Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) menyelenggarakan Kuliah Umum bertemakan “Masa Depan Ekonomi Indonesia Pasca Pilpres”. Kuliah umum yang dikhususkan bagi mahasiswa HI UII tersebut berlangsung pada Rabu (26/6) di Auditorium Fakultas Psikologi UII dengan pembicara Prof. Didik J. Rachbini, Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Pada acara ini juga disepakati kerjasama antara UII dengan INDEF yang ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Prof. Didik J. Rachbini selaku perwakilan dari INDEF. Kedua pihak sepakat bekerjasama di bidang pendidikan, riset dan pengembangan mahasiswa.

Read more

Peran seorang psikolog di Indonesia saat ini dituntut agar mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Tidak sekedar memiliki kemampuan yang baik namun juga harus bisa membangun kualitas hidup orang banyak. Hal ini disampaikan Drs. Fathul Himam, M.Psi., Ph.D., Psikolog selaku Anggota Majelis Psikologi Pusat (MPP) pada pengambilan sumpah profesi psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang ke-44. Sebanyak 10 wisudawan lulusan program studi Magister Psikologi Profesi (MAPRO) berpartisipasi dalam sumpah profesi yang dilaksanakan pada Sabtu (29/6) di Auditorium FPSB UII.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) mewisuda 1.015 lulusan pada pelaksanaan Wisuda Periode V Tahun Akademik 2018/2019 ini. Wisudawan terdiri dari 6 doktor, 133 magister, 861 sarjana, dan 15 ahli madya. Dengan wisuda yang berlangsung di Auditorium Abdulkahar Muzakkir pada Sabtu (29/6), UII telah meluluskan lebih dari 97.682 alumni, yang telah berkarya di beragam sektor, baik di dalam maupun luar negeri.

Read more

Pada wisuda ini, ijinkan saya memberikan dua pesan kepada Saudara, para wisudawan. Pesan pertama terkait dengan pengembangan diri Saudara. Pesan yang kedua berhubungan dengan bagaimana seharusnya menghargai orang yang berjasa terhadap pencapaian Saudara.

Pesan pertama: jadilah orang yang adaptabel

Perubahan lingkungan saat ini terjadi sangat cepat. Banyak hal yang kedaluwarsa dengan mudah. Apa yang kita pelajari beberapa tahun yang lalu, banyak yang sudah relevan untuk kebutuhan saat ini. Begitu pun, apa yang kita kuasai saat ini, sangat mungkin menjadi tidak cukup untuk bertahan dan berkembang dalam beberapa tahun mendatang.

Kurikulum yang ditinjau secara periodik dan metode pembelajaran yang senantiasa dikembangkan, adalah beberapa contoh bagaimana universitas merespons perubahan. Memang, perubahan tidak selalu membawa kita kepada keadaan yang lebih baik, namun, saya yakin Saudara sepakat bahwa untuk menjadi lebih baik sesuatu harus berubah.

Ketika berkarya, Saudara pun dituntut serupa. Saudara harus adaptabel dengan beragam perubahan yang ada dan amanah yang mungkin dititipkan. Saudara tidak mungkin lari darinya. Satu-satunya cara memenangkan persaingan dan mengatasi perubahan adalah dengan meningkatkan adaptabilitas.

Namun perlu dicatat dengan tinta tebal, bahwa menjadi adaptabel atau menjadi orang yang adaptif bukan berarti ‘mencla-mencle’, ‘pagi dele sore tempe’, atau tidak punya pendirian.

Adaptabel adalah soal kelenturan eksekusi, yang didasari dengan nilai-nilai, prinsip, yang kuat. Laksana pohon, akarnya menghunjam, dan cabangnya lentur untuk dapat menjulang tinggi. Kelenturan itulah adaptabilitas. Saudara bisa bayangkan, apakah mungkin sebatang pohon dapat menjulang tinggi, tanpa akar yang kuat dan cabang yang lentur?

Ada banyak indikasi seseorang bersifat adaptabel. Orang yang adaptabel akan terbuka dengan perubahan dan menyukai eksplorasi atau eksperimen. Selain itu, orang tersebut akan melihat peluang ketika yang lain melihatnya sebagai kegagalan.

Orang yang adaptabel selalu berusaha mencari solusi atas sebuah masalah. Jika solusi A tidak berjalan sesuai dengan rencana, dia akan mencoba solusi B, dan seterusnya. Dia tidak mudah mengibarkan bendera putih atau melempar handuk alias putus asa.

Selain itu, orang yang adaptabel terbiasa berpikir jauh ke depan. Dia tidak percaya dengan solusi ‘sapu jagad’, solusi tunggal untuk beragam masalah yang berbeda. Karenanya, dia bukan tipe orang yang mudah mengeluh, karena dia suka berbicara dengan dirinya alias melakukan refleksi mendalam.

Ciri orang yang adaptabel masih dapat kita perpanjang. Dia adalah orang dengan rasa ingin tahu yang tinggi, dalam arti positif. Karenanya, dia selalu belajar, mengembangkan dirinya. Dia mengikuti perkembangan yang ada.

Karena pengetahuan yang luas, orang yang adaptabel akan melihat hutan dan tidak hanya melihat pohon. Dia melihat sistem, dan tidak terjebak hanya dengan melihat komponen penyusun sistem.

Bisa jadi selama perjalanan, kegagalan akan menyertai. Tetapi, orang yang adaptabel tidak suka menyalahkan orang lain. Meski jika kesuksesan itu ada, dia tidak nyaman mengklaimnya sebagai hasil kerja sendiri. Selalu ada orang lain yang berandil dalam setiap kesuksesan.

Pesan kedua: jadilah orang yang pandai berterima kasih

Inilah pesan kedua saya. Dalam kesuksesan Saudara dalam menjalani studi terkandung kontribusi banyak orang, baik yang Saudara lihat dengan langsung, maupun yang secara senyap dilakukan tanpa Saudara ketahui.

Saudara mungkin melihat para dosen mendampingi dalam diskusi dan sahabat menemani dalam mengaji. Tapi jangan lupa, nun jauh di sana, di luar radar, orang tua tidak hentinya mengirimkan doa terbaik untuk Saudara. Tidak jarang mereka bangun malam dengan niatan yang mulia dan harapan tinggi agar Saudara menjadi pribadi yang cakap dan berwatak.

Seringkali, untuk memenuhi kebutuhan Saudara, orang tua membanting tulang, memeras keringat, dalam kadar yang mungkin di luar bayangan Saudara. Orang tua menjalaninya dalam diam, supaya Saudara tidak terlarut dalam suasana hati yang dapat mengganggu studi Saudara.

Banyak rahasia yang disimpan oleh orang tua Saudara, terkait dengan ikhtiar dan harapan tak terbatas mereka terhadap studi Saudara. Bisa jadi di sana, ada air mata yang terbendung, agar Saudara tidak ikut murung. Atau, tangis yang tertahan, karena orang tua ingin Saudara tetap bertahan. Atau, suara yang dibuat ceria di seberang sana, supaya Saudara hatinya tidak merana.

Bahkan, ayah seorang kawan saya ketika studi doktoral, menyembunyikan berita kematian ibunya di negara lain, untuk niatan mulia yang sama: supaya tidak mengganggu studi anaknya. Kematian ibunya diketahui beberapa bulan setelahnya, ketika kawan tersebut menengok keluarga dan diantarkan ke pusara ibunya. Pengorbanan orang tua yang luar biasa.

Karenanya, jangan lupa mengucapkan ungkapan terima kasih kepada orang tua Saudara. Rangkul dan cium mereka, jika mereka bersama Saudara di sini. Kirimi pesan bahagia, jika mereka, karena suatu hal, tidak bisa bergabung di kampus ini. Kirimi mereka doa terbaik setiap hari tanpa lelah, jika mereka sudah disayang Allah di alam kubur. Jadilah Saudara bagian amal jariyah bagi orang tua.

Saudara adalah kebanggaan mereka. Kesuksesan dan kebahagiaan Saudara merupakan harapan mereka. Mereka tidak mengharapkan balasan. Kasih orang tua kepada anaknya tidak berbatas waktu, sepanjang masa. Mereka hanya memberi, dan tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia. Saudara mungkin sayup-sayup teringat ungkapan di atas berasal dari syair lagu yang waktu kecil sering Saudara lantunkan.

Balasan apapun terhadap mereka tidak akan sanggup menyamai pengorbanan orang tua kepada Saudara. Karenanya selalu lengkapi dengan kiriman doa tanpa henti dan istikamah menjadi orang baik.

Tetaplah menjadi orang baik, yang keberadaannya dicari, kehadirannya dinanti, kepergiannya dirindui, kebaikannya diteladani, dan kematiannya ditangisi.

Disarikan dari sambutan rektor pada wisuda Universitas Islam Indonesia pada 29 Juni 2019.

 

Indonesia sering disebut sedang mengalami krisis energi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS, 2015), Indonesia mengalami kenaikan impor minyak mentah dari tahun 2011 sampai 2015. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengganti energi fosil menjadi energi terbarukan seperti biodiesel. Disamping itu, limbah ikan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Read more

Semakin berkembangnya bisnis pengolahan kulit ikan pari mendapat perhatian dari sejumlah mahasiswa UII. Kulit ikan pari selama ini menjadi bahan utama berbagai koleksi kerajinan bernilai jual tinggi. Sekelompok mahasiswa tersebut kemudian menciptakan sebuah inovasi alat penghalus kulit ikan pari. Alat yang dinamakan PRO-SMILE yang merupakan kepanjangan dari Press Rotation for Smoothing Stingray Leather ini bisa menjadi solusi yang dihadapi oleh UKM Fanri Collection Yogyakarta.

Tim PRO-SMILE terdiri dari berbagai disiplin ilmu, antara lain Damas Reza P (Teknik Industri), Natasya Mazida (Teknik Industri), Reskia Budi (Teknik Mesin), Hasan Mubarak (Teknik Elektro), dan Hesa Chikita Putri (Psikologi).

Damas Reza menjelaskan bahwa awal mula terciptanya alat ini berawal dari permasalahan yang terjadi di UKM Fanri Collection Yogyakarta. UKM yang bergerak dalam pembuatan kerajinan ini sering menghadapi kendala pengampelasan kulit ikan pari. Proses pengampelasan merupakan salah satu proses utama penentu keberhasilan dan kualitas dari produk yang dihasilkan.

Seperti disampaikan pemilik UKM Fanri Collection, Sulaiman bahwa proses pengampelasan tidaklah mudah. “Kulit ikan pari tidak bisa disamakan dengan kulit sapi karena teksturnya yang teranyam dan amat padat. Struktur semacam ini membuat kulit ikan pari kuat luar biasa, sekitar dua setengah kali kekuatan kulit sapi. Sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menghaluskannya”, ujarnya.

Sayangnya selama ini belum ada teknologi yang memadai untuk mengolah kulit ikan pari tersebut. Alat pengampelas kulit ikan pari yang digunakan Fanri Collection memerlukan waktu cukup lama sekitar satu jam untuk satu kali produksi. Proses pengampelasan juga memerlukan perlakuan khusus seperti tekanan yang harus rata pada kulit pari, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengerjakan proses ini. Hal tersebut menghambat proses produksi sehingga produksi tidak bisa menghasilkan kerajinan dalam jumlah yang banyak.

Bentuk inovasi alat pengampelas yang dilakukan secara berkelanjutan yaitu press rotation tabung ampelas. “Sebuah proses penghalusan yang memanfaatkan perputaran tabung untuk mempermudah penghalusan kulit pari. Tabung ampelas tersebut dihubungkan ke sebuah motor listrik agar dapat berputar. Keuntungan yang didapat adalah membantu menghaluskan kulit pari dengan mudah, aman, dan berkapasitas besar. Ini akan meningkatkan kualitas dan produktifitas UKM”, pungkas Damas.

Sebagai universitas swasta nomor wahid, Universitas Islam Indonesia (UII) terus menjaga konsistensi budaya mutu. UII telah menginisiasi penjaminan mutu untuk lembaga pendidikan tinggi sejak tahun 1999, jauh sebelum pemerintah mewajibkannya di tahun 2003. Guna mempertahankan komitmen tersebut, Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) pada hari Rabu (26/6), di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII. Rapat yang dihadiri oleh pimpinan di level universitas dan fakultas, kepala badan serta para direktur tersebut membahas tentang hasil monitoring dan evaluasi pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE) pada semester ganjil 2018/2019.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam rangka studi banding pada Selasa (25/6). Dipimpin oleh Kepala UPT Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UMM, Dr. Saiman, M.Si., rombongan UMM diterima oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan dan Alumni/Ketua Umum PMB UII, Dr. Drs. Rohidin, M.Ag., di Gedung Rektorat.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) mendapat kunjungan dari Prof. Neil Towers dan Nadine Suklowski dari University of Gloucestershire, Inggris pada Senin (24/6). Kunjungan tersebut dalam rangka mengevaluasi capaian dan perkembangan UII terkait pelaksanaan program Erasmus+ GITA (Growing Indonesia a Triangular Approach).

Erasmus+ GITA merupakan program peningkatan kapasitas kewirausahaan sivitas akademika UII. Program ini dijalankan untuk mendorong program-program Inkubasi Bisnis Mahasiswa (IBISMA) dan menguatkan kurikulum yang fokus pada kewirausahaan. Dimulai di UII pada tahun 2018 dan tahun ini merupakan tahun kedua untuk mengevaluasi perkembangan program yang sudah dijalankan selama satu tahun ini.

Read more

Publikasi naskah dari suatu penelitian bagi kebanyakan civitas akademika menjadi hal yang lumrah dilakukan. Pasalnya publikasi naskah ini menjadi syarat untuk memperoleh gelar terutama pada strata pendidikan magister dan doktoral. Kemampuan dalam menyesuaikan jurnal yang sesuai dengan naskah yang telah dikerjakan agar dapat terpublikasi di jurnal tersebut. Merespon hal tersebut, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pelatihan program “Publishing in Academic Outlet” pada 24-28 Juni 2019.

Program ini merupakan hibah dari Erasmus+ yaitu program peningkatan mutu sumber daya manusia perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara. UII menjadi penyelenggara program Erasmus+ REPESEA di Indonesia bersama dengan Universitas Gadjah Mada.

Read more