Pribadi yang kreatif selalu menciptakan sesuatu baru yang berbeda. Melahirkan inovasi merupakan kunci untuk mengembangkan potensi diri, terlebih lagi hal ini didukung oleh kemajuan pesat era digital saat ini. Menemukan cara hebat di luar hal biasa atau thinking out of the box mampu temukan pembaharuan maupun gagasan sehingga menghasilkan karya yang inovatif. Terlebih lagi mahasiswa yang merupakan Agen of Change diuntut untuk lebih kreatif dan Inovatif.

Read more

Di dalam industri film, pembuatan film adalah seni dalam memadukan ide dan imajinasi yang diciptakan oleh seorang film director. Ide dapat ditemukan di sekitar kita, karena semua peristiwa penting dapat dijadikan tema dalam dunia film dan sutradara memiliki kebebasan dalam menuangkan ide dan konsepnya dalam dimensi dunia seni. Hal inilah yang dikemukakan Sutradara Fajar Nugros yang juga merupakan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) dalam webinar yang bertema “Bangun Kreativitas Tanpa Batas” di acara Student Festival (StuFest) 2020 yang digelar oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII, pada Jum’at (4/12).

Read more

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Talkshow bertajuk “Pergerakan Mahasiswa Masa Kini” pada Jumat (4/12). Talkshow yang berlangsung secara daring tersebut menjadi rangkaian dari acara Student Festival (StuFest) 2020. Kedua narasumber berasal dari lembaga tingkat universitas turut dihadirkan dalam acara ini. Pancar Setiabudi, sebagai ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) UII 2020, serta Ahmad Sarjun, yang merupakan ketua HIMMAH 2020.

Read more

Kebermanfaatan menjadi kunci dan tujuan utama dari diadakannya berbagai program, serta kegiatan yang memiliki nilai sosial. Program sosial yang dijalankan bisa berupa pemberian bantuan ataupun memberikan pelatihan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Melalui topik terkait bidang sosial, Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesa (UII) membuka Talkshow dalam rangkaian Student Festival (StuFest) 2020, Jumat (4/12) bertajuk “Muslim Millenial Berjiwa Sosial”.

Read more

Belajar di negara lain memiliki banyak tantangan bagi mahasiswa internasional. Selain jauh dari keluarga, perbedaan budaya juga menjadi tantangan tersendiri. Seperti tergambar dalam webinar “We are Multiculturalism: Indigenization and Internationalization”. Acara yang diadakan oleh Universitas Islam Indonesia dan Universitas Telkom ini bertujuan memberikan gambaran dan persiapan bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri. Narasumber yang hadir yakni Emir Mahira, mahasiswa di University of British Columbia, Kanada. Emir juga merupakan mantan aktor di beberapa film terbaik di Indonesia dan sudah berpengalaman 10 tahun bersekolah di luar negri di tiga negara yang berbeda sejak SMP.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan menggelar Student Festival (StuFest) 2020 sebagai puncak inagurasi dari serangkaian program mahasiswa. StuFest yang digelar pada 4-5 Desember 2020  ini, dikemas untuk memberikan apresiasi bagi peran dan karya mahasiswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Merespon keterbatasan karena adanya pandemi, StuFest 2020 dilaksanakan secara virtual dengan memanfaatkan media YouTube. Penyelenggaraan workshop, talkshow, webinar, dan hiburan menarik lainnya menjadi bagaian dari penyelenggaraan StuFest 2020. Tak ketinggalan, Komika Pandji Pragiwaksono pun akan turut memeriahkan StuFest 2020 di akhir kegiatan.

Read more

Pembelajaran daring sebagai langkah preventif penularan virus COVID-19 telah berlangsung cukup lama di Universitas Islam Indonesia (UII). Guna membagikan berbagai pengalaman mahasiswa dalam menghadapi pembelajaran daring, UII bekerjasama dengan Universitas Telkom mengadakan webinar “International Students’ Talk Series 1: International Students Response on the Covid-19 Pandemic”. Acara daring ini menghadirkan narasumber : dr. Nadhira Nuraini Afifa, MPH, alumni muda Harvard University, MD. Jamaluddin Mahasiswa Ph.D, Bhawya, seorang mahasiswa internasional di Universitas Telkom, dan Tran Thi Yuan Thuong, mahasiswa dari Duy Tan University, Vietnam.

Read more

Pandemi Covid-19 akan memasuki bulan kedelapan, terhitung mulai pembelajaran daring dijalankan perguruan tinggi (PT) di Indonesia. Fokus utama PT dalam menjaga kualitas akademik dan menjamin keberlangsungan organisasi tergeser. Masuk dua pekerjaan rumah besar yang memerlukan perhatian ekstra dan mendapatkan prioritas lebih tinggi: menjamin keselamatan jiwa dan menjaga keberlangsungan akademik.

Untuk merespons perubahan ini, Universitas Islam Indonesia (UII) menggunakan tiga pendekatan yang terlihat sekuensial, tetapi dapat beririsan: bertahan dengan cermat, berbenah untuk sehat, dan bertumbuh dengan pesat.

 

Cermat bertahan

Beragam ikhtiar telah diambil oleh UII. Kecermatan dan kecepatan mengambil keputusan sangat penting di tahap ini. Waktu bukan kemewahan yang kita miliki, karena ketidakpastian sangat tinggi. Keterlambatan pengambilan kebijakan atau keputusan akan membawa dampak ikutan yang perlu dimitigasi, karena keterlibatan beragam aspek dan aktor di dalamnya. Sosialisasi kebijakan kepada semua semua warga organisasi, ketika terpisah jarak fisik, menjadi tantangan tersendiri.

Keselamatan jiwa sivitas UII menjadi prioritas utama. Sebagian besar aktivitas dan layanan fisik di kampus ditiadakan. Semuanya diupayakan secara daring. Karenanya, kehadiran ekosistem teknologi informasi menjadi penting. Pembelajaran daring dan kerja dari rumah menjadi satu-satunya pilihan.

Tidak semua PT siap dengan ini, baik dari sisi infrastruktur maupun kesiapan sivitasnya. Kita patut bersyukur, transformasi digital yang mulai dilakukan di UII sejak 2016 telah memberikan basis infrastruktur yang sangat memadai.

Misi utama PT harus diselamatkan: pembelajaran mahasiswa. Ekosistem pembelajaran daring harus disiapkan dengan cepat. Mahasiswa yang masih berada di luar negeri pun segera dipulangkan, sebelum ada pembatasan penerbangan internasional.

Budaya digital secara perlahan mulai terbentuk, lengkap dengan catatan di banyak hal. Beberapa kritik bernada protes pun masuk. Beberapa orang masih membayangkan kesempurnaan. Dalam situasi seperti ini, kesempurnaan adalah lawan dari efektivitas.

 

Sehat berbenah

Pandemi telah memaksa kita belajar banyak hal dengan cepat. Setelah beberapa bulan, kita sadar bahwa tidak mudah meramalkan kapan pandemi akan berakhir, meski kita semua menginginkannya. Hanya berpangku tangan sambil menunggu, bukan pilihan yang bijak. UII harus berbenah untuk kembali sehat: secara operasional dan finansial, sebagai basis keberlangsungan organisasi.

Banyak yang kita benahi, termasuk penguatan ekosistem teknologi informasi, dan secara khusus ekosistem pembelajaran daring. Sebuah cetak biru dibuat. Survei telah dilakukan kepada dosen dan mahasiswa. Tilikan dari survei ini dijadikan dasar kebijakan. Misalnya, selain menggunakan zoom untuk pembelajaran daring sinkron, kita juga berlangganan Panopto untuk pembelajaran daring asinkron. Beragam pelatihan pun digelar.

Banyak proses bisnis didesain ulang: mulai dari admisi mahasiswa baru, pembinaan mahasiswa baru, pembelajaran dan evaluasinya, sampai dengan wisuda. Sebanyak mungkin konsiderans dan aktor dilibatkan.

Sangat mungkin, hasil desain ulang dalam berbenah tidak sesempurna yang dibayangkan jika dibandingkan dengan ketika kondisi normal. Atau, bisa jadi, yang perlu berubah adalah pola pikir kita: sempurna untuk diri sendiri akan sangat berbeda dengan sempurna untuk orang banyak yang kondisinya sangat beragam.

Dalam konteks inilah seringkali dibutuhkan penyamaan frekuensi, termasuk dalam membuat ruang toleransi.

 

Pesat bertumbuh

Saya yakin semua sepakat, pengorbanan selama pandemi akan terasa sia-sia, jika tak ada perubahan bermakna yang dilakukan. Hasil berbenah akan menjadi pijakan lentingan ke depan.

Ada banyak hal yang bisa dibayangkan bersama untuk menjadi mimpi kolektif. Salah satunya adalah percepatan digitalisasi kampus perlu dilakukan dengan orkestrasi yang baik. Tanpanya, solusi yang dihasilkan akan tidak efektif dan temporal. Bermanfaat, tetapi sesaat. Ini mirip dengan minum parasetamol untuk menghilangkan sakit kepala karena gigi berlubang.

Digitalisasi ini akan menjadi basis pengembangan beragam layanan ke depan, termasuk pembelajaran daring yang lebih berkualitas dan beragam aktivitas akademik daring lainnya. Inilah modal bertumbuh,

Ke depan, pembelajaran daring sangat mungkin menjadi bagian permanen dalam proses bisnis. Ada dua pilihan: melengkapi pembelajaran konvensional (jika situasi sudah memungkinkan) dan menjadi modal pembukaan program studi pendidikan jarak jauh yang hampir 100% aktivitas akademik dan pendukungnya dijalankan secara daring.

Tentu, semuanya pasti dengan catatan. Inilah ruang diskusi yang terus kita buka.

Tulisan dimuat dalam Kolom Refleksi UIINews edisi November 2020.