Para cendekiawan Islam era klasik maupun pertengahan telah memberikan banyak kontribusi besar bagi perkembangan ilmu politik dan hubungan internasional, bahkan sebelum disiplin ilmu hubungan internasional ada. Imam Hanafi adalah contoh nyata yang mengenalkan model dalam kajian strategis. Hal ini dikemukakan dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII), Rizki Dian Nursita dalam acara Ngalir Talk Show #4 bertemakan “Islam sebagai Pendekatan Alternatif dalam Studi HI” baru-baru ini.

Read more

Bulan Ramadan adalah milik semua kalangan. Tidak hanya orang-orang tua yang rajin beribadah di bulan suci ini, generasi muda pun punya kesempatan luas menambah pundi-pundi amal. Anak muda sebagai generasi milenial memiliki peran yang baik untuk menyambut bulan Ramadan. 

Hal-hal yang dapat dilakukan para milenial di bulan Ramadan antara lain, memperbanyak amalan sunah seperti mendirikan sholat tahajud, melaksanakan sholat dhuha, bersedekah, memperbanyak dzikir, dan menghindari maksiat. 

Sebagaimana disampaikan Ustadz Habib Sudarmawan (Founder & Direktur Kurikulum Ta’lim Lughoh) dalam Kajian Senja yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid FH UII pada Jumat (16/4). Acara yang terselenggara secara daring ini mengusung tema “Peran Penting Milenial Menyambut Ramadan di Era New Normal”.

Read more

Ramadan merupakan bulan dengan berjuta kebaikan. Pembukanya adalah rahmat, tengahnya ampunan, dan penutupnya pembebasan dari api neraka. Ketika Ramadan pula, pedoman hidup muslim, Al-Qur’an, diturunkan.

Wahyu pertama (QS 96:1-5) yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad adalah tentang membaca (iqra). Ini mengindikasikan bahwa budaya membaca sangat penting dalam Islam.

Bagaimana caranya? Perintah membaca tersebut muncul sebanyak dua kali dalam wahyu awal tersebut. Membaca tidak cukup dengan sekali, tetapi harus berkali-kali.

Iqra juga bisa berarti menghimpun. Secara spesifik, membaca adalah menghimpun setiap huruf penyusun kata. Otak kita memprosesnya menjadi sebuah bacaan dengan cepat. Rentetan kata akan menjadi kalimat penyampai pesan. Kumpulan kalimat akan menghadirkan pemahaman.

Secara luas, membaca dapat juga dimaknai sebagai proses menghimpun fakta yang terserak. Membaca yang ditujukan untuk memahami sesuatu ibarat menghubungkan antartitik atau antarkonsep yang bisa jadi tidak terdeteksi pada pembacaan pertama. Pembacaan lanjutan sangat mungkin menghadirkan tilikan baru dan pemahaman yang lebih mendalam.

Ketika kapasitas personal tidak memungkinkan, membaca secara kolektif menjadi pilihan. Merujuk kita-kitab tafsir lampau yang muktabar, untuk memahami Al-Qur’an, termasuk dalam strategi ini. Keragaman tafsir akan memperkaya pemahaman.

Membaca harus diikuti dengan motivasi yang suci: dengan nama Tuhan, bismi rabbika. Di sinilah pentingnya meluruskan niat dalam membaca. Pemahaman yang kita dapatkan ketika membaca, tidak lantas menjadikan kita jumawa. Justru sebaliknya, kita merasa semakin kecil, karena paham bahwa hanya sedikit yang diketahui. Pemahaman dari membaca juga seharusnya diniatkan untuk kebaikan: meningkatkan kualitas diri, memperbaiki kualitas amal, dan menginspirasi orang lain.

Apa yang kita baca? Yang paling jelas adalah Al-Qur’an, sebagai ayat qauliyah (tanda terfirmankan) dari Allah. Membaca Al-Qur’an adalah salah satu perintah penting untuk mengisi Ramadan. Banyak muslim berniat mengkhatamkannya selama sebulan penuh. Meski, membaca Al-Qur’an sudah semestinya tidak dikhususkan hanya ketika Ramadan. Membaca Al-Qur’an dapat menghadirkan beragam manfaat.

Pertama, adalah manfaat spiritual yang bersifat transendental untuk meningkatkan keimanan (QS 22:35). Bagi muslim, tidak ada keraguan terhadap Al-Qur’an. Tadabur terhadap ayat-ayat di dalamnya akan mendekatkan kita kepada Allah dan memahamkan terhadap banyak hal untuk menebalkan imam.

Dalam Al-Qur’an, misalnya terdapat banyak ajaran indah bisa menjadi rujukan bertindak dengan kontekstualisasi kekinian. Misalnya, berdasar Al-Qur’an, yang diperjelas dengan beragam hadis, ajaran Islam melarang praktik ekonomi monopolistik (QS 22:25) dan curang (QS 83:2-3). Praktik ini terbukti, berdasar bukti empiris, telah menghadirkan banyak mudarat. Kesadaran akan indahnya ajaran Islam seperti ini seharusnya meningkatkan keimanan.

Kedua, membaca Al-Qur’an juga mempunyai manfaat rekreasional, dalam arti luas, termasuk memberikan ketenangan hati (QS 13:28). Bukti empiris ilmiah mendukung hal ini. Riset Mahjoob et al. (2016) yang dimuat di Journal of Religion and Health menemukan bahkan mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang tartil meningkatkan kesehatan mental dan ketenangan. Riset lain oleh Magomaeva et al. (2019) yang diterbitkan di Journal of the Neurological Sciences melaporkan bahwa membaca Al-Qur’an meningkatkan tingkat relaksasi dan optimisasi status sistem syaraf pusat.

Ketiga, membaca Al-Qur’an juga menghadirkan manfaat intelektual (QS 3:190). Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengajak kita untuk tafakur dan melakukan refleksi atas banyak fenomena empiris. Inilah yang menunjukkan pentingnya membaca ayat kauniyah (tanda kosmos) yang terserak di semesta alam.

Al-Qur’an mengajak kita bertafakur tentang langit yang ditinggikan, bumi yang dihamparkan, gunung yang ditegakkan, air hujan yang diturunkan, tumbuhan yang dihidupkan. Al-Qur’an juga memberitahu kita tentang penciptaan semesta (makrokosmos) dan penciptaan manusia (mikrokosmos). Melakukan tadabur alam dan riset serta membaca literatur merupakan bagian dari membaca tanda kosmos ini.

Tulisan ini telah dimuat dalam rubrik Hikmah Ramadan SKH Kedaulatan Rakyat, 18 April 2021.

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Studium Generale dan Anugerah Prestasi Mahasiswa, Dosen, dan Tenaga Kependidikan secara virtual dalam puncak Milad ke-26 (15/4).

Read more

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan atau Sustainability Office Universitas Islam Indonesia (UII) Dr-ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A. menjadi salah satu pembicara di acara Lokakarya UI GreenMetric Tahun 2021 yang diadakan oleh Institut Agama Islam Negeri Samarinda. Agenda yang bertemakan “Universities UI GreenMetric, and SDGs in the Time of Pandemic” ini dilaksanakan melalui Zoom Meeting pada Senin (12/4). Adapun materi yang diberikan Ilya Fadjar Maharika berjudul Tata Kelola Pendidikan dan Penelitian Pembangunan Berkelanjutan: Rahmatan lil ‘alamin.

Read more

Datangnya bulan Ramadan dinantikan oleh umat muslim di seluruh penjuru bumi. Bulan Ramadan adalah bulan yang begitu berlimpah akan keberkahan dan rahmat dari Allah Swt. Banyak kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw tentang Ramadan ini. Kegembiraan ini juga turut dirasakan oleh Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (UII) dengan mengadakan kegiatan Semarak Opening Bahana Syiar Ramadhan (Basyiro) 2021. Rangkaian kegiatan Basyiro dibuka dengan kegiatan webinar dengan tema Tarhib Ramadan.

Read more

Peran Pemuda

Juridical Council of International Program Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) menyelenggarakan sharing session bersama alumni melalui seminar online pada Minggu (11/4). Kedua alumni tersebut adalah Willya Indriani, S.H., LL.M. (Analis Bidang HAM di Sekretariat Kabinet RI, Alumni International Program FH UII 2006) dan Armeilia Handayani, S.H. (Advocacy Officer di Trade Union Rights Centre (TURC), Alumni IP FH UII 2011).

Read more

Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kajian menyambut datangnya Bulan Ramadan 1442H dengan tema “Puasa Meningkatkan Iman dan Imun”. Sebagaimana dalam QS. Al Baqoroh ayat 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Dalam menyambut bulan Ramadan kita tidak asing dengan kata “marhaban” yang berasal dari kata rohib rohaba rohibu yang artinya lapang.

Read more

Jerman dikenal memiliki kualitas pendidikan terbaik di dunia dan Eropa. Tidak heran sehingga negara ini jadi tujuan belajar mahasiswa asing, termasuk Indonesia. Hal itu disambut oleh penyediaan beasiswa khususnya pada program magister dan doktoral melalui beasiswa Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD). Beasiswa yang didapat mencakup pemberian uang kuliah, tiket penerbangan pulang pergi Indonesia-Jerman, asuransi kesehatan hingga tunjangan keluarga bagi yang sudah menikah.

Hal ini disampaikan oleh Olivia Jeane Sopacua yang merupakan Program Officer pada DAAD Regional Office, Jakarta. Ia menjadi pembicara pada event yang diadakan antara KUI Universitas Negeri Padang dan Universitas Islam Indonesia.

Read more

Kuliah di luar negeri tidak seindah dan semudah yang dibayangkan. Banyak lika-liku tantangan yang harus dihadapi oleh para mahasiswa, baik yang menempuh studi sarjana, master maupun doktoral. Salah satu tantangan yang dihadapi para mahasiswa adalah tuntutan untuk menjadi seorang pribadi yang mandiri dalam belajar maupun memecahkan masalah yang harus dihadapi selama menempuh studi.

Hal ini disampaikan oleh Rusnardi Rahmat Putra, S.T., M.T., Ph.D.Eng, kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Negeri Padang dalam rangkaian acara talk show “Studi Ke Luar Negeri: Talk show alumni” yang terselenggara melalui kerja sama antara KUI Universitas Negeri Padang dan Universitas Islam Indonesia.

Read more