Universitas Islam Indonesia (UII) akan menginjak usia ke-76 tahun pada 27 Rajab 1440 H, bertepatan dengan 3 April 2019. Sebagai wujud rasa syukur, berbagai program kegiatan digagas dengan tema besar Khidmat UII untuk Bangsa. Tema ini diambil sebagai bentuk kontribusi UII bagi Bangsa, serta wujud dari komitmen UII bagi kemaslahatan umat. Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai salah satu peguruan tinggi di Indonesia terus berupaya berkontribusi bagi negara Indonesia di berbagai bidang tak terkecuali bidang politik. Salah satu kontribusinya dapat terlihat pada kerjasama yang dilakukan oleh UII dengan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI). Kedua institusi mengadakan Seminar Nasional yang mengusung tema “Mewujudkan Keadilan Pemilu (Electoral Justice) dalam Pemilihan Umum Serentak 2019”. Seminar akan dilaksanakan pada Sabtu (09/02) di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta.

Penyelenggaraan seminar dipaparkan pada Jumpa Pers, Jum’at (08/02) bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana Hukum UII, Jalan Cik Di Tiro 1 Yogya. Turut hadir Dr. Saifudin, S.H., M.Hum. selaku Kepala Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UII serta Dr. Anwar Usman S.H., M.H. selaku Ketua MK RI periode 2018-2023.

Read more

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) UII telah selesai menggelar Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas. Ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) menjadi salah satu kegiatan bergengsi yang diadakan setiap tahunnya. Ajang tersebut mencari mahasiswa yang unggul dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Pilmapres dinilai telah memberikan dampak positif pada budaya berprestasi dan menghargai prestasi serta karya mahasiswa, termasuk model pembinaan mahasiswa perguruan tinggi. Melalui ajang ini juga mengangkat martabat mahasiswa serta perguruan tingginya. Empat orang mahasiswa terpilih sebagai mahasiswa berprestasi UII.

Read more

Dunia nyata yang akan Saudara masuki adalah kelas belas tanpa dinding, kampus tanpa pagar, laboratorium hidup (living labs). Saudara dapat belajar banyak hal, yang belum sempat Saudara pejalari di kampus. Pelajaran yang Saudara dapatkan di bangku kuliah, adalah modal dasar untuk belajar lebih lanjut.

Meskipun sudah lulus satu tahapan pendidikan, pada program doktor sekalipun, ilmu yang kita dapatkan masih sangat sedikit. Manusia tidak diberi ilmu oleh Allah, melainkan hanya sedikit (QS 17:85), sedangkan ilmu Allah tidak bertepi, tak berbatas.

Karenanya, tak seorang pun di dunia ini yang berhak untuk menepuk dada dan sombong. Kesombonganlah yang menjadikan iblis dilaknat oleh Allah. Sombong tidak ada dalam kamus pembelajar sejati. Kesombongan akan menutup pintu peningkatan kualitas diri. Karenanya, tetaplah selalu rendah hati, tawaduk. Hanya dengan sikap inilah, kita akan menerima masukan dari banyak sumber pembelajaran.

Teruslah belajar. Caranya? Lebih seringlah membaca, piknik, dan diskusi.

Pertama, membaca adalah ikhtiar membuka jendela dunia. Inilah juga pesan pertama Allah kepada Rasulullah: iqra’. Dengan membaca kita bisa menyelami beragam pemikiran, memperluas perspektif, memperkaya inspirasi, dan memperjauh horison. Dengan membaca, kita bisa ‘lompat pagar’ dan memahami orang lain dengan logika dan argumen yang dikembangkannya.

Membaca di sini tidak hanya terbatas pada teks, tetapi juga pada fenomena alam dan sosial. Perubahan alam, seperti perubahan iklim dan bencana akibat tangan jahil manusia, perlu kita baca dengan serius. Perkembangan sosial, seperti munculnya polarisasi anak bangsa karena media sosial, lunturnya empati, serta menguatnya emosi yang mengabaikan fakta objektif, harus kita masukkan ke dalam daftar ‘bacaan’ kita. Dengan membaca secara kritis, kita insyallah mengasah diri menjadi pemikir mandiri yang tidak mudah larut dalam narasi publik yang sering lebih mengedepankan emosi tanpa dukungan fakta.

Kedua, piknik atau penjelahan adalah perintah Alquran (QS 27:69; 30:9). Kita diminta oleh Allah mempelajari bagaimana dampak dari setiap pilihan manusia pada masa lalu (QS 13:36), bagaimana keragaman diciptakan Allah (QS 30:22; 43:32), dan bagaimana keindahan Allah dalam mengatur alam (QS 13:4).

Masih banyak hikmah yang bisa dipetik ketika kita rajin melakukan piknik. Piknik juga merupakan upaya ‘membaca’ ayat-ayat kauniyah, tanda-tanda keagungan Allah yang menempel di alam semesta: kegagahan gugung berapi, kesejukan embun pagi, kehangatan matahari pagi, keindahan hamparan padi, kerumitan manusia, dan keteraturan alam semesta.

Ketiga, diskusi adalah ikhtiar lain dalam belajar. Kemampuan pemahaman dan jangkauan bacaan kita terbatas. Diskusi akan memantik banyak hal yang selama ini sudah mapan kita yakini. Diskusi juga akan membawa perspektif baru yang mungkin belum kita akses sebelumnya. Diskusi akan membangun komunitas pembelajaran (community of learning).

Kita selama ini percaya bahwa banyak kepala lebih baik daripada satu kepala. Ternyata ungkapan di atas tidak selamanya benar. Dalam buku The Wisdom of Crowds, James Surowiecki menyatakan bahwa pertanyaan tersebut benar jika empat kondisi terpenuhi: (a) keragaman opini (diversity of opinion) yang dipunyai peserta diskusi yang diindikasikan dengan adanya informasi privat, meskipun hanya merupakan interpretasi lain atas fakta yang ada; (b) independensi peserta diskusi, yaitu ketika opini tidak ditentukan oleh opini orang-orang sekitarnya; (c) desentralisasi pengetahuan ketika peserta diskusi dapat memanfaatkan pengetahuan lokal; dan (d) agregasi pengetahuan dengan menggabungkan informasi privat ke dalam keputusan kolektif.

Salah satu kata kunci di sini adalah keragaman dan bukan keseragaman ide yang memantik munculnya ide besar yang lebih berkualitas. Hal ini mirip dengan ketahanan hutan multikultur dengan beragam jenis pohon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang monokultur dengan jenis pohon tunggal.

Tetaplah menjadi orang baik, yang keberadaannya dicari, kehadirannya dinanti, kepergiannya dirindui, kebaikannya diteladani, dan kematiannya ditangisi.

*Disarikan dari Sambutan Rektor pada Wisuda 26 Januari 2019.

Internasionalisasi dan peningkatan mobilitas mahasiswa asing adalah dua agenda yang terus didorong Universitas Islam Indonesia (UII). Hal ini salah satunya diwujudkan dalam pertukaran pemuda yang diselenggarakan bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australia bertajuk “Australia – Indonesia Muslim Exchange Program Participants” pada Jumat (1/2) di ruang Erasmus, Rektorat UII. Acara kunjungan dibuka oleh Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch.,Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan serta Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St.,MA. selaku Direktur Kantor Urusan Internasional/Kemitraan UII.

Read more

Kelestarian lingkungan merupakan tanggjungjawab bersama. Siapa pun dapat berperan mengkampanyekan isu lingkungan, termasuk arsitek. Hal inilah yang tengah dijalankan oleh Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII). Arsitektur UII kerap mengadakan kegiatan pendidikan arsitektur berkelanjutan untuk ikut membangun peradaban madani sekaligus peduli terhadap permasalahan-permasalahan lingkungan dan sosial. Seperti tergambar dalam Seminar SAKAPARI 2019 yang mengusung tema “Sustainability in Architecture” pada Kamis (31/1) yang berlangsung di Gedung FTSP UII.

Read more

Peradaban Islam turut mewarnai sejarah perkembangan peradaban dunia. Sempat mempengaruhi arus kemajuan sains dan teknologi, peradaban Islam perlahan semakin surut dominasinya hingga digantikan zaman Renaisans Barat. Pasang surutnya Islam sebagai peradaban dapat dilihat dari implementasi keimanan (akidah dan akhlak), politik (siyasah), ekonomi (iqtishadiyah), kehidupan sosial (al-hayah al-ijtimaiyyah), dan hubungan antar bangsa dan budaya. Hal ini masih menjadi bahan kajian menarik bagi masyarakat.

Pembahasan tersebut tergambar dalam Diskusi Publik dengan tema “Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam” yang diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi Universias Islam Indonesia, pada Kamis (31/01) di Ruang P 1/2 Fakultas Ekonomi UII, Condongcatur, Yogyakarta.

Read more

Menempuh pendidikan tinggi tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mencukupi kebutuhan biaya akademik, sebagian mahasiswa bergantung pada berbagai skema beasiswa yang ada di kampus. Dengan adanya beasiswa, tidak hanya membantu untuk melanjutkan studi namun juga meringankan beban finansial keluarga. Oleh karena itu, UII juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam penyediaan dana beasiswa bagi mahasiswanya.

Seperti tergambar dalam kunjungan Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia ke kampus terpadu UII pada Kamis (31/1). Perwakilan Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia terdiri dari Prof. Jan Pascchier, Berit van Hulst, Pariasih Manoto, serta dua orang staf. Kunjungan yang banyak diisi dengan diskusi ini berlangsung di GBPH Prabuningrat dan diterima oleh Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional dan Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan.

Read more

Tantangan dalam dunia pendidikan semakin rumit. Sejauh ini belum banyak perguruan tinggi yang bisa menghasilkan lulusan yang siap pakai di lapangan. Maka dari itu, mahasiswa dari prodi pendidikan Agama Islam dituntut lebih mengutamakan kualitas diri serta tidak lupa untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat. Dengan bersyukur dan terus memperbaiki diri maka akan menghasilkan pribadi yang baik dan juga berkualitas.

Demikian seperti disampaikan H. Sajian, S.Ag., M.Pd dalam acara Mujahadah dan Diskusi Ilmiah yang bertempat di Ruang Sidang FIAI, pada Rabu (30/1). Acara yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UII itu juga dihadiri Dekan FIAI UII, Drs. Tamyiz M.A., Ph.D, Kaprodi PAI UII, Moh. Mizan Habibi, S.Pd.I., M.Pd.I serta staf di lingkungan prodi.

Read more

Pembangunan infrastruktur yang begitu pesat disinyalir belum diikuti dengan kesadaran menjaga kelestarian lingkungan. Tidak jarang masyarakat menilai pembangunan yang dilakukan tidak memperhatikan lingkungan di sekitarnya, dan menyebabkan berbagai macam persoalan muncul. Sperti contoh pasokan air di sungai menurun setelah pembangunan hotel di sekitarnya.

Bermula dari persoalan tersebut, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) menggelar Sakapari 2019, dengan mengusung tema “Sustainability in Architecture”. Kegiatan ini merupakan tanggapan akan presepsi masyarakat yang menilai arsitek turut berkontribusi merusak lingkungan dengan karya-karyanya.

 

Sebagai bagian dari kegiatan Sakapari 2019, diadakan Sharing Session dan Pameran Karya yang di Mezzanine Eatery & Coffee pada 28-30 Januari 2019. Selain itu, beberapa karya Jurusan Arsitektur juga dipamerkan pada kegiatan Open House yang diselenggaran pada hari yang sama di Gedung Moh. Natsir, Kampus Terpadu UII.

Disampaikan Sekretaris Sakapari 2019, Yulia Pratiwi S.T., M.Eng., tema Sustainabily in Architecture merupakan tanggapan akan isu-isu di masyakarat yang menilai arsitektur turut berkontribusi terhadap perusakan lingkungan, dengan pembangunan-pembangunan yang tidak menggunakan konsep Go Green.

“Oleh Karenanya, salah satu kegiatan Sakapari 2019 ini, kami mengadakan pameran yang diisi berbagai macam karya arsitektur, yang dapat berkontribusi mengurangi masalah lingkungan,” ujar Yulia Pratiwi.

Sebanyak 27 karya professional arsitektur dipamerkan di Gedung Moh. Natsir UII. Sementara 13 karya ramah lingkungan yang terdiri dari 3 karya Ikatan Arsitektur Indonesia Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (IAI DIY), 7 karya Program Profesi Arsitektur, 3 karya mahasiswa Program Studi S1 Arsitektur dipamerkan di Mezzanine Eatery & Coffee.

Penentuan karya-karya yang dipamerkan berdasarkan pada konsep sustainability berupa penghematan energi dan penggunaan material yang ramah lingkungan. “Bangunan yang mengusung konsep sustainability, dapat terlihat pada penghematan energi dan penggunaan material yang ramah lingkungan. Semua karya tersebut sudah memenuhi kriteria sehingga layak untuk dipamerkan,” ungkap Yulia Pratiwi.

Sharing session yang digelar selama tiga hari berturut-turut ini menghadirkan Ketua IAI DIY yang juga Ketua Program Profesi Arsitek UII, AR. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI., AA., Ketua Jurusan Arsitektur UII, Noor Cholis Idham, PhD., IAI., Sekretaris Program Studi Arsitektur UII, Arif Budi Sholihah, S.T., M.Sc., PhD. serta Sekretaris Program International Class Arsitektur UII, Dr. Ing. Putu Ayu P. Agustiananda, S.T.

Pada sharing session hari pertama terdapat pemaparan 3 karya dari pemenang Sayembara Desain Kawasan Kalibuntung, Sleman yaitu Widodo Agung Nugraha, IAI, Peda Bayu, IAI, dan Theo Rifai, IAI. Selanjutnya pada hari ke 2, diisi oleh paparan dari mahasiswa Program Profesi Arsitektur UII yaitu Haifa Azizah Utaryanto, S.Ars. (Perencanaan Kampus V UAD), Dina Sari Surbakti, S.Ars. (FRC: Gedung Sekolah Dasar), dan Adil Mushaithir Darmawan, S.Ars (Perancangan Rumah Kost Muntilan).

Selain itu pada sharing session hari kedua, juga dipaparkan karya dari Tri Astuti R. N, S.Ars (Perancangan Kantor Kecamatan Ampel Boyolali), Yushna Septian Adyarta, S.Ars (Jombor CoWorking Space), Aryani Puspitasari, S.Ars (Perancangan Ruko Bapak Andhik), serta Annisa Finy P.P, S.Ars (Ganis House “Eco Friendly Boarding House with Comfortable Sharing Atmosphere Taste Cafe”).

Sementara pada sharing session hari ketiga, diisi dengan paparan karya dari mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur UII, yaitu Ridho Pawenang, S.Ars (Pemenang Blue Ribbon Proyek Akhir Sarjana Arsitektur UII), Mutia Amelia Febriana dkk (Pemenang Sayembara Kawasan Tugu Simpang Lima Takengon Aceh), Muhammad Ihsan Hernanta dkk (Sayembara Livable Oasis).

Melalui kegiatan sharing session ini sendiri, diharapkan dapat menjadi sarana diseminasi karya arsitektur, baik untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan ini menjadi ajang penyampaian inovasi, ide, gagasan dalam mewujudkan arsitektur berkelanjutan. (NI/RS)