Satu hal yang kerap dianggap mudah oleh banyak orang adalah melakukan manajemen waktu. Namun, faktanya banyak sekali orang yang gagal dalam melakukan manajemen waktu bagi dirinya sendiri. Bagi seorang muslim kita telah diperintah untuk mengatur waktu sebaik mungkin dan tentunya menggunakan waktu yang kita miliki dengan kebaikan. 

“Kita mempunyai waktu yang sama dengan orang lain setiap harinya. Namun mengapa ada yang berhasil dan ada juga yang berhasil?”, ujar Ustadz Nur Hamid dalam Kajian Kreatif Perpustakaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII pada Kamis (14/10). 

Read more

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Seorang manusia harus mampu adaptif terhadap semua hal, tak terkecuali tentang pendidikan. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia mengubah hampir seluruh sistem yang ada. Transisi dari proses belajar tatap muka menjadi virtual menuntut manusia untuk lebih melek terhadap teknologi, tak hanya pelajar namun juga pengajar.

Read more

Sukses Berkarir Sesuai Syariat Islam

Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII) menyelenggarakan webinar bertemakan “Toxic Productivity” dengan menghadirkan alumni UII, Ahmad Zain Fahmi, S.Psi. yang kini menjadi Mental Health Promotor, Project Officer @sadardiri.id, dan Project Officer of Optima Psikologi & HRD.

Read more

Students Association of International Law Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (SAIL FH UII) menyelenggarakan webinar “Afghanistan Through The Eyes of International Law and International Politics”. Acara yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (12/10) ini menghadirkan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Abdul Kadir Jailani, sebagai pemateri.

Mengawali materinya, Abdul Kadir mengatakan bahwa Indonesia akan tetap melakukan engagement kepada Afghanistan. Dalam hal pengakuan, Abdul Kadir menyampaikan ada dua tipe pengakuan, yaitu: pertama, pengakuan terhadap negara (State Recognition) dan pengakuan terhadap pemerintahan (Government Recognition). Pengakuan terhadap negara adalah prinsip yang sangat dasar, dan sering dilakukan oleh negara-negara di dunia, seperti Inggris, Australia, dan negara-negara Anglo saxon lainnya. Berbeda dengan Government Recognition, yang mana faktor politiknya cukup kental, dan tidak semua negara mengakui adanya mekanisme ini.

Read more

Sebanyak 50 kantong darah terkumpul pada kegiatan donor darah yang digelar oleh Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman, Rabu (13/10). Pelaksanaan donor darah di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, serta Satpam di lingkungan UII.

Read more

Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (LKBH FH UII) menyelenggarakan webinar “Undang-Undang Cipta Kerja dalam Lingkaran Konflik Agraria dan Lingkungan”. Webinar virtual ini diadakan pada Senin (11/10) dengan narasumber Dr. Trisno Raharjo, S.H., M.Hum. (Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah), Julisan Dwi Prasetia, S.H., M.H. (Kadiv Advokasi LBH Yogyakarta), dan Gus. Roy Murtadho (Pengurus Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar).

Julisan Dwi Prasetia memperinci konflik agraria dan pertanahan di Indonesia setidaknya disebabkan oleh tiga hal, yaitu: adanya pengembangan industri oleh pemerintah, adanya pemberian hak guna usaha kepada korporasi yang berhadapan dengan masyarakat, dan sengketa di lahan-lahan perhutanan yang dimiliki oleh perhutani yang berhadapan dengan masyarakat. Konflik agraria dan pertanahan ini juga disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Read more

Pada Mei 2011, satu dekade yang lalu, di sebuah ruangan hotel yang megah di Kathmandu Nepal, dihelat konferensi dua tahunan tentantang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembangunan (information and communincation technology for development/ICT4D). Salah satu pembicara kuncinya adalah Geoff Walsham, profesor emiritus dari Universitas Cambridge.

Dalam ceramahnya, Geoff, demikian kami memanggilnya, menguraikan bahwa dalam konteks pembangunan, seharusnya terdapat pergeseran tujuan penggunaan TIK. Dia mengajak kita melakukan refleksi.

Apakah penggunakan TIK membuat dunia lebih baik? TIK yang awalnya ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, perlu diarahkan untuk menjadikan dunia lebih baik.

Ada beragam indikator yang disebutkan, termasuk memastikan bahwa penggunaan TIK bersifat inklusif dan tidak ada kelompok masyarakat yang tertinggal. Semuanya harus bisa mendapatkan akses kepada TIK. Gagasan besar in pun akhirnya ditulisnya dalam semua artikel yang terbit setahun kemudian di Jurnal of Information Technology (Walsham, 2021). Tulisan ini mendapatkan respons yang cukup hangat dari komunikasi sistem informasi dunia.

Refleksi ini paling tidak menghadirkan dua pertanyaan lanjutan. Pertama, apakah penggunaan TIK selama ini telah memperlebar kesenjangan antarkelompok dalam masyarakat? Setiap dari kita bisa melakukan refleksi, meskipun saya yakin yang hadir di ruang zoom ini termasuk penikmat layanan berbasis TIK. Tetapi, di luar sana, saya masih yakin, banyak kelompok masyarakat yang belum tersentuh atau belum mempunyai akses yang layak terhadap layanan TIK. Koneksi Internet yang andal dan terjangkau adalah salah satunya.

Kedua, jika kita sepakat, bahwa kesenjangan yang ada perlu dimitigasi, bagaimana caranya? Jawaban pertanyaan ini tidak mudah dan tidak tunggal. Saya berharap, diskusi dalam seminar kali ini akan memberikan banyak tilikan baru berdasar praktik di lapangan. Hanya dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa kehadiran TIK akan membawa kita kepada dunia yang lebih baik.

Akses terhadap layanan TIK secara nyata juga menjadi salah satu indikator bahwa pembangunan berhasil. TIK sebagai komoditas menghadirkan beragam kapabilitas atau kemungkinan tindakan yang dapat dijalankan oleh pemiliknya. Tetapi, tidak semua kapabilitas tersebut dapat berfungsi dalam konteks nyata.

Ada banyak sebab. Termasuk di dalamnya adalah sikap terhadap pemanfaatan TIK dan pengetahuan atau keterampilkan yang dipunyai penggunanya. Sebagai contoh, informasi pertanian yang tersebar di Internet sangat bermanfaat untuk meningkatkan praktik pertanian. Dengan bekal ponsel dan koneksi Internet yang semakin murah, petani akan dapat mengakses informasi tersebut. Inilah contoh kapabilitas, menggunakan lensa yang diperkenalkan oleh Amartya Sen (1999).

Pertanyaannya, apakah seorang petani dapat secara nyata memanen manfaat dari keberadaan informasi tersebut. Sebagian petani mungkin dengan mudah melakukannya. Sebagian lainnya, bisa jadi mendapatkan kendala, termasuk misalnya, karena ketersediaan konten dalam bahasa yang dapat dipahami petani.

Pada kasus terakhir, petani tidak mempunyai kemerdekaan untuk mendapatkan keberfungsian. Itulah mengapa, Sen (1999) membingkai bukunya dengan judul pembangunan sebagai kemerdekaan. Pembangunan yang berhasil akan memberikan kemerdekaan kepada setiap orang untuk mampu mengubah kapabilitas menjadi keberfungsian.

Memastikan bahwa kapabilitas dapat berubah menjadi keberfungsian ini bukan perkara mudah. Namun, hanya dengan menjadi keberfungsian kapabilitas inilah, pembagunan menemukan buktinya. Jika ini yang terjadi, maka keberlangsungan pun semakin dapat diupayakan. Tanpanya, sulit membayangkan kehadiran TIK akan memberi dampak positif karena keberfungsian untuk semua orang secara inklusif.

Referensi

Sen, A. (1999). Development as Freedom. New York: Alfred A. Knopf.

Walsham, G. (2012). Are we making a better world with ICTs? Reflections on a future agenda for the IS field. Journal of Information Technology27(2), 87-93.

Sambutan pembuka pada seminar hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam, 13 Oktober 2021.

Direktorat Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh Universitas Islam Indonesia (Growth Hub UII) bersama Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII menyelenggarakan Kegiatan Growth Fest UII 2021. Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari program Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII). Selama ini, UII telah melakukan berbagai program kegiatan pengembangan kewirausahaan dan membangun ekosistem inovasi & kewirausahaan.

Read more

Tim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) kembali meraih juara dalam kompetisi bergengsi nasional. Kali ini, Tim FH UII yang dinaungi oleh Forum Kajian dan Penulisan Hukum (FKPH) berhasil meraih Juara 1 dan Berkas Terbaik dalam Kompetisi Perancangan Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 atau Constitusional Drafting pada tanggal 8–10 Oktober 2021. Tim ini beranggotakan 5 (lima) orang, yakni Arrival Nur Ilahi, Adibil Putra Anam, Jihan Sekar Putri, Atika Nur Dzakkiyah, dan Muhammad Anugerah Perdana, yang terpilih dari hasil rekruitmen terbuka dan pelatihan yang diadakan oleh FKPH FH UII.

Read more

Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan webinar “Discover the Basic Neuroscience through Anatomy” pada Sabtu (09/10). Acara ini bertujuan mengupas perkembangan anatomi dan bagaimana membuat video pembelajaran anatomi yang menarik. Pemanfaatan teknologi kedokteran untuk belajar anatomi juga tak luput dibahas. Salah satunya adalah CT Scan yang berfungsi sebagai alat diagnostik dengan menggunakan sinar-x.

Zainuri Sabta Nugraha, M. Sc, Dosen FK UII membagikan tips cara membuat video pembelajaran anatomi yang bisa dibilang sangat banyak serta kompleks sehingga membutuhkan kompetensi berjenjang. “Dimulai dari morfologi (bentuk), fungsi, anatomi klinis, dan anatomi terapan,” jelasnya.

Read more