Kasus Covid-19 di Indonesia kian menurun diikuti pelonggaran sejumlah aktivitas masyarakat oleh Pemerintah. Kabar baik ini mengiringi dinonaktifkan ISOTER UII yang berlokasi di Rusunawa (sisi Selatan) Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang km 14.5, Besi, Sleman, pada Jumat (8/4).
“ISOTER UII sebagai saksi bersama kegiatan kemanusiaan dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19,” tutur Koordinator ISOTER UII, dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc. dalam acara penutupan dan farewell yang turut dihadiri jajaran pimpinan UII, Satgas Siaga Covid-19 UII serta para tenaga kesehatan yang selama ini terlibat.
dr. Nur Aisyah Jamil menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada banyak pihak yang telah berperan dalam berjalannya ISOTER UII menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Kurang lebih selama satu setengah bulan bersama-bersama berhasil merawat 40 pasien hingga mereka kembali dalam keadaan sehat wal afiat. Meski persiapan cukup singkat hanya 1-2 minggu, namun menurutnya kondisi ini masih lebih baik bila dibandingkan saat harus menghadapi gelombang kedua Covid-19.
“Segala usaha (peran yang dilakukan) tidak ada yang bisa membalasnya kecuali menjadi amal kebaikan di sisi Allah Swt. Atas nama pengelola mohon maaf sebesar-besarnya apabila selama interaksi ada hal-hal yang kurang berkenan,” tutur dr. Nur Aisyah Jamil yang juga sebagai Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas Kedokteran UII ini.
dr. Nur Aisyah Jamil berharap di masa mendatang ISOTER tidak dibuka kembali, “Tapi jika kondisi mengharuskan, maka kami berkomitmen untuk menghidupkan kembali ISOTER UII,” tandas Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas Kedokteran UII ini.
Senada dengan dr. Nur Aisyah Jamil, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya & Pengembangan Karier UII, Dr. Zaenal Arifin, M.Si. turut menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah berperan aktif dalam pengelolaan ISOTER UII. “Fasilitas ISOTER UII salah satu fungsi utamanya adalah membuat masyarakat nyaman,” tuturnya.
Lebih lanjut, Zaenal Arifin mengemukakan meskipun jumlah pasien pada gelombang ketiga jauh lebih rendah dibandingkan gelombang kedua, dengan tersedianya sebuah fasilitas yang memadai seperti halnya di ISOTER UII, dapat membuat masyarakat merasa aman.
Dalam kesempatannya, Zaenal Arifin juga menyampaikan harapannya agar pandemi Covid-19 lekas berakhir, dan selanjutnya ISOTER UII dapat resmi ditutup. “Saat ini kita hanya menonaktifkan, apabila dibutuhkan maka bisa diaktifkan kembali,” jelasnya.
Zaenal Arifin menambahkan, Satgas Covid-19 UII juga mewaspadai kenaikan kasus pasca mudik lebaran tahun ini. “Jika nantinya, tidak ada kenaikan kasus, maka artinya antibodi masyarakat Indonesia sudah baik,” tuturnya.
Harapan pandami Covid-19 lekas selesai juga terlontar dari perwakilan tenaga kesehatan yang turut bertugas di ISOTER UII, dr. Dwi Rizki Ananda. “Saya harap tidak ada gelombang lanjutan setelah omicron (varian Covid-19),” ujarnya.
Ia mengaku jika gelombang omicron kemarin jauh lebih terkendali daripada gelombang delta. “Dari tim tenaga kesehatan sendiri juga sudah memberikan kesediaan serta kesiapannya jika sewaktu-waktu kembali dibutuhkan dalam pengelolaan ISOTER UII,” imbuh dr. Dwi Rizki Ananda.
Selanjutnya, acara Penutupan dan Farewell ISOTER UII ditandai dengan penyerahan cinderamata secara simbolis kepada dua orang tenaga kesehatan, Hestia Dirgantari, A.Md. Kep. dari Rumah Sakit JIH dan Nandika Chindy Monica, A.Md. Kep. dari Rumah Sakit UII. Cinderamata disampaikan oleh Dr. Zaenal Arifin dan Dr. Drs. Rohidin, M.Ag. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII) didampingi dr. Nur Aisyah Jamil. (UAH/RS)