Dalam rangka menyemarakkan Milad Universitas Islam Indonesia (UII) yang ke-74, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) mengadakan Pelatihan Etos Kerja Islami bagi Tenaga Kependidikan (Tendik). Bertempat di Ruang Sidang FIAI UII, Kamis (2/3). Hadir sebagai narasumber tunggal Guru besar emeritus UGM Prof. Djamaluddin Ancok, Ph.D.
Di awal materinya, Ancok mengingatkan bahwa tiket masuk surga sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW ada tiga; Pertama, ilmu yang bermanfaat, lalu sedekah jariyah. Ketiga, anak shalih. “Ingat, ciri anak shalih itu tidak ngantuk saat mendengarkan ceramah (materi pelatihan),” candanya untuk mengugah semangat para peserta pelatihan.
Bagi Ancok, setiap elemen di FIAI harus sadar bahwa dunia terus berubah. Oleh karena itu, harus inovatif dalam performa dan pelayanan. Apalagi dalam sebuah universitas yang pelanggan utamanya adalah mahasiswa. Dia menambahkan bahwa di UII para pegawainya ‘dibayar’ mahasiswa. “Di luar negeri banyak universitas tutup karena tidak ada mahasiswa,” tuturnya. Karenanya, mahasiswa supaya nyaman harus diberikan pelayanan terbaik.
Ancok juga menasihatkan bahwa dalam konteks manajemen yang baik yang perlu diutamakan adalah teamwork (kerjasama). Artinya, saling menolong bila ada unit lain yang sedang super sibuk meskipun bukan job deskripsinya secara langsung. Hal ini, menurutnya, sesuai dengan konsep Islam yaitu tolong-menolong dalam kebaikan. “Jadi tidak terkotak-kotak,” tegasnya.
Tidak kalah pentingnya, Ancok menyampaikan bahwa bersikap ramah dengan selalu tersenyum sangat penting dalam pelayanan. “Apalagi tersenyum adalah perintah agama,” tuturnya. “Bayangkan kalau ada mahasiswa yang saat parkir saja sudah tidak diperlakukan dengan ramah maka rusaklah image fakultas,” tambahnya. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan Total Quality Management (TQM) dalam pelayanan terbaik.
Selanjutnya, Ancok juga mengungkapkan bahwa untuk menciptakan work engagement (keterlibatan dalam bekerja) perlu diperhatikan 3 hal. Pertama, meaning yaitu bagaimana semua tendik merasa melakukan sesuatu yang bermakna. Kedua, membership yaitu semua elemen diposisikan sebagai anggota kerja (kekeluargaan). Ketiga, mastery of work yaitu bertambahnya pengetahuan dengan pekerjaan yang dilakukan.
Acara pelatihan dibuka secara resmi oleh Dekan FIAI Dr. Tamyiz Mukharrom, MA. Dalam sambutannya dia menyampaikan bahwa dalam rangka menghadapi persaingan global dibutuhkan upaya perbaikan kualitas layanan. “Dengan training etos kerja islami ini bukan berarti sekarang tidak islami namun supaya yang sudah baik menjadi lebih baik,” tuturnya.