Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali meraih juara di kancah nasional. Mahasiswa Arsitektur UII yang terdiri dari Muhammad Ihsan Hernanta (2016), Junian Achmad Mahendra (2016), Salsabila Ghaisani Boru Tambunan (2016), Nurlita Vica Premidya Nugrahanti (2016), dan Fadhil Muhammad Ramadhan (2016) menyabet juara ke-dua dalam ajang Universal Design for Living Design Competition. Lomba tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Desain Interior Indonesia dan Dulux serta memiliki dua kategori perlombaan yaitu Professional dan Mahasiswa. Kemenangan tersebut menghantarkan mereka meraih sertifikat, trofi, dan uang pembinaan senilai Rp 20 juta dari penyelenggara.
Lomba yang dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu tahap kompetisi tanggal 1 Oktober – 31 Januari 2019, tahap penjurian 1 tanggal 14-16 Februari 2019, dan tahap penjuruan final tanggal 21 Februari 2019 itu diselenggarakan di PT. ICI Paints Indonesia (Dulux) Titan Center 9th Floor, Jakarta.
Muhammad Ihsan Hernanta selaku ketua tim menjelaskan, “Latar belakang kami mengikuti sayembara adalah sebagai ajang berekspresi dan menuangkan ide unik. Selain itu waktunya juga pas karena saat itu sedang libur semester sehingga tidak ada tekanan dari jadwal kuliah”.
Sayembara tersebut mengangkat tema Universal Design for Living dengan penekanan pada sirkulasi dan kenyamanan gerak semua jenis pengguna, khususnya difabel. Alasan juri memberi nilai plus pada karya mereka sebab terdapat 7 keunggulan pada karya tersebut, yakni menciptakan ruang dan sirkulasi ramah difabel. Sirkulasi linier dan ruangan tanpa penghalang memudahkan difabel dalam beraktifitas.
Menurutnya, kerjasama tim dalam sebuah karya sangatlah penting. Oleh sebab itu pembagian kerja dan capaian kerja harus jelas sehingga permasalahan dapat teratasi dan saling menutupi kekurangan.
Ia juga mengatakan masing-masing anggota tim bertugas menangani empat sektor pekerjaan yaitu bagian Exterior (Ihsan, Junian, dan Fadhil), Interior (Salsabila dan Nurlita), Render (Ihsan dan Nurlita), dan Poster (Junia dan Salsabila).
“Penyatuan 5 orang yang memiliki banyak ide itu sangat sulit karena setiap orang mempunyai ide masing-masing. Rintangan yang paling berat adalah ketika detik-detik pengumpulan sebab penggunaan palet itu sangat fatal bagi sayembara interior sehingga kami harus mengganti seluruh cat dan render ulang. Untungnya kami diberi kesempatan untuk mengumpulkan tepat waktu”, pungkasnya. (ANR/ESP)