Setiap orang pasti mendambakan kulit yang cantik dan hidup sehat. Oleh karenya, kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat kini semakin besar. Dalam seminar yang diadakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab pada Sabtu (8/8), memberikan pencerahan bahwa mengonsumsi makanan sehat setiap hari tidaklah sulit. Sebab banyaknya varian makanan yang dapat dikonsumsi. Seminar yang digelar secara daring dengan judul Miracle of Foods for Beauty Skin ini menghadirkan pembicara dr. Ferihana, Owner Klinik Gratis Dhuafa serta Pengajar di Madrasah Uwais Al-Qorniy.

Read more

Internet of Things atau yang biasa disingkat IoT saat ini semakin berperan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai perangkat di sekitar kita telah terkoneksi dan saling ‘berkomunikasi’ satu sama lain. Pekerjaan kita pun menjadi lebih ringan dengan keberadaan IoT yang mengurangi intervensi manusia. Pada dasarnya, laptop dan telepon pintar yang ada di genggaman banyak orang pun termasuk perangkat IoT. Telepon pintar mampu ‘berkomunikasi’ dengan berbagai perangkat lain melalui bluetooth, atau terkoneksi dengan internet melalui WiFi, dan sebagainya.

Read more

Jiwa mukmin - UII - berita kontrol kehamilan

Konferensi internasional merupakan kegiatan yang selalu menarik perhatian para mahasiswa selama kuliah. Selain bisa berkunjung ke negara lain, mahasiswa yang mengikuti konferensi juga akan mendapatkan pengalaman baru. Namun demikian, tidak sedikit dari mahasiswa yang belum sepenuhnya memahami cara menulis untuk mengikuti kegiatan konferensi.

Read more

Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan webinar dengan topik penggunaan sensor elektronis dalam bidang biomekanika untuk membantu para penyandang disabilitas, pada Rabu (5/8). Webinar menghadirkan narasumber Dr. Rifky Ismail, S.T., M.T., yang saat ini sebagai Director Center for Biomechanics, Biomaterials, Biomechatronics and Biosignal processing (PUI-CBIOM3S).

Read more

Program Studi Hukum Islam Program Doktor, Fakultas Ilmu Agama Islam Univesitas Islam Indonesia (FIAI UII) kembali menambah lulusan doktor di bidang hukum Islam melalui ujian terbuka disertasi pada Rabu (5/8). Adalah Drs. H. Lutfi, S.H., M.H. yang merupakan hakim utama dan saat ini sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Tengah Palangkaraya berhasil mempertahanakan disertasinya mengenai Penerapan Kompilasi Hukum Islam pada Peradilan Agama dalam Perkara Hadhonah dan Eksekusi Pelaksanaan Putusannya. Di hadapkan Promotor Prof. Dr Amir Mu’allim, MIS dan Co Promotor Dr. M. Muslich Ks, M.Ag., serta dewan penguji Prof. Dr. Kamsi, M.A, Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Dr. Drs. Asmuni Mth., M.A., Promovendus dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Read more

Sebagian dari kita mungkin belum mengetahui keterkaitan antara tulisan tangan dengan kepribadian. Keduanya seringkali dianggap tak memiliki hubungan satu sama lain. Apabila seseorang muncul ke permukaan, mengaku dapat menganalisis kepribadian orang lain dari tulisan, maka bisa jadi justru stigma mistik atau rekayasa yang muncul. Namun, mempelajari karakter seseorang dari tulisan tangan atau grafologi ternyata merupakan sebuah ilmu tersendiri yang telah lama ada. Pemanfaatannya pun kini kian berkembang dan meluas.

Read more

Digitalisasi dalam bidang konstruksi boleh dikatakan cukup lambat dibanding bidang yang lainnya. kendati demikian, Boston Consulting, mengemukakan bahwa setidaknya ada 10 hal dalam bidang konstruksi yang akan berubah seiring dengan revolusi industri 4.0.

Read more

Ikatan Keluarga Alumni Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (IKATI UII) sukses menggelar webinar bertajuk IKATI Berbagi dan Berdiskusi (IKATI BERISI) dengan menghadirkan narasumber Ir. Moh. Manthovani yang saat ini merupakan Supervisor (SPV) Marketing Power & Mining PT. Rekayasa Industri (Rekind).

Read more

Perayaan Idul Adha tahun ini terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena pandemi Covid-19, banyak protokol kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Merespon kondisi ini, Judicial Council of International Program FH UII mengadakan diskusi online melalui Live Instagram dengan tema Qurban dan Pandemi : Apa Hikmahnya?. Diskusi ini menghadirkan narasumber Ahmad Sadzali, Lc., M.H. selaku Dosen FH UII.

Read more

Mari bandingkan kedua tukang kayu imajiner ini. Tukang kayu A mendapatkan kayu sisa dengan ukuran kecil yang tidak seragam. Kualitasnya pun bervariasi. Tukang ini dengan teknik yang dikuasainya, meski dengan kakas seadanya, berhasil menjadikan material tersebut menjadi sebuah meja yang artistik. Tukang kayu B terdidik secara formal. Dia mendapatkan kayu dengan kualitas terbaik dalam ukuran jumbo. Dengan kakas modern, tukang ini menjadikannya meja yang indah, tanpa sambungan.

Tukang kayu mana yang lebih hebat? A atau B. Sulit memberi jawab dengan pasti. Sebagian kita akan menjawab A dengan titik tekan pada kreativitas dan utilisasi kakas yang ada. Sebagian lain tertarik dengan meja tanpa sambungan, karena alasan yang lain.

Seperti inilah masalah dalam pemeringkatan, termasuk di kalangan perguruan tinggi (PT). Perspektif pemeringkat yang mewujud dalam beragam indikator menjadikan perbedaan hasil. Jangankan bagi orang awam, bagi praktisi pendidikan pun tapi abai dengan metodologi yang digunakan, bisa terjebak dalam interpretasi yang menyesatkan. Karenanya, tidak mengherankan, ketika banyak yang berseloroh, peringkat kok mudah sekali berubah dalam waktu yang sangat singkat.

Diskusi tentang muslihat peringkat bukan hal baru. Sebagai contoh, UNESCO pada 2013 pernah menerbitkan buku berjudul Rankings and Accountability in Higher Education: Uses and Misuses. Satu tulisan di dalamnya menjelaskan perkembangan pemeringkatan dari generasi pertama yang yang mengandalkan survei dan membuat daftar. Generasi kedua memasukkan aspek transparansi, akuntabilitas, dan sistem informasi manajamen; dan generasi ketiga lebih cenderung komersial: mengukur dan menguatkan kinerja pasar. Di sini ada diskusi terkait dengan kebijakan politis negara sampai dengan kultur selebritas. Singkatnya, ada sisi positif dan sekaligus sisi negatif pemeringkatan di perguruan tinggi.

Berikut adalah beberapa catatan untuk menghindari muslihat peringkat. Pertama, pahami bahwa setiap pemeringkatan menggunakan metodologi yang berbeda-beda, yang tercermin dalam indikator yang dipilih. Tidak ada indikator yang komprehensif (meski kadang diklaim demikian), dan karenanya, sulit menyatakan dengan pasti bahwa PT A lebih baik dari PT B, dan seterusnya. Harus ditambahkan pertanyaan: dalam indikator apa. Peringkat, hanya efektif untuk komparasi sebatas indikator yang digunakan, dan tidak mungkin komprehensif. Ingat kerumitan memeringkat dua tukang kayu di atas.

Sialnya, pemahaman terhadap indikator ini ternyata bisa memicu muslihat lain yang justru dipraktikkan oleh PT. Sebagai ilustrasi, ketika sebuah pemeringkatan melihat volume konten, tidak sulit menemukan PT di Indonesia, mengunggah skripsi tidak menjadi satu dokumen utuh, tetapi dipecah menjadi belasan dokumen, mulai dari sampul, halaman judul, per bab, sampai dengan daftar pustaka. Praktik yang marak dilakukan ini akan memperbesar volume konten. Dulu, ketika koneksi Internet masih sangat lambat, ada alasan masuk akal untuk memecahnya. Tapi saat ini, nampaknya akal sehat dikesampingkan untuk mengejar peringkat.

Kedua, gunakan hasil pemeringkatan untuk memanen manfaat yang mungkin tanpa melibatkan muslihat. Interpretasikan peringkat dengan jujur. Hindari pesan yang dapat mengelabuhi akal sehat publik, karena PT tidak jarang memanen peringkat untuk promosi dan sejenisnya. Publik, sampai saat ini, masih melihat PT sebagai lembaga terhormat. Karenanya, PT perlu tetap menjaga sukma kejujurannya dalam mengkomunikasi hasil pemeringkatan kepada khalayak. Jika ini dilakukan, hasil pemeringkatan akan dapat dimaknai sebagai sebagai kaca benggala untuk berbenah melalui komparasi indikator.

Terakhir, meski bukan afkir. Ketiga, pastikan bahwa peringkat hanyalah efek samping karena PT mengerjakan perkerjaan rumahnya, dan bukan tujuan. Apalagi dengan bingkai “menang” dan “kalah”. Apakah PT yang tidak masuk peringkat dipastikan jelek? Tidak juga. Setiap PT bisa menentukan fokus aktivitasnya dan tidak selalu sejalan dengan indikator yang dipilih oleh lembaga pemeringkat. Karenanya, ambil manfaat peringkat dengan jujur dan hindari jebakan muslihat peringkat!

Tulisan ini sudah dimuat dalam Kolom Analisis Harian Kedaulatan Rakyat, 4 Agustus 2020.