Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII). kegiatan ini menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat di daerah tertentu. Namun pandemi Covid-19 menimbulkan dampak pada pelaksanaan KKN UII pada akhir Juli hingga akhir Agustus mendatang. Hal ini mendasari diselenggarakannya kajian bertemakan Efektivitas KKN dalam Masa Pandemi pada Sabtu (16/5), dengan narasumber Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, Dr. Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T.

Read more

Program Studi Kimia UII akreditasi Unggul

Salah satu cara terbaik menggapai prestasi adalah dengan meniru cara belajar dari orang lain yang telah sukses. Topik ini mengemuka pada webinar berjudul Semangat Inovasi untuk Berpartisipasi dalam Ajang Internasional, yang digelar oleh Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Indonesia (UII), pada sabtu (16/5).

Read more

Meskipun saat ini berbagai aktivitas seperti belajar dan bekerja dilakukan dari rumah, atau Work from Home (WfH), ergonomi tetaplah penting dan tidak dapat dikesampingkan. Ergonomi erat kaitannya dengan kenyamanan, keamanan, dan kesehatan dalam bekerja. Ergonomi sendiri, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Ergonomi juga diartikan sebagai ilmu tentang hubungan antara manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan kerjanya.

Read more

Angka pengangguran yang masih terhitung cukup tinggi di Indonesia bukan menjadi hal baru. Kondisi ini pun menjadi salah satu faktor kekhawatiran dari para lulusan fresh graduate dan juga mahasiswa untuk memulai dan merencanakan karier. Ada rasa takut dan tidak percaya diri, apakah mereka sudah memenuhi dari kriteria yang diinginkan perusahaan.

Read more

Gagasan Merdeka Belajar memungkinkan mahasiswa untuk mengambil dasar kelimuan yang sepenuhnya berbeda dengan apa yang telah dipelajari di jurusan yang ditempuh. Ibarat berenang dengan berbagai gaya, mahasiswa kini diharapkan dapat membuat keputusan dengan berbagai macam pertimbangan.

Read more

Peran Pemuda

Berbicara tentang sumber daya agraria di Indonesia, kerap timbul pertanyaan apakah akan dijadikan sebagai aset atau komoditi. Antara keduanya baik aset maupun komoditi, jika kekayaan alam dikuasai oleh suatu negara hanya dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti amanat dari pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Read more

Banyak produk kecantikan yang sudah tersebar luas di masyarakat. Produk makeup dan skin care memiliki perbedaan, namun banyak orang yang menjual makeup dan menawarkannya kepada konsumen sebagai skin care. Sehingga dapat membuat orang yang tidak mengetahui ada kandungan haram di dalamnya namun tetap memakainya.
Read more

Mahasiswa FIAI Sabet Juara 1 Artikel Ilmiah Nasional

Sudah menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah dan guru di Indonesia untuk memikirkan kembali cara-cara kreatif dan invoatif bagaimana pembelajaran daring diterapkan bagi seluruh siswa di masa pandemi Covid-19. Pasalnya tidak semua terkhusus mereka yang di daerah terpencil seberuntung siswa di ibu kota yang berfasilitas memadai.

Read more

Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan American Institute for Indonesian Studies (AIFIS) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan Webinar Disaster Management pada Jumat (15/5).

Senior Professor of Civil Enggineering Department of UII dan Excecutive Coordinator of Streering Element of BNPB Republik Indonesia, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., AU., mengatakan bahwa manajemen bencana dalam BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menggunakan paradigma baru. Sebagai contoh dalam upaya penanganan gempa dapat dilakukan dengan penilaian bangunan di kawasan rawan gempa bumi. Hal ini dianggap penting untuk menilai kualitas bangunan yang ada di masyarakat.

“Dari penilaian tersebut, dapat kita ketahui tingkat kerentanan serta tindakan perbaikan yang perlu dilakukan. Serta melakukan rekomendasi kebijakan dan langkah untuk pemerintah di masing-masing kawasan,” jelasnya.

Micah R. Fisher, Ph,D. dari University of Hawai’i at Manoa USA. dalam paparannya mengatakan bahwa tujuan dari webinar adalah untuk mengetahui bagaimana cara menggabungkan antara ilmu-ilmu teknis dengan ilmu-ilmu sosial sehingga dapat efektif saat bekerjasama dengan masyarakat.

Adanya perubahan iklim dapat mengganggu aktivitas manusia dan dapat menimbulkan banyak biaya dalam adaptasi. Dibutuhkan keterlibatan masyarakat untuk menghadapinya. Perencana, pengorganisasian masyarakat, politisi lokal dan lainnya akan bekerja dengan masyarakat untuk membuat keputusan bersama dengan berupaya menjaga identitas sosial penduduk, keamanan finansial, dan keyakinan terhadap sesama warga negara.

Bagi setiap pelaku yang terlibat dalam pekerjaan ini, perlu memperhatikan beberapa dilema yang diprediksi akan muncul dan mempertimbangkan bagaimana mempersiapkan diri. Micah R. Fisher mengidentifikasi dalam lima dilema. Pertama, bagaimana cara menampilkan diri pada komunitas yang rentan sebagai mitra otentik.

Micah R. Fisher menekankan hal pertama yang terpenting adalah bagaimana kita melihat diri kita dan siapakah kita dalam kehidupan masyarakat. “Sangat penting untuk berkomunikasi tentang apa yang Anda lakukan di komunitas itu. Karena kita akan menemukan cara untuk membuat orang nyaman,” jelasnya.

Kedua. Menurut Micah R. Fisher, bagaimana mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan masyarakat. Setiap perencana, pengelola atau fasilitator komunitas harus memahami bahwa dalam memulai proses keterlibatan masyarakat kita adalah bagian dari sejarah keterlibatan atau tidak terlibat yang mungkin kita tidak tahu atau salah informasi. Setiap pertemuan yang tidak efektif, kesalahpahaman atau kurangnya tindak lanjut adalah bagian dari sejarah itu.

“Niat terbaik mungkin membuat Anda berada di pintu komunitas, tetapi pengalaman komunitas sebelumnya adalah bayangan yang tak terlihat yang terkadang termanifestasi dalam komentar kasar, lengan terlipat erat, dan pertanyaan agresif pasif,” ucap Micah R. Fisher.

Membangun kepercayaan bisa menjadi proses yang panjang, tetapi biasanya satu cara yang berhasil untuk memulai adalah dengan bersama-sama menetapkan harapan untuk proses tersebut, menjaga komitmen tentang hal-hal yang tampaknya kecil dan yang lebih besar. Percakapan berkelanjutan tentang implikasi ketidakpastian tentang perkiraan teknis dampak dan ketidakpastian tentang strategi menjadi sangat penting untuk menjaga kepercayaan.

Ketiga. Apa yang kita inginkan dari keterlibatan masyarakat. Mungkin kita berpikir akan menemukan sesuatu yang diinginkan setiba di komunitas, padahal kondisinya kadang berbeda. Menurut Micah R. Fisher, penduduk memiliki pengetahuan tentang komunitasnya. Misalnya, seberapa sering mereka kebanjiran dan daerah mana yang paling sering banjir. Tantangan kita sebagai orang luar adalah memikirkan pertanyaan apa yang akan membantu kita menambah pengetahuan dan memahami prioritas nilai mereka dalam pengembangan strategi adaptasi.

Kemudian yang keempat menurut Micah R. Fisher, bagaimana kita mendengarkan secara efektif makna dan pengertian. Beberapa komunitas memiliki sejarah ketidakadilan dan pengabaian publik yang kompleks. Sebagai orang luar, kita tidak dapat mengharapkan penghuni komunitas tersebut untuk segera terlibat dalam percakapan tentang risiko iklim, penilaian kerentanan, dan langkah-langkah adaptasi.

Micah R. Fisher mengatakan bahwa mereka ingin diakui, didengarkan, dan dianggap serius. Sebelum kita dapat melibatkan masyarakat tentang adaptasi iklim, keterlibatan yang efektif mengharuskan kita meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita-cerita tentang rasa sakit masyarakat dan memahami makna di balik rasa sakit itu.

Kelima. Kepada siapa kita bertanggung jawab dalam pelibatan masyarakat, apa sifat dari akuntabilitas itu. Micah R. Fisher memberikan contoh universitas yang mempekerjakan orang termasuk kita. Bekerja dalam jaringan kewajiban dan harapan formal dan informal yang diciptakan oleh kontrak, jadwal, kode etik profesi, tanggung jawab lain, dan norma yang baik harus dilakukan.

“Klien, seperti lembaga pemerintah, menginginkan jadwal dan anggaran yang dapat diprediksi. Kita tidak perlu menjelek-jelekkan anggaran yang menurun untuk penjangkauan masyarakat atau meromantiskan pekerjaan masyarakat untuk mengenali kendala-kendala ini nyata,” tambahnya. (SF/RS)

Jiwa mukmin - UII - berita kontrol kehamilan

Pandemi Covid-19 telah membuat hampir dari seluruh aktivitas manusia dilakukan secara online. Pembatasan sosial ini juga berlaku pada provesi Public Relation (PR) atau yang juga biasa disebut dengan Hubungan Masyarakat. Kondisi ini memantik perhatian Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar sharing session dengan tema Digital PR During Pandemic pada Jum’at (15/5) secara daring.

Read more