Balya Ibnu Maldan, seorang mahasiswa Istanbul Sabahattin Zaim University, Turki sekaligus alumni Universitas Islam Indonesia 2019 berbagi cerita mengenai pengalamannya melewati bulan Ramadan di negeri ataturk itu.

Kasus virus Covid-19 di Turki saat ini mengalami lonjakan yang sangat tinggi dengan menyentuh angka 30.000 kasus per hari. Presiden Erdogan membuat kebijakan untuk kembali melakukan lockdown. Meskipun roda pariwisata yang merupakan sumber kekayaan terbesar negara masih tetap berjalan.

Read more

Banyak hal tidak masuk akal sehat terjadi di sekitar kita. Tidak hanya sekali, tetapi sering kali berulang. Nurani kita ditantang untuk menjelaskan.

Berikut contohnya. Pertama, pejabat publik yang pendapatannya sangat tinggi masih terlibat korupsi. Tidak jarang, tindakan itu dijalankan secara berjemaah. Kedua, untuk mempercayai bahwa eksploitasi hutan tanpa kendali bisa memicu bencana, tidak memerlukan kecerdasan yang tinggi. Tetapi, banyak perusahaan yang mengabaikan keselamatan orang lain. Banjir di beragam tempat terjadi karena ini.

Ketiga, kasus pekan ini di Bandara Kualanamu membuat nurani kehabisan kata-kata. Tes usap antigen yang seharusnya mengamankan perjalanan dari penularan Covid-19, berubah menjadi bencana. Pengawal tes justru menggunakan alat pengambil sampel bekas. Perkiraan keuntungan yang diraup karena praktik di luar nalar ini mencapai miliaran.

Motivasi finansial, sebagai eufemisme dari dari keserakahan, seringkali mengemuka sebagai alasan tindakan koruptif. Sederet alasan lain tentu bisa muncul. Namun, ada satu penjelas asasi untuk semua tindakan tuna nurani tersebut, yaitu akhlak mulia (al-akhlaq al-karimah) yang dilupakan.

Akhlak mempunyai akar kata sama dengan khalik (pencipta) dan makhluk (yang diciptakan). Karenanya, akhlak tidak hanya mempunyai dimensi horisontal dengan sesama makhluk (termasuk diri sendiri dan alam), tetapi juga dimensi vertikal dengan Allah. Karena inilah, konsep akhlak menjadi menyeluruh.

Akhlak mulia menjadi penciri kesempurnaan iman. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR Tirmidzi, Riyadlu Al-Shalihin:278). Hadis lain menegaskan jika misi utama Rasulullah diutus adalah menyempurnakan akhlak yang mulia.

Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang tercermin dalam tindakan tanpa pemikiran dan pertimbangan. Tindakan yang muncul bersifat otomatis karena sudah terbiasakan, baik itu akhlak mulia atau tercela (al-akhlaq al-madzmumah). Pembiasaan inilah yang memerlukan konsistensi.

Tindakan koruptif jelas masuk ke dalam akhlak tercela. Agak sulit membayangkan muncul “keberanian” melakukan korupsi besar, jika belum terbiasa dengan yang tindakan koruptif kecil atau yang berulang. Atau, paling tidak, nilai-nilai yang dianut pun longgar dan cenderung permisif terhadap tindakan koruptif. Nurani pelaku sudah tidak sensitif menangkap sinyal kebaikan.

Puasa Ramadan diharapkan dapat mengasah sensitivitas nurani, menjadikannya lebih peduli dengan sesama makhluk dan makin dekat dengan Sang Pencipta. Puasa oleh Ibnu Arabi dalam Kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah disebut sebagai persaksian (musyahadah) terhadap Allah, karena ditunaikan hanya untukNya dan di dalamnya ada keterpanaan hamba terhadap Tuhannya berupa ketaatan menjalankan perintah yang berlawanan dengan kodratnya. Tujuan ultima dari puasa adalah derajat takwa, yang diibaratkan sebagai kehati-hatian dalam melangkah di jalan yang penuh duri.

Oleh Nabi Muhammad saw., akhlak mulia disandingkan dengan takwa. “Bertakwalah kamu di manapun kamu berada, dan iringilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah orang lain dengan akhlak mulia” (HR Tirmidzi, Al-Arba’un Al-Nawawiyyah:18). Inilah dimensi spasial takwa yang tidak mengenal tempat, alias di mana pun. Takwa juga berdimensi temporal yang hanya dibatasi ketika maut menjemput, alias sepanjang hayat (QS Ali Imran:102).

Dari kacamata manusia, takwa akan terpancarkan menjadi akhlak mulia ketika berinteraksi dengan sesama. Karenanya, sangat sulit memahami ketika seorang muslim yang rajin beribadah, dengan ringan menghinakan orang lain atau tidak peduli dengan keselamatan sesama. Kemuliaan manusia di sisi Allah Swt. ditentukan oleh konsistensinya dalam bertakwa (QS Al-Hujurat:13).

Takwa bukan status setempat atau sesaat, tetapi melintasi ruang dan waktu, karena ada aspek konsistensi di dalamnya. Demikian juga halnya dengan berakhlak mulia sebagai cerminan takwa. Bertakwa dan berakhlak mulia tidak kadang kala atau jika sempat saja.

Semoga Allah selalu memudahkan kita.

Tulisan ini telah dimuat dalam rubrik Hikmah Ramadan SKH Kedaulatan Rakyat, 3 Mai 2021.

Pusat Studi Hukum FH UII mengadakan Diskusi Aktual dalam rangka Refleksi Hari Buruh 2021 dengan bertemakan “Masa Depan Perlindungan Hak Butuh Pasca UU Cipta Kerja dan Turunannya” pada Sabtu (01/05). Narasumber yang dihadirkan Prof. Dr. Ari. Hernawan, S.H., M.Hum. (Guru Besar Hukum Ketenagakerjaan FH UGM) dan Masykur Isnan, S.H. (Labour Law Specialist Advocates & Legal Consultants).

Read more

Eksistensi pemuda atau generasi milenial diyakini akan berkontribusi besar terhadap kemajuan bangsa. Bagaimana potret pemuda muslim milenial ideal menurut Al-Qur’an?. Ustadz Zaky Ahmad Rivai selaku penyaji acara spesial senja menyatakan bahwa salah satu kriteria pemuda yang baik adalah pemuda yang merasa cukup dengan segala sesuatu yang diberikan oleh Allah.

“Pemuda yang baik itu adalah mereka yang mampu mengetahui bahwa segala yang Allah berikan itu cukup. Apapun yang Allah berikan maupun putuskan kepada kita maka kita harus kita syukuri. Karena bisa saja apa yang kita anggap baik ternyata itu buruk bagi kita,” ungkapnya dalam acara yang bertemakan “Pemuda dalam Al-Qur’an” yang diadakan di UII secara daring.

Read more

Pusat Studi Hukum Konstitusi (PSHK) FH UII menyelenggarakan diskusi “Bedah Pasal 23A UUD NRI 1945: Pajak dan Pungutan Lain untuk Keperluan Negara”. Diskusi daring pada Kamis (29/4) ini menghadirkan Dr. Murti Lestari, M.Si. (Pengajar Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana) dan Siti Rahma Novikasari, S.H., M.H. (Pengajar Hukum Pajak Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia) sebagai narasumber.

Dalam diskusi ini, Siti Rahma mengatakan bahwa pajak diatur dalam Pasal 23A UUD NRI 1945. Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Selain itu, dalam pemungutan pajak, ada prinsip-prinsip global yang harus dipatuhi, salah satunya adalah no taxation without representation yang mengandung ketentuan bahwa dalam aturan pemungutan pajak harus dapat mewakili kepentingan masyarakat.

Read more

Ada banyak jalan menuju kesuksesan, salah satunya adalah menentukan karir dan kompetensi yang kemudian diakui masyarakat. Begitulah ungkapan yang disampaikan oleh Dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed saat menjadi penyaji pada acara Kajian Ulil Albab Ramadhan UII (KURMA). Acara yang bertemakan Peran & Tantangan Pemuda Islam di Era Milenial tersebut dilaksanakan via Zoom di UII beberapa waktu lalu.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan & Pembinaan Agama Islam (DPPAI) itu, Gamal Albinsaid juga menambahkan, seseorang diharuskan memiliki kompetensi khusus pada satu bidang saja. Tujuannya agar mereka mampu fokus dan bersaing dengan orang orang yang lebih sedikit di bidang yang sama.

Read more

Dalam acara daring bertemakan “Bisakah Ramadan Tanpa Al-Qur’an” yang digelar di UII belum lama ini, Ustadz Yusuf Mansyur berpesan bahwa Al-Qur’an dapat memberikan hidayah dan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Menurutnya, Al-Qur’an sangat luar biasa ketika dibaca.

“Ketika saya membaca al-fatihah, detik itu juga atas izin Allah, gemetar itu saya. Nama surahnya aja sudah surah al-fatihah” Ungkapnya.

Read more

Acara bedah buku, termasuk yang paling saya suka. Saya percaya, buku, dan karya tulis ilmiah lain, sangat penting dalam perkembangan sebuah peradaban. Peradaban saat ini, tidak dimulai dari ‘kertas kosong’, tetapi dibangun di atas peradaban sebelumnya yang terekam, salah satunya, dalam beragam tulisan yang dibuat di zamannya.

Karenanya, kelahiran buku, perlu dirayakan dengan suka cita. Acara bedah buku adalah salah satu caranya. Paling tidak terdapat dua alasan mengapa merayakan atau mengapreasiasi buku perlu ditradisikan.

Pertama, buku berkualitas tidak hadir dalam sekejap. Di dalamnya ada akumulasi pemikiran atau refleksi penulisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini bisa kita sebut sebagai —meminjam istilahnya Gidden (1991)— dimensi refleksivitas buku, karena di dalamnya ada proses “eksaminasi dan rekonstruksi praktik sosial berdasar informasi yang didapatkan”.

Proses dialog/percakapan internal (internal conversation) atau solilokui selalu menyertai kelahiran sebuah buku. Ada ikhtiar menangkap makna sebagai hasil proses konseptualisasi atas beragam fenomena (interpretasi semantik). Tidak jarang, keragaman perspektif yang digunakan menghadirkan nuansa subtil beragam makna yang saling melengkapi. Semua upaya ini dimaksudkan untuk melihat fenomena yang dipelajari secara lebih utuh.

Kedua, penuangan gagasan dalam tulisan akan menjadikannya berumur panjang dan akan membuka pintu kebermanfaatan yang lebih lebar. Dengan tulisan, gagasan bisa dibaca dengan lebih mudah dan karenanya diharapkan dipahami dengan lebih baik. Ini akan membuka pintu untuk memanfaatkan, melengkapi, dan bahkan memberikan kritik terhadap gagasan yang ditawarkan. Hal ini mengindikasikan posisi penting komunikasi tulisan dalam diseminasi gagasan untuk memantik dirkursus lanjutan yang berkualitas. Inilah dimensi diskursus buku.

Proses ini akan menjadikan gagasan semakin teruji. Gagasan teruji yang diterdiseminasi akan diadopsi dan dikaji oleh lebih banyak kalangan. Dengan cara inilah ilmu pengetahuan berkembang, sebagai salah satu ikhtiar memajukan peradaban.

Selamat kepada Prof. Noor Cholis Idham untuk pencapaian jabatan guru besar. Selamat juga untuk kelahiran bukunya. Semoga semakin banyak karya-karya berkualitas yang dihasilkan di masa-masa yang akan datang untuk menginspirasi banyak orang.

 

Referensi

Giddens, A. (1991). Modernity and Self-Identity: Self and Society in the Late Modern Age. Cambridge: Polity.

 

Sari sambutan pada acara bedah buku “Arsitektur Kubah dan Konfigurasinya” dalam rangka tasyakuran jabatan guru besar Prof. Noor Cholis Idham, 29 April 2021.

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh menjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan produsen alat kesehatan PT. Putra Medikaltek Indonesia (PT. PMI). Kerjasama tersebut menitikberatkan pada upaya penelitian maupun hilirisasi hasil penelitian dalam pengembangan dan penyempurnaan Alarm Gas Medis Digital (ALGIST-IoT). Kesepakatan kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak pada Selasa (27/4) di Gedung Bookstore, kampus terpadu UII. PT. PMI merupakan tenant binaan Inkubator Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII yang telah sukses meluncurkan produk di pasaran. 

Dalam penandatanganan itu, pihak UII diwakili Direktur Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh, Dr. Ir. Arif. Wismadi, M.Sc. Sedangkan PT. PMI diwakili oleh Direktur Utama, Gilang Putra Pradana, S.E. 

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) terus mengembangkan layanan pendidikan tinggi yang berada di bawah naungannya. Hal ini tidak lain sebagai respon UII dalam meningkatkan kualitas penelitian sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan pendidikan berkualitas di Yogyakarta. Sebagaimana tergambar dalam pendirian Program Studi Magister Farmasi (S2 Farmasi) di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Pendirian prodi itu telah mendapat lampu hijau dengan dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 110/E/O/2021 tertanggal 5 April 2021 tentang Izin Pembukaan Program Studi Farmasi program Magister. Penyerahan SK tersebut berlangsung di Kantor LL DIKTI Wilayah V, Jl. Tentara Pelajar No. 13 Yogyakarta pada Selasa (27/4). Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, Ph.D menerima dokumen SK dari Kepala Lembaga LL DIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Didi Achjari, SE, M.Com., Akt. Magister Farmasi UII merupakan prodi ke-49 yang dimiliki UII.

Read more