Cilacs UII kembali mendapatkan pengakuan sebagai lembaga pendidikan bahasa asing yang bereputasi. Kali ini dalam IELTS Partner Annual Gathering 2019 yang diadakan British Council (BC), Cilacs UII menerima sertifikat apresiasi atas perolehan capaian pengguna IELTS test dalam tahun 2018-2019. Kegiatan berlangsung pada hari Jumat (20/9) di Shangri-La Hotel Jakarta. Selain memberikan penghargaan, pihak British Council juga memberikan berita-berita terbaru tentang dunia pendidikan di Inggris.

Read more

Mendidik generasi muda untuk cinta Al-Quran menjadi tanggung jawab setiap orang tua muslim. Untuk itu, kecintaan pada Al-Quran dalam diri setiap muslim harus ditanamkan sejak dini. Tentu banyak kemanfaatan yang dapat dipetik dengan cinta Al-Quran. Hal inilah yang dilakukan oleh kedua orang tua Abdulrahman dan Syifa. Keduanya merupakan alumni dari hafidz Qur’an 2018 salah satu stasiun televisi hadir untuk memberikan inspirasi kepada seluruh jamaah. Orang tua mereka juga turut hadir dalam talkshow tersebut.

Mereka hadir sebagai pembicara dalam Talkshow Generasi Qurani pada Minggu (22/9) di Masjid Ulil Albab UII. Acara yang mengangkat tema “Kudekap Mahkota Syurga Keluarga dengan Al-Quran” ini diselenggarakan Takmir Ulil Albab UII bekerjasama dengan Big Bang Center for Medical Islamic Activities.

Read more

Pemuda berperan penting membangun bangsa dan mengisi kemerdekaan. Khususnya lewat pendidikan, pemuda hendaknya mengasah kemampuan dan memperdalam keilmuannya. Yang tidak kalah penting adalah pendidikan moral dan adab. Sebab kedua hal itu menjadi pondasi dalam bersikap.
Hal inilah yang tergambar dalam Kajian Inspirasi Tabligh Akbar bertajuk “Pemuda Berdaya Global dan Kebangkitan Umat” pada Minggu (22/9) di Masjid Ulil Albab UII. Kajian dalam rangkaian acara Wonderful Muharram Fest yang diadakan oleh takmir Ulil Albab bersama dengan Big Bang Center for Medical Islamic Activities ini mengundang Ustadz Rendy Syahputra.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali memperluas kemitraan dengan institusi pendidikan dari negara lain. Pertengahan bulan September ini, bertempat di Politeknik Nilai Negeri Sembilan Malaysia (PNS), Rektor UII Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D dan Director of Politeknik Nilai, Let. Kol (PA) Haji Nazri bin Idris, BPC, CMILT menandatangani Agree Minutes of Meeting (AMM).

Read more

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII mengadakan Workshop Cerdas Spiritual bagi mahasiswa Excellent Community angkatan 2017. Workshop yang mengangkat tema “Menjadi Pribadi yang Memiliki Kemampuan Cerdas Spiritual di Masa Kini” ini menghadirkan narasumber Candra Malik. Ia merupakan seorang pribadi yang multitalenta, yakni sebagai sastrawan, wartawan, penulis, penyanyi, sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah. Kegiatan berlangsung di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito UII pada Sabtu (21/9).

Excellent Community terdiri dari mahasiswa – mahasiswi Penerima Beasiswa internal Universitas Islam Indonesia yang terdiri dari beasiswa Bidikmisi, Ungulan, Hafiz Al-Quran, Duafa, dan Baznas.

Read more

Penciptaan manusia sebagai makhluk yang sempurna di antara seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT bukan tanpa alasan. Di balik penciptaan tersebut Allah memiliki tujuan-tujuan. Karenanya memahami tujuan penciptaan diri menjadi hal yang penting untuk dipelajari.

Takmir Ulil Albab bersama dengan Big Bang Center for Medical Islamic Activities menggelar kegiatan dengan tema Wonderful Muharram Fest. Rangkaian kegiatan ini diisi dengan berbagai kajian menarik, salah satunya yakni Muslimah Talk.

Read more

Memantaskan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT terbuka lebar bagi siapa saja yang menghendakinya. Proses memantaskan diri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tentu terdapat hal-hal yang harus diperjuangkan dan butuh waktu dalam mengambil keputusan.
Inilah yang menjadi tema dalam Inspiring Talkshow yang juga menjadi salah satu rangkaian acara Wonderful Muharram Fest. Acara yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab UII bekerjasama dengan Big Bang Center for Medical Islamic Activities ini mengangkat topik “Memantaskan Diri tak Semudah Bermimpi” dengan menghadirkan pembicara Anandito Dwis dan Anisa Rahma.

Read more

Gelombang digitalisasi yang semakin masif menuntut universitas untuk selalu berbenah. Digitalisasi yang dibarengi disrupsi dinilai akan mengubah drastis lanskap aktifitas akademik dan peta proses bisnis universitas. Untuk tetap eksis dan bertahan di tengah era ini, diperlukan arah kepimimpinan universitas yang senantiasa adaptif dan responsif. Hal inilah yang kemudian mendorong Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) Tahun 2019.

Rakorja yang mengusung tema “Kolegial, Digital, dan Mondial” itu berlangsung di Hotel Eastparc, 21-22 September 2019. Para pesertanya merupakan pimpinan UII di tingkat universitas, fakultas, hingga program studi.

Read more

Bertempat di Gedung Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Kamis (19/09) Direktur Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII) sekaligus dosen Fakultas Ilmu Agama Islam UII Dr. Drs. H. Asmuni Mth. MA berhasil meraih gelar doktor. Ia meraih gelar itu pada ujian terbuka promosi doktor program doktor studi Islam UIN Sunan Kalijaga. Penelitian yang dilakukan Asmuni sendiri yaitu “Ijtihad Nau’i Sebagai Basis Nalar Hukum Islam (Telaah Proyek Pemikiran Muhammad Abu al-Qasim Hajj Hamad, 1942-2004)”.

Read more

Guru besar bukan sembarang guru. Ia adalah maha guru, guru dengan segala kelebihan dan kesaktiannya di bidang akademik. Sudah seharusnya jabatan ini ada dalam daftar harapan semua dosen Universitas Islam Indonesia.

Jangan salah mengira, kalau menjadi guru besar hanya merupakan pilihan personal. Bertambahnya cacah guru besar berarti juga bertambahnya daftar nama dengan kewenangan akademik tertinggi. Profil universitas insyallah pun ikut terdongkrak. Karenanya, peningkatan cacah guru besar juga mempunyai dimensi institusional.

Ijinkan saya dalam kesempatan ini berbagi harapan. Harapan ini dapat bersifat inspirasional yang menarik dari depan, dan sekaligus menjadi pemantik kesadaran kolektif sebagai kalimatun sawa, idealitas yang menyatukan. Idealitas kolektif ini bersifat motivasional, mendorong dari belakang.

Sebagai maha guru tentu bukan akhir cerita kehidupan akademik. Justru ini menjadi momentum untuk menyadarkan diri bahwa di pundak para maha guru, tersemat tanggung jawab yang semakin besar. Publik akademik Universitas Islam Indonesia berharap banyak terhadap para maha guru.

Maha guru sudah seharusnya menjadi insan akademik yang memberikan arah, pencetus awal, atau trend setter di bidang akademik. Karenanya, maha guru akan lebih sering melakukan refleksi yang dibentuk oleh pertautan antara konteks atau situasi sosial dan kepedulian personal.

Abu Hamid Al-Ghazali — yang di Barat dikenal dengan Algazel, dapat kita sitir untuk memberikan model peran.

Ketika berumur 34 tahun, Al-Ghazali diangkat menjadi maha guru pada bidang pemikiran Islam di Universitas Nizamiyyah di Baghdad yang didirikan oleh Nizam Al-Muluk, Perdana Menteri Seljuk. Universitas Nizamiyyah pada saat itu, dapat kita setarakan dengan Universiats Oxford di Inggris atau Uniersitas Harvard di Amerika, pada saat ini. Pada saat itu, Al-Ghazali adalah profesor termuda, yang diangkat setelah gurunya Al-Juwaini mangkat pada 1085.

Kuliah yang diberikan oleh Al-Ghazali diminati oleh banyak orang. Tidak jarang kuliahnya dihadiri oleh sekitar 300 orang. Namun, ketika Al-Ghazali mengira sudah mencapai segalanya dalam usia muda, dia justru merasa terdampar dalam krisis intelektual. Pengembaraan intelektualnya justru semakin kuat. Al-Ghazali pun mundur dari Universitas Nizamiyyah.

Karya-karya pemikir besar dilahap dan dikritisi. Al-Ghazali mempunyai misi besar: membebaskan pemikiran Islam dari filsafat Yunani. Pemikiran Al-Farabi dan Ibu Sina pun tidak lepas dari sasaran kritiknya. Hasil pengembaraan intelektualnya ini menghasilkan karya Tahafut al-Falasifah (Kekacauan Para Filsuf). Buku ini ditulisnya ketika berusia 36 tahun.

Satu tahun kemudian, pada 1095 ketika berusia 37 tahun, Al-Ghazali meninggalkan Baghdad untuk menunaikan ibadah haji. Baru lima tahun kemudian, pada 1100, ia dipanggil oleh Fakhr Al-Muluk untuk kembali mengajar di Universitas Nizamiyyah.

Ketika periode inilah, karya terbesar Al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din (Kebangkitan Ilmu Agama) dihasilkan. Kitab ini sangat komprehensif, merangkum beragama aspek etika dan merangsang pemikiran terhadap ajaran-ajaran Islam. Kitab ini, sampai saat ini masih menjadi salah satu kitab wajib di banyak pondok pesantren di Indonesia.

Al-Ghazali mangkat dalam usia masih muda, 53 tahun, dengan meninggalkan karya besar-besar. Jika saja Al-Ghazali tidak tekun merekam pemikirannya dalam bentuk tertulis, sangat mungkin kita saat ini kita tidak mengenalnya. Maha guru tidak akan lelah untuk terus menulis. Karena menulis adalah kerja untuk keabadian.

Dengan refleksi personal masing-masing, nampaknya tidak sulit menangkap beragam pelajaran dari kisah Al-Ghazali ini. Dari kisah ini, kita belajar bahwa maha guru selalu melakukan refleksi dan mempunyai mimpi besar, yang diwujudkan menjadi proyek personal yang tidak hanya dimulai, tetapi juga diselesaikan dengan ikhtiar terbaik.

Sambutan pada upacara penyerahan Surat Keputusan Guru Besar Prof. Muafi, seorang dosen Universitas Islam Indonesia, pada 20 September 2019.