) FIAI UII ini sukses meraih juara 1 dalam lomba Menulis Artikel Ilmiah tingkat Nasional. Judul yang ia tawarkan adalah “Pengaruh Batasan Perkawinan UU Nomor 16 Tahun 2019 Terhadap Ketahanan keluarga di Indonesia”.
Lomba yang bertemakan “Dinamisasi Hukum Keluarga Islam Dalam Menjawab Tantangan Zaman” itu diselenggarakan dengan melalui beberapa tahapan. Tanggal 20 Februari sampai 20 Maret 2022 merupakan seleksi pengumpulan artikel, kemudian pada 21 sampai 27 Maret tahap penyeleksian dan tanggal 28 Maret tanggal penentuan pengumuman pemenang.
Saat diwawancara Bidang Humas UII, Nur Laelatul Qadariyah mengaku tidak percaya bisa meraih juara 1. “Sejujurnya saya tidak menyangka dan tidak pernah berfikir akan memenangkan perlombaan ini. Apalagi untuk menjadi juara, karena pada dasarnya saya mengikuti perlombaan ini untuk mengasah kemampuan saya dalam menulis artikel ilmiah,” ungkapnya mengomentari hasil kompetisi yang diselenggarakan secara online itu.
Ia juga menceritakan bahwa pengerjaan artikel tersebut terbilang cukup singkat. “Sebenarnya persiapan saya kurang matang, hal ini karena waktu pengerjaan yang saya mulai H-3 dari deadline yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan faktor bersamaan dengan tugas-tugas kuliah yang banyak dan memang dekat sekali dengan deadline. Maka dari itu sebisa mungkin saya memaksimalkan waktu, agar dua-duanya bisa terselesaikan dengan baik,” ucap Nur Laelatul Qadariyah.
Bersaing dengan Universitas Ternama
Ela sapaan akrab Nur Laelatul Qadariyah, sempat terkejut saat mengetahui pesaingnya dari Universitas tenama di Indonesia, seperti UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Islam bergengsi lainnya. Akan tetapi ia tetap berusaha untuk menyajikan penamiplan terbaiknya. Usahanya tidak sia-sia, ia berhasil melampaui kompetitornya itu.
“Awalnya saya sempat kaget karena jika dilihat dari 10 peserta terbaik yang diambil oleh dewan juri itu, hanya saya yang dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Selain itu rata-rata dari peserta yang mengikuti perlombaan ini mereka berkelompok, ini bisa dilihat dari juara 2 dari UIN Maulana Malik Ibrahim (2 orang penulis), dan juara 3 dari UIN Sunan Kalijaga (3 orang penulis). Dari ketiga besar tersebut hanya saya lah yang tidak berkelompok dan Alhamdulliah bisa tembus sebagai juara dalam perlombaan tersebut,” ucapnya.
Terakhir Ela berpesan kepada seluruh mahasiswa UII untuk terus berusaha meraih mimpi setinggi tingginya. Sebab bagaimanapun keadaan dan situasi yang dihadapi, selama masih ada api semangat di dalam diri, pastinya akan ada masa depan yang indah dan manawan kelak di kemudian hari.
“Titik poin dalam berkompetisi itu bukan hanya pada kemenangan, tapi bagaimana menikmati permainan itu tanpa mengharapkan kemenangan. Karena walaupun gagal berkali-kali dalam perjuanganmu, sesungguhnya itu adalah jalan menuju kemenangan yang akan datang dimasa depan. Tergantung bagaimana memahami sebuah diksi dari kemenangan,” pungkasnya. (AMG/RS)