Pengetahuan, keterampilan, pertemanan, dan jaringan yang Saudara dapatkan selama berkuliah dan segala aktivitas penyertanya, sudah seharusnya menjadi modal awal untuk menjadikan Saudara, pribadi-pribadi yang semakin bermanfaat, yang siap meninggalkan jejak dan memberi dampak.
Untuk itu, Saudara tidak boleh lupa untuk terus mengembangkan diri. Memang, waktu kuliah terlalu lama untuk disia-siakan, namun, juga terlalu singkat untuk menjadikan Saudara sebagai pribadi yang paripurna. Apalagi masa depan ditandai dengan ketidakpastian dan perubahan yang cepat. Saudara harus siap menjadi pembelajaran sepanjang hayat. Kata menyerah kepada keadaan tidak ada dalam kamus pembelajar sejati. Tidak ada pilihan lain untuk menghadapi masa depan, kecuali menyiapkan dan menyesuaikan diri untuk bergerak bersamanya.
Saudara adalah pemilik masa depan. Mulai saat ini, jika Saudara belum melakukan, desainlah masa depan yang Saudara bayangkan.
Gajah Hitam
Masa depan yang merupakan perluasan masa kini, sangat mungkin sudah Saudara alami. Misalnya, dalam beberapa kasus, tidak terlalu sulit membayangkan apa yang saat ini terjadi dan masih ada serta berkembang dalam waktu 10 tahun ke depan. Peran teknologi informasi dan data dalam banyak sektor, misalnya, masih akan Saudara saksikan dan akan bereskalasi. Kemampuan Saudara untuk bidang ini juga harus terus diasah untuk memanen manfaat dari teknologi informasi dan memahami makna dari data yang ada.
Itu hanya contoh. Tentu, masih banyak hal lain yang harus Saudara hadapi. Masa depan yang dekat serupa dengan melihat gajah hitam di dalam kamar yang gelap. Saudara hanya mempunyai dua pilihan untuk ini: mengakui bahwa kita belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan serta mempelajarinya, atau berpura-pura tidak mengetahui dengan segala konsekuensinya.
Angsa Hitam
Tentu, horizon masa depan dapat menjangkau masa yang lebih jauh. Katakankan 10 sampai 20 tahun ke depan. Ini pun masih kepunyaan Saudara. Saat itu, sebagian besar dari Saudara berusia 30-40 tahun, usia emas dengan energi yang luar biasa.
Pada masa itu, kita yakin bahwa banyak hal yang berubah, tetapi masih sulit bagi kita untuk perubahan seperti apa yang akan terjadi. Masa depan ini masih bisa kita bayangkan, sampai tingkat tertentu.
Teknologi informasi tetap berkembang, tapi sulit membayangkan akan seperti apa, misalnya. Kita tahu bahwa banyak profesi yang mungkin akan sirna, tetapi yang mana, tidak selalu dapat dikira dengan pasti. Bisa jadi universitas juga sudah berubah model bisnisnya. Sangat mungkin apa yang kita pelajari saat ini, sudah tidak lagi relevan.
Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah tetap memasang antena sensitivitas dan selalu mengembangkan diri. Masa depan akan penuh dengan kejutan-kejutan yang berdampak hebat.
Kita harus siap menjadi pembelajaran cepat untuk merespons perubahan yang ada di masa depan. Masa depan ini serupa dengan angsa hitam, yang tidak dinyana, karena kita secara lumrah mengharap bertemu dengan angsa putih.
Ubur-ubur Hitam
Horizon masa depan masih bisa kita perjauh melampaui 20 tahun. Pada saat itu, sebagian kami yang ada di depan ini, sangat mungkin sudah tidak ada lagi di dunia. Tapi insyaallah Saudara akan berada dalam puncak karier.
Jemputlah masa itu dengan suka cita. Hal kecil yang Saudara lakukan mulai saat ini, bisa jadi akan Saudara panen dampaknya pada masa itu. Apa yang Saudara baca saat ini, sangat mungkin membentuk Saudara pada masa depan. Apa yang telah Saudara pelajari saat ini, bisa jadi akan semakin bermakna pada masa mendatang.
Ini serupa dengan ubur-ubur hitam, yang ketika beranak-pinak secara massif dapat merusak pembangkit listrik lepas pantai, termasuk reaktor nuklir.
Karenanya, jangan lelah untuk terus belajar. Jangan pernah remehkan kebaikan, meskipun kecil, karena bisa jadi itu akan berdampak dahsyat di masa yang akan datang. Begitu juga dengan keburukan kecil yang menjadi kebiasaan.
Sumber inspirasi:
Sardar, Z., & Sweeney, J. A. (2016). The three tomorrows of postnormal times. Futures, 75, 1-13.
Taleb, N. N. (2008). Black Swan: The Impact of the Highly Improbable. New York: Random House.
Disarikan dari sambutan Rektor pada Wisuda Universitas Islam Indonesia pada 31 Agustus 2019.