Universitas Islam Indonesia (UII) mewisuda 1.211 lulusan pada pelaksanaan wisuda UII Periode I TA 2019/2020, di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Sabtu (26/10). Wisudawan UII kali ini terdiri dari 4 doktor, 99 magister, 938 sarjana dan 170 ahli madya. Hingga kelulusan kali ini UII telah meluluskan 98.889 alumni dan telah berkarya di beragam sektor, baik di dalam maupun luar negeri.
Di hadapan wisudawan UII, Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D berpesan untuk dapat mempersiapkan diri menyambut masa depan. “Saudara tidak mungkin lari dari masa depan yang menghadang di depan. Cara paling bijak adalah mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan suka cita. Saudara harus terus mengasah diri untuk lebih siap menjemputnya,” tutur Fathul Wahid.
Menurut Fathul Wahid masa depan membutuhkan keterampilan yang berbeda. Oleh karenanya keterampilan masa depan yang sudah dimiliki harus terus digosok dan diasah, agar semakin ‘kinclong’ dan tajam. Selain kemampuan dalam bidang teknologi, menurutnya juga terdapat beberapa hal lain yang juga sangat penting. “Pertama, kreativitas sangat diperlukan di masa depan untuk mendesain perubahan dan memanen semua perkembangan yang ada. Kreativitas ini akan berbuat inovasi yang menghadirkan solusi untuk beragam masalah manusia,” paparnya.
Kedua menurut Fathul Wahid dengan menajamkan kecerdasan emosional. Banyak kejadian di sekitar yang membutuhkan sensitivitas yang membangkitkan empati. Empati dimaknai sebagai konsep relasional yang dibutuhkan ketika manusia berhubungan dengan lainnya. Kecerdasan emosional juga terkait dengan integritas dan kemampuan dalam bekerja sama.
“Di masa depan, selain harus bekerja mandiri dan berpikir independen, Saudara juga dituntut untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Bahkan, dengan orang yang mungkin tidak Saudara sukai, karena beragam alasan. Dalam situasi seperti inilah ketajaman kecerdasan emosional Saudara diuji,” tandasnya.
Fahtul Wahid menambahkan, kemampuan komunikasi interpersonal sangat diperlukan. Menyampaikan pesan dengan efektif dan membangun harmoni tidak mungkin dilakukan tanpa keterampilan ini. “Dalam komunikasi interpersonal, Saudara tidak hanya dituntut cakap dalam berbicara, tetapi juga lihai dalam mendengar,” pesan Fathul Wahid.
Selanjutnya yang Ketiga, di masa depan keterampilan berpikir analitis sangat diperlukan. Keterampilan ini dapat dihubungkan dengan pengambilan keputusan. Di sini kemampuan memilih dan memilah informasi menjadi sangat penting. “Hal ini sangat menantang ketika tantangan saat ini tidak lagi kemiskinan informasi tetapi kekayaan informasi yang dibarengi dengan kemiskinan atensi,” ungkapnya.
“Belum lagi ditambah kualitas informasi yang tidak mudah diases, apakah informasi tersebut valid, ataukah hanya merupakan hoaks yang dipercaya banyak orang. Kemampuan berpikir mandiri sangat diperlukan untuk memunculkan ide yang bermanfaat, membangun argumen, dan ujungnya adalah memecahkan masalah yang semakin kompleks,” Fathul Wahid menambahkan.
Sementara yang Keempat menurut Fathul Wahid, keterampilan dalam menginspirasi dan menggerakkan orang lain sangat diperlukan di masa mendatang. Inilah keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan di masa depan menjadi semakin menantang ketika kemajemukan menjadi sebuah fakta sosial yang harus diorkestrasi dalam sebuah simfoni. Apalagi ketika mobilitas manusia antarnegara tidak lagi menjadi hal yang istimewa
“Kepemimpinan masa depan haruslah bersifat inklusif dan mengayomi semua yang terlibat. Keterampilan kepemimpinan Saudara harus terus diasah. Masalah yang Saudara hadapi selama berkarya, sudah seharusnya menajamkan kurva pembelajaran Saudara,” terangnya.
Sementara Wakil Alumni UII, M. Insan Pratama dalam sambutannya mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses seumur hidup. Dengan wisuda bukanlah berarti kewajiban belajar telah usai. “Teruslah belajar dan asahlah pikiran-pikiran kalian. Pemerintah telah menyediakan fasilitas LPDP yang terbuka lebar. Beasiswa dari pemerintah negara asing juga terbuka. Semua fasilitas-fasilitas itu menganga dengan lebar. Alangkah mubazirnya jika tidak kalian manfaatkan,” ungkapnya di hadapan lulusan UII.
Insan Pratama yang saat ini sebagai Senior Associate at Assegaf Hamzah & Partners mengatakan bahwa ilmu Allah maha luas. Tentunya hal ini tidak bisa dijejalkan hanya dalam empat tahun kuliah. “Meskipun UII tidak dapat memberikan semua ilmu di dunia ini, namun UII telah mengajarkan kalian tentang pola pikir, visi, dan tentang nilai. Gunakanlah hal tersebut sebagai fondasi kalian melangkah,” pesannya.